kalau untuk pemanjatan tebing big wall seperti ini memang persiapan(fisik, skill dan mental) jelas sangat berpengaruh sekali.selain itu antar pemanjat harus saling mempercayai kemampuannya, tambahan lagi adalah tim supportnya(basecamp) juga harus berpengalaman(minimal ngerti lah soal panjat memanjat dengan safety procedurenya)serta komunikasi antar pemanjat(belayer&leader) maupun dengan basecamp juga(harus pake HT/WT). di ketinggian lebih dari 50 meter komunikasi akan sangat susah antar pemanjat maupun dengan basecamp.Bolenk wrote:Wah..susah mas buat memastikan estimasi waktu yang pas. Soalnya, baca dari sumber, malah cuman 240 menit, without any protection. Makin kenal jalur dan makin matangnya persiapan(fisik, skill, dan mental) kayaknya sangat menentukan waktu pemanjatan. Ditambah lagi, menurut pengalaman ketika manjat di Parang Ndog dgn Pari, makin sedikit yang manjat, semakin singkat waktu yang dibutuhkan (normalnya 5 jam sampai top, kita berdua "cuma" butuh 3 jam- tanpa ngebut).limasembilan wrote: Pemanjatan 11 jam itu dalam satu hari atau dua hari. Denger2 pernah ada yang cuma 4 jam-an, tapi ya mgkin sudah sangat mengenal jalur.
kalau untuk jumlah orang memang semakin sedikit orang semakin cepat nyampe, dengan syarat fisik,mental&skillnya siap dengan tebing yang dipanjat(contohnya ya gw sm bolenk yg tebing parangndok itu dengan ketinggian cuma 60 m). kalau tebing parang dengan ketinggian 300-an meter saya rasa(melihat anak2 pemanjat yang ada di sekre sampai saat ini, termasuk saya ini) lebih baik pemanjatnya 2 orang lebih(dengan skill,mental&fisik yang sudah sama2 siap lah).
kalupun ketemu harus cari grade antar pitch-nya biar mudah dipahami untuk persiapannya.Kalau bicara soal tebing, enaknya sih pakai keterangan grade. Sayangnya, info ttg grade di tebing parang belum ketemu euy. Kalau pun ketemu, harus belajar lagi, biar ngerti
kalau info tentang grade gak ketemu, paling ga' cari info pengaman dan bentukan tebing(poin pegangan) per pitch-nya. cari info ke skygers(uwa bey cp:0817201537) atau anak mahacita(gormin cp:081395064806) secara langsung saya rasa akan lebih baik.
chock kita tidak safety untuk pengaman utama, jelas kita perlu pinjam pengaman sisip(chock dan friend) lagi. kalau tali saya rasa cukup, managemennya ya seperti biasa saja. tali statis dan dinamis saling transfer saja jika sudah waktunya naik/turun. kalau untuk turunnya,yang efektif 1 orang terakhir harus rappeling 3 tali(jika ada hanger) atau down climb(jika tidak ada hanger). disini yang juga harus sangat diperhatikan adalah managemen waktu turun&naik+instalasi anchor.oya,mentalnya dipersiapkan dengan matang(mau manjat sampe malam, nginap di tebing, kehujanan, atau hal2 yang tidak terduga, harus tetap tenang)!!!Tali statis: 80 m & 37 m(sudah di ukur)limasembilan wrote: Ttg peralatan, saat ini tali yg kondisinya sehat ada berapa? berapa meter?
Harness?
Runner?
Pengaman, dll
Harnes; 4 buah
Runner : antara 15-20
pengaman spt chock,piton,dll ada, tapi umurnya udah tua(sejak saya masuk astacala, tuh alat dah ada. Dan belum ada yang nambah.CMIIW)
CMIIW.detail pastinya nyusul.
*sepatunya acong sudah include..:D
Nah, mau nanya dong : dengan kondisi tali kita yang "cuma" 80m+37m dan tinggi tebing sampai 400 meter, manajemen alat(esp.tali)-nya, gimana ya?
wah, kalau untuk masalah umur pengaman kayak gini kurang tau juga euy.kalau saya pribadi mau umur segitu mau 1 hari atau 1 detik pun yang penting kita yakin itu pengaman kuat.check dengan teliti saat pemanjatan!!bawa saja hanger dan boltnya yang ada di sekre buat persiapan pengganti yang sudah tidak kuat,siap2 ngebor lah.Wah, masih menurut sumber yang sama, jalur tsb dibuat tahun 1986-1987, setahun lebih tua dari saya. Artinya lebih dari seperempat abad yang lalu.Hmmm..limasembilan wrote: Disana udah ada hanger2 bekas kopassus, cuman ga tahu kondisinya sekarang masih bagus atau karatan parah.