Topik ini saya lempar kemari karena kejadian yang saya alami baru2 ini. Ketika itu saya penasaran dengan beberapa orang porter di Stasiun Gambir yang berjalan di rel, kemudian tiba2 menghilang.. setelah saya cari ternyata banyak dari mereka yang beristirahat di balik apron, persis di samping rel. Disana mereka ada yang ngopi, baca koran, atau menelpon.
Kebetulan bawa kamera, saya sempatkan untuk membuka perbincangan, mencairkan suasana. Ada tanggapan positif, dan saya putuskan untuk mengambil beberapa gambar. Waktu sempit. Tidak banyak pertimbangan teknis foto ketika ambil gambar, disertai rasa was was.
Ketika kemudian saya coba ambil gambar dari sudut yang lain tiba-tiba seseorang dari kejauhan berteriak dan memberikan kode dengan tangannya untuk tidak mengambil gambar. Kemudian dari arah lain seorang berpakaian rapi dan muka sangar ikutan berteriak,
" Mas, jangan difoto. Ngga enak nanti masuk koran !! ".
" Ya pak ..", jawab saya.
Saat itu juga saya langsung simpan kamera lalu masuk kereta tujuan Bandung itu.
Mohon pertimbangan teman2 ketika menghadapi situasi seperti ini. Disaat moment bagus dan sayang untuk dilewatkan, tetapi etika mengatakan lain.
Satu lagi agak lain situasinya, foto candid.. tapi subject sempat liat kamera.
Sensitive Object : Human
- limasembilan
- astacala.org addict
- Posts: 476
- Joined: Tue Oct 25, 2005 10:58 pm
- Location: Desa Terakhir
- Contact:
-
- astacala.org addict
- Posts: 555
- Joined: Sun Sep 25, 2005 9:25 am
- Location: Ciledug-TGR
- Contact:
ini disebut street photographi Ka. saya lagi serius belajar model fotografi yang kayak gini, makanya kurang minat juga melayani diskusi kalian hasil dari Gede kemarin he...he... (apalagi karena memang dihasilkan oleh kamera yang bagus2, jadi kalau memang ga bagus ya keterlaluan...)
inti dari SP ini adalah kecekatan membaca suasana, masalah teknis harusnya tidak lagi menjadi hal yang dibicarakan di sini tapi lebih pada konten dari foto itu sendiri.
harusnya ga perlu minta ijin dulu untuk memotret, sebab kebanyakan SP adalah dari hasil foto candid dan BW. Untuk belajar SP memang harus terlebih dahulu menguasai teknik dasarnya, sebab pada saat dilapangan dibutuhkan kecepatan dalam membaca suasanya. jadi beda banget dengan foto alam seperti di Gede itu. Kalau di Gede mungkin tidak perlu kecepatan tinggi dalam menyeting kamera sesuai dengan kebutuhannya.
menarik juga dapat moment seperti itu Ka.
inti dari SP ini adalah kecekatan membaca suasana, masalah teknis harusnya tidak lagi menjadi hal yang dibicarakan di sini tapi lebih pada konten dari foto itu sendiri.
harusnya ga perlu minta ijin dulu untuk memotret, sebab kebanyakan SP adalah dari hasil foto candid dan BW. Untuk belajar SP memang harus terlebih dahulu menguasai teknik dasarnya, sebab pada saat dilapangan dibutuhkan kecepatan dalam membaca suasanya. jadi beda banget dengan foto alam seperti di Gede itu. Kalau di Gede mungkin tidak perlu kecepatan tinggi dalam menyeting kamera sesuai dengan kebutuhannya.
menarik juga dapat moment seperti itu Ka.
Re: Sensitive Object: HUMAN
menurut gw ada hal yang wajar ketika obyek foto ( apalagi manusia ) ada kekhawatiran atau ketidak sukaan untuk (takut) di publikasikan, terlebih untuk kepentingan yang komersil. jadi menurut gw untuk obyek yang satu itu sebisa mungkin meminta persetujuan baik untuk proses pemotretannya ataupun proses publikasinya.limasembilan wrote:Topik ini saya lempar kemari karena kejadian yang saya alami baru2 ini. Ketika itu saya penasaran dengan beberapa orang porter di Stasiun Gambir yang berjalan di rel, kemudian tiba2 menghilang.. setelah saya cari ternyata banyak dari mereka yang beristirahat di balik apron, persis di samping rel. Disana mereka ada yang ngopi, baca koran, atau menelpon.
