Belajar dari Jerman dan Swedia

Yang butuh motivasi, butuh jalan keluar, putus asa, mencari kebahagiaan dan arti hidup
Post Reply
User avatar
Adek
astacala.org geek
Posts: 858
Joined: Fri Feb 18, 2005 1:47 pm
Location: North Pole
Contact:

Belajar dari Jerman dan Swedia

Post by Adek »

Just my 2 cents couple months ago.
Tulisan lengkap disini

Enamdua
--

Belajar dari Bangsa Swedia dan Jerman

Jerman dan jepang adalah negara dengan peringkat paten top 3 besar, alias paten terbanyak didunia. And guess who is the other one? USA.

Jerman dan jepang tau betul bagaimana memajukan negara nya paska perang dunia dengan secepat-cepat, tanpa bergantung pada hasil alam, kenapa? Karena paska perang dunia dunia, mereka dilarang mengembangkan industri berbasis hasil alam itu, terutama yang bertipe logam. Dan mereka memilih jalan yang tepat, pendidikan. Dan mereka memetik hasilnya berpuluh tahun kemudian. Mereka sadar betul, pendidikan adalah investasi, you cannot see the result instantly! Salah satu contoh lain juga saya lihat betul juga di negara - negara skandinavia, dimana mereka juga menggratiskan pendidikan untuk semua jenjang, dan memang negara nya berkorban banyak untuk itu. Dan lihatlah sekarang, dari negara termiskin di eropa dan kalah perang habis-habisan, mereka menjadi negara dengan GDP terbesar di eropa bahkan dunia. Swedia bahkan berada diperingkat atas untuk negara dengan rakyat yang punya quality of life tertinggi di dunia, bahkan mendapat predikat sebagai "the happiest place to life on earth". Rahasianya? Karena mereka meletakan pendidikan sebagai nomor 1. *Update: Swedia dan Jerman, serta negara-negara eropa barat lain berada pada peringkat atas Knowledge Economic Index, berdasarkan research World Bank, yang berarti kekuatan ekonomi mereka berbasis ilmu pengetahuan.

Sedikit cerita apa yang ada dipikiran saya tentang kedua bangsa yang berbeda ras ini, ras aria, dan ras viking, ketika saya hidup di sana, bergaul dan melihat pola hidup masyarakat mereka, dan sedikit menganalisa dan membandingkan bagaimana cara mereka sehingga menjadi bangsa maju.

Salah satu perbedaan mencolok orang jerman dengan skandinavia, terutama swedia adalah, orang jerman hidup dengan spirit: "work hard, because you have to be number one", Klo orang skandinavia hidup dengan spirit: "work and give the best, and enjoy your life". Orang skandinavia, berhenti bekerja ketika sudah saatnya berhenti bekerja, orang jeman ga akan berhenti bekerja klo belum puas, mirip seperti orang jepang, "life is to work hard", sedangkan orang skandinavia "life is to be enjoyed", sehingga wajar klo kita melihat banyak orang lembur di jerman, tidak halnya di skandinavia (jam 4 sudah tidak sopan untuk menelpon membicarakan bisnis). Klo saja orang - orang skandinavia tidak terlalu menjunjung prinsip "lagom" atau hidup biasa saja dan tidak mau mencolok, dan mau punya anak sedikit lebih banyak (jumlah penduduknya sangat sedikit), mungkin mereka bisa mengalahkan jerman.

Salah satu bukti, orang skandinavia bekerja keras sepanjang winter, dan berhenti bekerja ketika summer (mereka bisa libur 3 bulan dalam setahun), karena memang musim dingin sangat keras di utara, sehingga orang-orang benar2 ingin menikmati matahari ketika summer. Jadi bisa dikatakan, klo ingin menguasai skandinavia, seranglah ketika summer, karena skandinavia itu lumpuh total ketika summer, bagaimana tidak kantor - kantor, baik pemerintah dan swasta kosong melompong ketika summer! Sedangkan orang jerman, bekerja keras ketika winter, dan tidak berhenti ketika summer, seluruh eropa sudah libur, mereka masih bekerja, bahkan lembur pulak. Mereka libur sangat sedikit, dibandingkan orang skandinavia

Hal lain yang mencolok menurut saya adalah sikap terhadap minuman keras. Di skandinavia, terutama swedia, pemerintah melarang penjualan minuman keras secara bebas, klo mau beli minuman keras harus di satu-satunya toko yang sudah ditentukan pemerintah, namanya systembolagget. Dan toko itu hanya buka seperti jam kantor, 9 to 5, dan tutup ketika weekend, dan untuk membeli produk minuman keras apapun di toko itu, harus menunjukan bukti bahwa anda sudah 17 tahun keatas, dan distribusi nya dikontrol sangat ketat oleh pemerintah dengan pajak yang selangit.

