Mendaki Gunung Abang
Gunung Abang adalah gunung tertinggi ketiga di Bali, setelah Gunung Agung dan Gunung Batukaru. Tingginya 2.152 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namanya kalah tenar dibandingkan dengan Gunung Batur, gunung … Read More
Gunung Abang adalah gunung tertinggi ketiga di Bali, setelah Gunung Agung dan Gunung Batukaru. Tingginya 2.152 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namanya kalah tenar dibandingkan dengan Gunung Batur, gunung … Read More
Salah satu gunung yang ada di Bali adalah Gunung Catur. Merupakan gunung tertinggi keempat di Pulau Dewata. Tingginya 2.096 meter dari atas permukaan laut (mdpl). Namanya tidak begitu dikenal, bahkan … Read More
Udara pagi itu mengirim aroma tanah basah sisa hujan semalam. Juga aroma biji-biji kopi yang disangrai di perapian. Banyak kepingan yang menyusun mosaik Wae Rebo : mata air, hutan tropis, kopi, madu, tradisi, arsitektur bangunan, sistem kekerabatan, sistem kepercayaan, dan perjalanan zaman.
Pepohonannya beraneka ragam, lebat dan rapat. Berbagai jenis burung, monyet, rusa, babi, sampai kucing hutan masih menjadikannya sebagai rumah. Inilah Batukaru, gunung tertinggi kedua di Pulau Bali.
Melihat pentingnya hutan bagi masa depan, sangat disayangkan laju kehilangan hutan di Indonesia begitu cepat. Data kehilangan tutupan pohon tahun 2015 menunjukkan bahwa kehilangan tutupan pohon di Indonesia masih tinggi.
Setelah memasang point di dua titik tersebut, pukul 12.00 WIB kami kembali ke titik kumpul lagi untuk makan siang bersama. Sekitar pukul 14.00 WIB kami mencari point yang sudah dipasang oleh kelompok lain. Kami kebagian mencari point kepunyaan kelompok 5 yaitu point 9 dan point 10.
Saat ini, mungkin uang dapat membeli air bersih, tapi itu tidak akan selamanya. Air bersih yang dibeli, hanya menunggu waktu untuk tercemar. Mata air yang terus mengalir, hanya menunggu waktu untuk kering. Kecuali hanya jika kita mau merubah pola pikir dan gaya hidup kita. Gunakan air sebijak mungkin. Jaga kelangsungan sumber-sumber air yang dimiliki.
“Abu Kamil,” ujar orang yang baru kukenal ini. Kemudian ia mengulurkan tangannya. “Tadi pagi Pak Aswin bilang kalau akan ada tamu yang mau masuk ke dalam, dan saya disuruh menjemput … Read More
Saya menyapa pak tua yang berkopiah itu dengan sapaan Teungku. Entah Teungku apa, seperti kebanyakan pemuda memanggilnya. Saya sebut saja Teungku Krueng Meureubo, dan itu bukan namanya. Di antara pekat … Read More