Kebetulan bawa kamera, saya sempatkan untuk membuka perbincangan, mencairkan suasana. Ada tanggapan positif, dan saya putuskan untuk mengambil beberapa gambar. Waktu sempit. Tidak banyak pertimbangan teknis foto ketika ambil gambar, disertai rasa was was.
Ketika kemudian saya coba ambil gambar dari sudut yang lain tiba-tiba seseorang dari kejauhan berteriak dan memberikan kode dengan tangannya untuk tidak mengambil gambar. Kemudian dari arah lain seorang berpakaian rapi dan muka sangar ikutan berteriak,
" Mas, jangan difoto. Ngga enak nanti masuk koran !! ".
" Ya pak ..", jawab saya.
Saat itu juga saya langsung simpan kamera lalu masuk kereta tujuan Bandung itu.
Mohon pertimbangan teman2 ketika menghadapi situasi seperti ini. Disaat moment bagus dan sayang untuk dilewatkan, tetapi etika mengatakan lain.
Satu lagi agak lain situasinya, foto candid.. tapi subject sempat liat kamera.
bisa saja untuk menghilangkan moment tampak tidak natural bisa saja di poto dulu baru didiskusikan dengan memberi lihat hasil jepretannya dan kemudian meminta persetujuannya.
mungkin hal-hal tersebut bisa di abaikan bila hasil pemotretan tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai orangya ---- misalkan di ambil dari belakang atau tidak tampak wajahnya, dll
- limasembilan
- astacala.org addict
- Posts: 476
- Joined: Tue Oct 25, 2005 10:58 pm
- Location: Desa Terakhir
- Contact:
Iya Jim, kalo minta ijin dulu kadang momentnya lewat dan ekspresi atau suasana subjectnya kurang alami. Pokonya sebisa mungkin sih spontan gt.Jimbo wrote:...
harusnya ga perlu minta ijin dulu untuk memotret, sebab kebanyakan SP adalah dari hasil foto candid dan BW. Untuk belajar SP memang harus terlebih dahulu menguasai teknik dasarnya, sebab pada saat dilapangan dibutuhkan kecepatan dalam membaca suasanya. jadi beda banget dengan foto alam seperti di Gede itu. ....
menarik juga dapat moment seperti itu Ka.
Aku upload di FN dibilang orang gelap lah, under, langitnya over, dll. Padahal dapetnya musti ngadepin resiko dikeroyok preman stasiun hihihi
Makanya suka kamera HP karena bisa candid tanpa keliatan mencolok.
- limasembilan
- astacala.org addict
- Posts: 476
- Joined: Tue Oct 25, 2005 10:58 pm
- Location: Desa Terakhir
- Contact:
- Kebluk
- astacala.org maniac
- Posts: 125
- Joined: Sat Jan 28, 2006 10:52 am
- Location: banten, jkt, meulaboh, sabang
- Contact:
backgroundnya keren. di braga emang banyak hal menarik untuk diabadikan, ya...limasembilan wrote:Seorang bapak pemulung berisirahat bersama keluarganya di kawasan Braga.. sabtu kemarin.
...kesulitan: jalan rame, ngambil gambar dari jauh supaya alami. Tapi mobil berseliweran ga berhenti2 selama kurang lebih 10 menit.. nungguin deh.
jadi ngambilnya dari seberang jalan?
mantap pak..Kopet wrote:Ikutan..
Lokasi : Pasar Gede,Solo
but IMHO, pantat mobil sebelah kanan itu mengganggu frame,ada baiknya di crop (tapi ini mengganggu objek utama). ato pengambilang frame nya tidak horizontal tapi vertikal,jadi objek utama tampak penuh, dan angle nya di geser dikiit ke kiri...
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -Mark Twain-
--
http://lailiaidi.blogspot.com
--
http://lailiaidi.blogspot.com
- limasembilan
- astacala.org addict
- Posts: 476
- Joined: Tue Oct 25, 2005 10:58 pm
- Location: Desa Terakhir
- Contact:
Dengan ambil frame horizontal, mungkin fotografernya pengin nampilin Pasar Gede dan jam-nya yang terkenal, pasar ini merupakan salah satu pasar tertua dan menjadi salah satu icon kota Solo. Pernah terbakar tapi kemudian direnovasi lagi.Adek wrote: mantap pak..
but IMHO, pantat mobil sebelah kanan itu mengganggu frame,ada baiknya di crop (tapi ini mengganggu objek utama). ato pengambilang frame nya tidak horizontal tapi vertikal,jadi objek utama tampak penuh, dan angle nya di geser dikiit ke kiri...