Mengapa mereka memberlakukan ini, cukup aneh menurut saya pada awalnya saat saya datang ke negara dingin ini, karena skandinavia adalah negara dengan iklim ekstrem, jauh lebih ekstrem dibanding di eropa daratan. Sebagai gambaran untuk membayangkan perbandingan winter dikedua negara ini, kawan indonesia saya di swedia, hanya pakai kaos oblong keluar rumah belanja ke super market, ditengah-tengah winter terdingin di belanda saat mengunjungi istrinya. Swedia termasuk dalam belt Vodka, yang notabeda rakyatnya secara intuisi dan budaya, pasti suka minum minuman keras yang sangat keras untuk mengatasi dingin (The other belt is Beer Belt (western european country) and Wine Belt (Southern european country)). Tapi ternyata tidak, rakyat swedia berubah sejak setengah abad lalu, ketika mereka memutuskan untuk bangkit dari kemiskinan. Pemimpin negaranya tau pasti, untuk dapat maju, rakyat tidak boleh terlalu banyak minum - minuman keras, terutama anak - anak, sehingga dibuatlah aturan itu, yang pada awalnya ditertawakan oleh negara2 tetangga, tapi lihatlah sekarang? mereka menuai hasil, dan dengan perpaduan filosofi "lagom", atau klo mabok jangan sampai mabok banget, atau mabok yang di kendalikan, merekapun bisa cepat menjadi bangsa maju.

Sedangkan di jerman, saya melihat cukup banyak orang "nyekek botol", karena memang peredaran minuman keras di jerman tidak ketat seperti di skandinavia, dan harganya jauh lebih murah sekali. Juga banyak gelandangan - gelandangan (bule / orang jerman), yang tidak mau bekerja dan menunggu subsidi pemerintah untuk lalu dipakai beli minuman keras. Fenomena ini menjadi gangguan utama di jerman akhir-akhir ini. Di skandinavia, tidak mungkin kita melihat ada bule / orang skandinavia yang menjadi gelandangan, gelandangan umumnya hanya imigran berwajah timur tengah. Dan tidak mungkin melihat orang mabuk sambil "nyekek botol" disiang hari bolong di jalanan skandinavia (PS: setiap akhir pekan ada antrian mengular di systembolaget, dan ada kebijakan khusus minuman keras yang dijual tidak boleh dalam keadaan dingin, supaya pembeli tidak mengkonsumsi minumannya sekeluar dari toko, aka menunggu tiba dirumah untuk lalu didinginkan di kulkas sendiri, aka tidak sewaktu dalam kendaraan). Dari sana, saya berkesimpulan, hanya dengan spirit bekerja keras yag masih dipegang sebagaian besar bangsa jerman dan jumlah rakyat yang cukup banyak (mereka negara terbesar di eropa), yang membuat jerman masih bisa melangkah maju. Lihatlah bagaimana spanyol atau italy atau Yunani? dinegara-negara itu minuman keras bahkan lebih murah lagi, sayangnya mayoritas mereka tidak punya spirit kerja keras seperti orang jerman (tidak semua tentunya), sehingga tidak ada yang menyeimbangkan, jadi wajar klo negara - negara itu saat ini terlilit hutang, klo di eropa kami menyebutnya "pigs belt", alias "portugal, italy, greece, spain belt".

Semoga kita anak- anak muda Indonesia, bisa belajar dari semua itu, bahwa bangsa eropa pun tidak semua nya maju, mereka pun tidak luput dari sifat - sifat pemalas, dsb, bahwa dibalik kekurangan dan kelebihan karakter bangsa kita, klo kita bisa mengendalikan, kita pasti menjadi bangsa maju, tidak ubahnya seperti bangsa - bangsa maju di eropa sana. Untuk itu bangsa ini perlu pemimpin - pemimpin yang kuat karakternya, bukan yang pinter jaga image saja, yang bisa meyakinkan bangsanya, untuk bisa maju memang tidak bisa kita melihat hasilnya secara instan, tapi dengan kerja keras yang konsisten dan determinasi, kelak semua akan terbayar tunai, insyallah.
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -Mark Twain-
--
http://lailiaidi.blogspot.com
Post Reply