Tebing Cadas Gantung : Potensi Wisata Alam yang Terabaikan

Related Articles

Selama ini, para pemanjat di Bandung terbiasa melakukan panjat tebing di daerah Padalarang dan Gunung Batu saja. Ternyata, di salah satu sudut Kabupaten Bandung masih terdapat sebuah lokasi panjat tebing yang cukup menantang untuk kegiatan wisata alam. Nama tebingnya adalah Cadas Gantung.

Tebing Cadas Gantung

Lokasi olahraga ekstrim ini berada di Desa Cilame, Kecamatan Kuta Waringin, Kabupaten Bandung. Akses menuju lokasi ini sangat mudah karena berada cukup dekat dari Jalan Raya Soreang – Ciwidey. Bahkan tebing ini terlihat dengan jelas dari lokasi jalan raya tersebut, dengan ciri khas batu berwarna perpaduan antara kuning dan putih.

Hari Minggu kemarin, 19 Februari 2012, enam orang anggota Astacala melakukan perjalanan ke lokasi tersebut, termasuk mencoba olah raga panjat tebing di lokasi yang masih jarang dijamah oleh para pemanjat. Dalam perjalanan menuju kaki tebing, ternyata banyak hal menarik yang ditemukan. Beberapa di antaranya bahkan terbilang cukup unik.

Kondisi Tebing

Tebing Cadas Gantung merupakan tebing alam dengan batuan andesit sebagai penyusunnya. Ketinggian tebing ini bervariasi, antara 15 hingga 30 meter. Di tebing ini juga sudah terpasang hanger (pengaman) untuk jalur pemanjatan sport. Sudah ada beberapa jalur sport yang terpasang di lokasi ini. Pada saat ditemui, kondisi hanger-hanger tersebut masih dalam keadaan sangat baik. Tebing dengan lebar sekitar 60 meter ini memiliki bentukan yang tegak (face), dengan overhang (miring) di bagian atasnya. Hal ini membuat  tebing ini seperti mempunyai “kanopi” di bagian atasnya.

Bagian atas tebing merupakan hutan yang masih terbilang liar. Menurut informasi dari warga sekitar, masih terdapat gerombolan kera yang tinggal di hutan tersebut.

Tebing ini terbilang cukup jarang dipakai untuk olahraga panjat tebing. Menurut penuturan warga dan Pak RT saat ditemui, tebing ini terakhir kali dipanjat tiga bulan sebelumnya. Dalam setahun, paling hanya sekali atau dua kali saja ada yang datang untuk memanjat tebing tersebut. Hal ini disebabkan kurang dikenalnya tebing Cadas Gantung ini di kalangan pemanjat tebing. Juga kurangnya perhatian dari pihak-pihak terkait guna mengembangkan potensi daerah setempat.

Salah satu kendala dalam melakukan pemanjatan di tebing ini adalah kondisi lantai (ground) yang berupa sawah. Sehingga setiap belayer disarankan untuk memakai pengaman (cowstail).

Tebing ini menghadap ke arah timur, dengan pemandangan kota Soreang manakala cuaca sedang cerah. Matahari hanya akan terasa di pagi hari saja. Sebelum pukul 11.00 siang, matahari sudah tertutup kanopi tebing.

Untuk base camp,berhubung di lokasi ini tidak ada lahan kosong untuk mendirikan tenda, dapat menggunakan saung yang berada di tengah sawah, sekitar 30 meter dari tebing. Pemilik sawah dan saung tersebut adalah Pak Maman. Sebaiknya meminta izin terlebih dahulu sebelum melakukan pemanjatan. Beliau orangnya ramah dan baik.

Potensi Wisata : Keunikan dan Keindahan Lokasi

Tebing Cadas Gantung berada di lembahan sebuah bukit, dengan sawah sengkedan di sepanjang lerengnya. Hal ini membuat pemandangan dari lokasi tebing semakin memberikan ciri khas Jawa Barat yang berbukit-bukit dengan sawah sengkedan di sekitarnya. Suara bising jalan raya hampir tak terdengar sama sekali, padahal lokasinya hanya beberapa ratus meter dari Jalan Raya Soreang – Ciwidey.

