Haruskah Menunggu Hutan Menjadi Legenda?
Pernahkan anda mendengar ada hari-hari internasional yang diperingati pada waktu yang sama? Tahukah anda bahwa setidaknya lebih dari tujuh hari internasional dirayakan di berbagai belahan dunia pada tanggal yang sama? Pada saat ini terdapat 115 hari internasional yang diproklamirkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tanggal 21 Maret merupakan hari yang cukup populer dikarenakan beberapa peringatan terjadi pada hari tersebut. Salah satunya adalah Hari Hutan Internasional.
Pada bulan November 1971 dalam pertemuan petinggi-petinggi Konferensi Organisasi Pangan dan Pertanian di sesi ke – 16 memberikan suara untuk menetapkan “Hari Hutan Sedunia” pada tanggal 21 Maret. Dari 2007-2012, the Center for International Forestry Research (CIFOR) mengadakan rangkaian acara Hari Hutan selama enam hari bersamaan dengan pertemuan tahunan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Konferensi Perubahan Iklim. CIFOR menyelenggarakan acara ini untuk bekerja sama dengan anggota lain dari the Collaborative Partnership on Forests (CPF). Setelah Hari Hutan Internasional pada 2011, Hari Hutan Internasional ditetapkan dengan resolusi Majelis Umum PBB pada 28 November 2012.
Peringatan ini dirayakan setiap tahunnya untuk saling berbagi mengenai visi misi kehutanan dan kaitannya dengan perubahan iklim di seluruh dunia serta strategi yang harus dilakukan. Setiap tahunnya, 13 juta hektare hutan (luas yang kurang lebih sama dengan luas negara Inggris) menghilang dari muka bumi. Bersamaan dengan hilangnya hutan, hilang pula ekosistem yang ada di dalamnya, termasuk spesies tumbuhan dan hewan langka. 80% keanekaragaman hayati berdiam di hutan. Deforestasi menyebabkan 12 hingga 18 persen emisi karbon dunia tidak terserap, dan nilai tersebut setara dengan emisi karbon dari transportasi di seluruh dunia. Hutan juga merupakan media sekuestrasi karbon yang utama. Selain ekosistem, populasi manusia terutama masyarakat adat di sekitar hutan sangat bergantung pada hasil hutan non-kayu untuk penghidupan mereka.
Lantas bagaimana dengan peran hutan di negara kita tercinta ini terhadap dunia? Hutan Indonesia merupakan hutan yang menduduki urutan ketiga terluas di dunia dengan hutan tropis dan sumbangan dari hutan hujan (rain forest) Kalimantan dan Papua. Menurut data Forest Watch Indonesia (FWI), sebuah lembaga independen pemantau hutan Indonesia, sejumlah 82 hektare luas daratan Indonesia masih tertutup hutan. Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dijadikan ibukota paru-paru dunia oleh Komite Perdamaian Dunia dikarenakan hutan Kalimantan menyediakan udara sejuk bagi masyarakat dunia. Usai acara penandatanganan Kalteng sebagai ibukota paru-paru dunia di Palangkaraya, Presiden Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani, mengatakan predikat ini seharusnya membuat Kalteng bangga sebagai satu-satunya ibukota paru-paru dunia. Ini merupakan satu prestasi membanggakan mengingat hutan merupakan salah satu pendukung yang sangat penting bagi keseimbangan alam. Hutan tropis di Indonesia menyimpan banyak potensi energi mikrobiologi yang sangat diperlukan dunia.
Melihat pentingnya hutan bagi masa depan, sangat disayangkan laju kehilangan hutan di Indonesia begitu cepat. Data kehilangan tutupan pohon tahun 2015 yang diolah oleh Laboratorium Global Land Analysis & Discovery (GLAD) dari Universitas Maryland, menunjukkan bahwa kehilangan tutupan pohon di Indonesia masih tinggi antara tahun 2001 dan 2015.
Kehilangan tutupan hutan di Indonesia meningkat tajam di tahun 2012, yakni seluas 928.000 hektar (2,3 juta acre). Angka ini kemudian turun secara signifikan pada 2013 dan kemudian meningkat kembali pada 2014 dan 2015, yakni masing-masing seluas 796.500 hektar (2 juta acre) dan 735.000 hektar (2,8 juta acre). Keberadaan hutan sangat penting bagi keberlangsungan ekonomi Indonesia dan menjadi benteng terakhir untuk memitigasi bencana lingkungan dan iklim global.
Menyadari hal tersebut Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan Indonesia dan Iklim Global memberikan dukungan penuh kepada Presiden Indonesia untuk melanjutkan komitmen perlindungan hutan dan ekosistem gambut dengan basis hukum yang lebih kuat. Enam langkah strategis yang dapat menjadi indikator positif dan kuat serta terukur dari Pemerintah Indonesia kepada dunia sebagai wujud komitmen menghentikan laju pengrusakan hutan hujan tropis :
- Menyusun Peta Jalan Indonesia Menuju Bebas Deforestasi Tahun 2020;
- Membuat Rencana Aksi Indonesia Menuju Bebas Deforestasi Tahun 2020;
- Memantau jalannya implementasi dari Rencana Aksi Menuju Indonesia Bebas Deforestasi Tahun 2020;
- Mempercepat terbitnya Kebijakan Satu Peta;
- Melakukan evaluasi perizinan terintegrasi;
- Melakukan penegakan hukum dan penyelesaian sengketa alternatif.
Hutan lestari adalah salah satu pendukung paling penting untuk menjaga keseimbangan alam. Semakin maju peradaban bukan berarti bumi ini semakin baik, emisi karbon, pemanasan global dan pengalih fungsi hutan terus bertambah. Untuk itu seluruh lapisan masyarakat harus saling bersinergi untuk bersama-sama menjaga hutan.
Ayo bantu kurangi kerusakan hutan!
Sumber:
- “International Day of Forests,” United Nations General Assembly, November 28, 2012.
- Holmgren, Peter. 2013, March 21. “Sharing positive views about forests and trees on the International Day of Forests,” CIFOR. Accessed: March 21, 2013.
- “21 Reasons To Celebrate The Value Of Trees In Honor Of International Day Of Forests”. Huffington Post. Retrieved 21 November 2014.
- “International Day of Forests,” FAO.org. Accessed: March 20, 2015.
- “Reforestation: the easiest way to combat climate change”. UN Department of Social and Economic Affairs.
- “History of Forest Day”. CIFOR. Archived from the original on September 5, 2010.
- Laboratorium Global Land Analysis & Discovery (GLAD) dari Universitas Maryland
- http://indonews.id/artikel/18022/Kalimantan-Tengah-Dinobatkan-Sebagai-Ibukota-Paru-Paru-Dunia/
- https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2012/01/120125_hutankalimantan
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/01/12/bagaimana-hutan-indonesia-sebagai-paru-paru-dunia-di-masa-depan
Sumber Foto Utama : alive.com
Tulisan Oleh Andi Muhammad Nur (AM – 010 – Gemuruh Langit)