Kadang kalo ngambil anglenya bagus, belum tentu momentnya masih bagus.. dilema disini.
@Kebluk: ambil dari seberang jalan... takut ketahuan.
mirip dengan kisah pasar atas dan jam gadang nya bukittinggi yah ?limasembilan wrote:pasar ini merupakan salah satu pasar tertua dan menjadi salah satu icon kota Solo. Pernah terbakar tapi kemudian direnovasi lagi.
limasembilan wrote: Dengan ambil frame horizontal, mungkin fotografernya pengin nampilin Pasar Gede dan jam-nya yang terkenal..
Kadang kalo ngambil anglenya bagus, belum tentu momentnya masih bagus.. dilema disini.
Adek wrote: mantap pak..
but IMHO,.. ato pengambilang frame nya tidak horizontal tapi vertikal,jadi objek utama tampak penuh...
mungkin spt ini maksud saiyah (punten pak rifqi, photonya di jadikan bahan belajar yah) :
ketika pengambilan frame utk kasus diatas secara vertikal (mkn atap pasar akan tampak penuh juga), akan menambah isolasi dan pada kedua objek penting (jam dan orang), objek yang tidak perlu spt efek mengganggu dari motor yang sedang parkir tidak masuk terlalu dalam pada gambar.
betul, namun saiyah kira,disinilah gambar yang dihasilkan photographer tampak berbeda (walau diambil pada lokasi sama dan moment yang sama),apalagi utk kasus street photography.limasembilan wrote: Kadang kalo ngambil anglenya bagus, belum tentu momentnya masih bagus.. dilema disini.
krn moment tidak hanya masalah kapan akan menekan shutter release tapi juga dimana posisi pengambilan moment itu dilakukan.
hm, jadi ingat celetukan temen2 dl ttg hunting di tangkupan perahu, mayoritas kawan2 klub phography di kampus mkn bisa ambil gambar yang mantap dari tangkuban, tapi mayoritas pengambilan gambarnya dari daerah wisata,yang bisa ambil dari angle sebrang kawah mkn baru photograper astacala'ers (secara baru keluar dari hutan)
anyway,itu cuma in my humble opinion,
ujung2nya balik keselera masing2,asal gambar ga burem dan tetap fokus,sah sah saja
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -Mark Twain-
--
http://lailiaidi.blogspot.com
--
http://lailiaidi.blogspot.com
- limasembilan
- astacala.org addict
- Posts: 476
- Joined: Tue Oct 25, 2005 10:58 pm
- Location: Desa Terakhir
- Contact:
Yep, betul itu..semoga makin terasah instingnya dengan makin banyak njepret.Adek wrote: betul, naumun saiyah kira,disinilah kemampuan membaca moment photographer tampak berbeda,apalagi utk kasus street photography.
krn moment tidak hanya masalah kapan akan menekan shutter release tapi juga dimana posisi pengambilan moment itu dilakukan.
anyway,itu cuma in my humble opinion,
ujung2nya balik keselera masing2, asal gambar ga burem dan tetap fokus,sah sah saja
btw, ada foto yg masih nyelip nih.. burem dan ngga fokus... semoga masih bisa dinikmati:
JAKARTA MORNING RUSH
Speed agak slow supaya keliatan pergerakan orang2nya..
inih juga mantap,limasembilan wrote:btw, ada foto yg masih nyelip nih.. burem dan ngga fokus... semoga masih bisa dinikmati:Adek wrote: ujung2nya balik keselera masing2, asal gambar ga burem dan tetap fokus,sah sah saja
JAKARTA MORNING RUSH
Speed agak slow supaya keliatan pergerakan orang2nya..
betul, utk kasus ini (berbeda dengan moment pasar di atas),malah lebih sah klo diambil dengan speed sangat rendah.
konteksnya bukan burem/ga fokus, fokusnya di papan arah bkn orang yang lalu lalang shg yang melihat tau ini di stasiun, padahal ga ada keterangan kata stasiun di dalam gambar
pesan yang ingin ditampilkan photographer tersampaikan : nuansa ramai dan terburu2 di tempat itu tampil dengan jelas dengan efek ini
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -Mark Twain-
--
http://lailiaidi.blogspot.com
--
http://lailiaidi.blogspot.com
- limasembilan
- astacala.org addict
- Posts: 476
- Joined: Tue Oct 25, 2005 10:58 pm
- Location: Desa Terakhir
- Contact: