Assalammualaikum.
Afwan, baru sempat positng comment lagi...beberapa hari yang lalu, saya dan kawan-kawan berada di buni ayu-sukabumi dalam agenda pendidikan lanjut caving kawan-kawan Kawah Asa.
Menanggapi banyak dan semakin hangatnya komentar pada topik ini.. terus terang, ada keharuan yang membuncah saat menangkap antusias dan besarnya makna yang tersirat dalam komentar kawan-kawan. Segala bentuk kritik, saran, klaim, cacian, makian, tantangan, dll...tak lain bagi saya menjadi motivasi yang mendorong kami untuk semakin baik menjalankan amanah ini. Namun perlu bagi saya -dalam kapasitas sebagai pengurus- untuk sedikit meluruskan persepsi yang disampaikan dalam topik ini dan sedikit informasi yang terjadi di sekre saat ini.
Bukan ARIEL wrote:
Anak sekre ada tanggapan? atau cukup membaca saja?
jimbo wrote:.. yang kita permasalahkan bukan pencabutan itu. tapi sikap anak-anak sekre, yang pada kenyataanya menyerah begitu saja dengan tindakan tukang yang menginjak-injak harga diri tanaman. ya saya jadi terinjak juga.
....
tapi kalau permasalahannya sudah menyangkut membunuh tanaman, apa astacala mau diam saja seperti sekarang. oke kata pengurus kita ga diam, buktinya kita sudah antisipasi ini dan itu kok, tapi kenyataannya seperti ini sudah dari dulu. KETIDAKPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN.
bedjat wrote:
Solusinya sederhana.....golok-golok itu sering-sering saja diasah.
..
Bro, ngasah golok bukan berarti menjabut nyawa orang, juga ga perlu petentang-petenteng nunjukin golok untuk nakut2in orang.
Pertama, bahwa masalah kebun belakang ini menjadi salah satu hal sentral bagi kita saat ini. Tidak ada sedikitpun dalam benak ini untuk manganggab remeh hal ? hal yang terjadi menyangkut itu, termasuk dengan pembongkaran septic tank, pemindahan pohon (yang salah satunya dijanjikan untuk ditanam malah disembunyikan), beberapa bibit yang terkena tanah galian..apalagi menyalahkan yang menanam karena menanam kurang pada tempatnya.. dll..dll
Saya sangat paham, kawan ? kawan sangat menyayangkan kejadian ini, baik karena hal diatas, tidak adanya komunikasi dari pihak kampus, sikap acuh tukang , dll. Tapi juga perlu digaris bawahi bahwa kawan-kawan di sekre pun merasakan hal yang sama. Jika anda menganggap hal ini menginjak harga diri anda, maka bagi kami ini tidak hanya menginjak2 saja tapi sudah meludahi. Mengapa ?? karena dipundak kamilah tanggung jawab untuk menjaga yang sudah ada itu...dan didepan mata kami juga hal ini terjadi, dan terhadap kami jugalah segala bentuk ?tidak ada nya penghargaan? tsb dilakukan.
Dan kita TIDAK TINGGAL DIAM seperti yang disampaikan dalam postingan topik ini. Dan biarlah saya katakan bahwa memang golok-golok tramontina itu cukup sering diasah. Berbeda dengan dulu yang harganya sangat mahal..maka sekarang sekre ini punya cukub banyak golok tramontina terbanyak dari sejarah alat ASTACALA dan cukub sangat tajam malah....tapi golok2 yang tajam dan banayk ini perlu dirawat serta digunakan dengan cara benar oleh tangan yang benar juga..jika tidak dia mampu tidak peduli menebang kayu dari pohon hidup atau bahkan melukai tangan yang memakai..
Menyangkut hal ini,
kami sudah bersikap. Dan tindakan konkrit sudah dilakukan. Bibit yang ada sudah dipindahkan, pohon yang dibongkar sudah ditanam. Dan saya sudah berdiskusi dengan pihak kampus ? Puket 2, Ka BKA, dan pembina ASTACALA menyampaikan bentuk keberatan kami menyangkut hal ini..dan dari beliau memberikan respon yang sangat baik dan menghargai (yang tentu tidak akan terjadi jika kami berbicara kasar dan keras). Dilevel bawah pun begitu, Bapak tukang sudah ditegur dan diminta untuk berhati2 dalam melakukan penggalian serta pindahkan bibit ke tempat aman. Tentu dalam menyampaikan hal ? hal tersebut sepatutnya dengna cara yang santun bukan ?
Perlu untuk kawan- kawan ketahui, tidak begitu banyak UKM yang punyak kontak dengan petinggi kampus seperti yang dilakukan ASTACALA saat ini, jika orang lain harus lewat BEM/DPM dulu, maka kami cukup dengan sms atau bertemu langsung dengan beliau. Hubungan silaturahim yang dibangun antara personal ASTACALA dengan beliau2 diatas cukub untuk membuat kita dimudahkan dalam hal administrasi, keuangan, fasilitas...dan salah satunya mengkomunikasi kan masalah.
Artinya apa ? begitu banyak golok yang bisa kita gunakan untuk menebang kayu..ada banyak manuver untuk melewati jeram...ada banyak simpul untuk membuat lintasan vertikal.. juga ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah. Bukankah hidup adalah kumpulan dari pilihan-pilihan?? dan pilihan-pilihan itulah yang akan menentukan kemana arah dan tujuan hidup. Karena lunak bukan berarti kalah...diam bukan berarti mundur..
dan sebagai mahasiswa seharusnya juga mampu berbicara dan bersikap dengan bahasa intelektual dalam mengkomunikasikan dan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu jika masalah ini diibaratkan kayu..maka bagi saya golok itu berupa golok DIPLOMASI.
bedjat wrote:
Informasi itu dari bu ketua
...........
jadi gimana enaknya .....bu ketua ga usah dipercaya saja....
....
jimbo wrote:
buat saya solusinya jelas....HIDUPKAN KEMBALI TANAMAN ITU, entah dengan menanam lagi atau dengan melanjutkan kehidupan yang sudah ada. kalau menurut kalian penanaman yang telah kami lakukan dulu kurang pada tempatnya, silahkan tanam di tempat yang benar!!!! TAPI COBA BUKTIKAN DULU DONK!!!!
...
kalau menurut saya, kalian di sekre itu menganggap tidak terlalu penting apa itu lingkungan. sehingga jadinya seperti ini. mungkin ade ga setuju kalau saya katakan bahwa kalian kurang perhatian terhadap lingkungan, tapi kenyataanya: melihat sikap kalian terhadap pembunuhan pohon-pohon, rasanya saya mau marah, mau nangis juga ada.
okelah kalian sekarang sedang sibuk. dari dulu astacala juga sibuk melulu kok, kekurangan orang melulu kok. ambil itu sebagai alasan, tapi makan sendiri sebagai pembenaran untuk kepengurusan saat ini.
...
Kedua, tidak ada satupun alasan yang dijadikan sebagai pembenaran karena "kami menganggap tidak terlalu penting apa itu lingkunganatau karena kami menganggab menanam dan memelihara bibit adalah urusan mudah". Kenapa ?? karena tidak ada yang tidak peduli dengan urusan ini (buktinya topik ini masih saya baca dan tanggapi), dan memang ASTACALA harusnya selalu sibuk...karena jika tidak,
berarti organisasi ini sudah mati suri atau orang-orangnya sudah menjadi bodoh dan berhenti belajar.
Dan jika persepsi ?mencari pembenaran? terhadap cara yang ditempuh dalam menyelesaikan masalah ini jadikan sebagai acuan untuk menganggap kepengurusan ini tidak becus, itu adalah hak anda masing-masing..tapi menjadi hal sekaligus kewajiban bagi kami untuk mengambil sikap dan keputusan juga menyengkut segala sesuatu yang terjadi mengenai kelangsungan organisasi ini saat ini atau nanti.
Jikapun cara ini benar ataupun salah?maka biarlah Tuhan saja yang menjadi saksi dan tempat kami dimintai pertanggun jawaban ini.
Saya pernah teringat seorang kawan yang pernah mengatakan tentang penyeban matinya sebuah inovasi ketika menyelesaikan masalah.. diantaranya karena buruknya kondisi diskusi atau kebodohan yang selalu mengekor dengan kerangka berfikir solusi yang pernah ada atau rasa takut karena intimidasi yang membelenggu kebebasan berfikir
Dan saat ini, kita sudah berdiskusi cukub panas malah sehingga menjadi perdebatan?dan kita sudah membebaskan fikiran kita dari rasa malas untuk mengekor dengan solusi termudah, atau dari ketakutan berpendapat. Bagi saya ini tak lain sebagai penghargaan atas apa yang sedang terjadi dengan ASTACALA dan kerja kepengurusan saat ini. dan sungguh hanya apresiasi dan terima kasih jugalah yang mampu kami ucapkan untuk itu semua, selebihnya biarlah ia menjadi energi baru untuk kami berbuat lebih baik di waktu mendatang,.
-EnamDua-
Dari sebuah ingatan dlm kedalaman perut bumi, 30 Juni 07
Bukan kritikus yang berjasa; bukan orang yang mengemukakan bagaimana orang kuat itu tersandung atau di mana sang pelaku perbuatan itu seharusnya bisa berbuat lebih baik. Yang berjasa adalah orang yang benar-benar terjun ke arenanya, yang wajahnya kotor terkena keringat dan debu dan darah, yang berupaya dengan berani, yang berulang-ulang membuat kesalahan dan kekurangan, sebab tak kan ada upaya tanpa kesalahan atau kekurangan, tetapi yang dengan antusias memberikan dedikasinya yang besar, yang mengerahkan kemampuannya demi perjuangan yang layak; yang kemungkinan ujung-ujungnya menang dan berprestasi atau, seandainya toh gagal, setidaknya gagal setelah berani mencoba, sehingga tempatnya tidak akan pernah bersama jiwa-jiwa dingin dan pengecut yang tidak mengenal kemenangan ataupun kekalahan (Roosevelt)
VIVA ASTACALA !!