Hal yang paling unik dari tebing ini adalah adanya “hujan abadi” yang turun dari ujung kanopi tebing. Hujan ini berasal dari mata air dan akar pohon di hutan yang ada di atas tebing.Meskipun cuaca kemarau panjang, ”hujan” ini akan terus ada. Lokasi tetesan air ini hanya beberapa meter saja dari tebing.

Sekitar 50 puluh meter di depan tebing, terdapat sungai kecil yang dimanfaatkan oleh warga untuk mengairi sawah. Suara air sungai yang gemercik memberikan suasana pedesaan yang alami yang tenang dan teduh. Tepat di sebelah sungai ini, terdapat punggungan bukit yang mengapit lembahan tempat Tebing Cadas Gantung berada. Mungkin hal inilah yang meredam suara bising kendaraan dari jalan raya.

Beberapa ratus meter kemudian, tepatnya di tepi jalan raya, terdapat Sungai Ciwidey yang mengalir dengan deras. Menurut informasi, sungai ini pernah dipakai untuk olah raga arung jeram. Dan di atas sungai tersebut, terdapat sebuah jembatan tua, bekas kereta api yang telah beralih fungsi menjadi sarana penyeberangan warga. Bagi yang suka fotografi, jembatan ini layak untuk dipertimbangkan. Terlalu sayang untuk dilewatkan.

Hutan di atas tebing masih liar dan dihuni oleh segerombolan kera. Uniknya, kera-kera tersebut tidak pernah mengganggu tanaman warga di sekitarnya, apalagi sampai mengganggu warga. Kecuali jika diganggu terlebih dahulu oleh manusia. Konon, menurut cerita warga, terdapat kera putih yang menjaga lokasi tersebut. Kera tersebut merupakan kera jadi-jadian yang menjadi penunggu hutan dan Tebing Cadas Gantung. Mungkin kisah inilah yang membuat keberadaan hutan, tebing, dan kera-kera tersebut masih tetap terjaga kelestariannya.

Saran Jika Ingin Melakukan Pemanjatan

Mengingat lokasi tebing yang dikelilingi sawah, tanpa ada ruang untuk sekedar menggelar alat, persiapkan pengaman dengan baik. Peralatan yang tidak perlu lebih baik ditaruh di saung yang berada di dekat lokasi. Persiapkan alas kaki, seperti sandal jepit atau sepatu boot. Tidak disarankan untuk  menggunakan sepatu biasa.

Berhati-hatilah melangkah, karena jika salah melangkah, dapat merusak pematang sawah. Minimalisir pergerakan sepanjang pematang sawah untuk mengurangi kerusakan. Maklum, Anda sedang bertamu dan tidak bayar.

Persiapkan payung, khususnya buat kamera. Karena ada hujan abadi di sini.

Jika menemukan kawanan kera sedang turun dari atas tebing, jangan sesekali mengganggu mereka. Karena menurut penuturan warga, kera-kera tersebut tidak akan mengganggu jika mereka tidak diganggu terlebih dahulu.

Tulisan oleh  Bolenk Astacala

Comments

  1. Minggu ini rencananya mau kesana lagi.
    berangkat sabtu sore.
    Tujuan : menuntaskan rasa penasaran,kemarin cuma sempat nyoba satu jalur doang.
    Ada yang mau gabung?
    Soal foto,ntar nyusul..
    tadi malam coba upload,error mulu..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Menarik

Selamat Memasuki Bulan Suci Ramadhan

Keluarga Besar ASTACALA Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam STTTelkom Mengucapkan Mohon Maaf Lahir Bathin & Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Bagi Seluruh Umat Muslim di DuniaSemoga Seluruh amal yang kita perbuat...

Temu Wicara Kenal Medan XXIII

Temu Wicara Kenal Medan atau yang biasa disingkat TWKM merupakan forum tertinggi mahasiswa pecinta alam (Mapala) tingkat perguruan tinggi se-Indonesia yang biasa diadakan setahun...

Perjalanan Si Bolenk (Episode 3: Pemanjatan Tebing Parang Ndog)

Panas matahari terik yang membakar kulit menyambut kehadiran kami di pantai selatan Yogyakarta itu. Saya tak menyangka laut di sini masih begitu bersih dan...