Suara yang Tak Terkuburkan

Opini, liputan, laporan kegiatan lingkungan.
Post Reply
Jimbo
astacala.org addict
Posts: 555
Joined: Sun Sep 25, 2005 9:25 am
Location: Ciledug-TGR
Contact:

Suara yang Tak Terkuburkan

Post by Jimbo »

pagi baru saja beranjak menuju anak siang. sinar matari yang sedang tak terik menyela-nyela lewat daun pohon yang menari-nari digoyangkan angin. beberapa saat kemudian terdengar kicauan gereja yang beribut entah membahasakan apa. "kita tak kan pernah mengerti bahasa yang tak mau kita sadari", sebuah sabda mengalun lembut dari ayunan melodi nun, di kepala yang menghampiri setiap kejadian dengan pola-pola tak sederhana.

di tanganku ku tating cangkul kecil untuk membersihkan rumput di kebun belakang. sedang bejat, dengan perawakan kurus, rambut gondrong semrawut, baju lengannya ia gulung setengah lengan, "kata gepeng, anak astacala harus begini" katanya sambil menunjukkan lipatan lengan bajunya yang tidak rapi. sebab anak astacala harus rajin-rajin, terutapa kalau sedang bekerja, ga ada yang malas-malasan. bajunya harus disinsingkan, setidaknya sebagai tanda bahwa ia siap untuk bekerja tanpa takut di medan yang berat. ini filosofi-nya gepeng. lalu, di tengah orang lalu lalang, pergi-datang-pergi dari kantin entah menuju kemana, kami mulai mencabuti anak-anak kayu manis, kemuning, randu, dan bermacam calon bibit yang kami tak terlalu mengenalnya.

kelebatan pandangan orang sama sekali tidak kami pedulikan, ada yang kadang menyapa sebagai tanda simpatik kali, atau lebih tepatnya mempertanyakan keanehan kami "ada-ada saja, siang bolong begini kerjaanya bukannya kuliah, malah nyari bibit" mungkin itu dalam benak mereka. tapi mereka adalah mereka dan kami adalah kami. tak ada yang mewajibkan untuk saling peduli atau sejenisnya dan juga tak pernah ada ganjaran yang mengaruskan bahwa setiap individu harus peduli dengan orang lain.

"nyabutnya harus dikeruk dulu pakai 'sengkuit' itu, kalau di cabut, walaupun akarnya bagus biasanya susah tumbuh kalau tidak dipelihara dengan baik" Djat menjelaskan bagaimana mengambil kecambah-kecambah tanaman itu untuk menjadi bibit.

Waktu kemudian berlalu-lalu, pergi terus tanpa pernah mengisyaratkan untuk kembali. begitulah hakikatnya waktu, kita akan selalu ditinggalkan, dan relasi kita kepadanya hanya diijinkan lewat serpihan album kenangan yang tidak menarik untuk disaksikan.

aku kemudian menjadi seperti Bedjat, berusaha mewakafkan semangat-semangat berkecimpung dengan tanaman-tanaman kecil ini. keluhku "betapa hebat orang yang memiliki kesabaran dalam memberi, sebab kadang orang yang mau diberi terlalu sombong dan membiarkan kita dalam kebingungan yang mematikan"

tak ada acara "nyabut" tanaman kecil di kebun belakang dekat kantin, tak ada acara mencari sekam ke sana kemari. tak ada. yang ada kadang adalah kekosongan, sebab kontak sama sekali terputus oleh ego masing-masing diri. kusirami tanaman setiap hari sebagai tanggung jawab kepada tanaman yang pernah kuhidupkan. Tak jarang, ketika sedang serius menyiram, begitu tega teman-teman menginjak selang untuk menyalurkan air, atau kadang mematikan keran untuk keperluan lain.

Aku sudah tak peduli dengan mereka, dan begitu juga mereka. kadang kemarahan hanya akan memperparah keadaan yang sudah tak mau berpihak kepada orang-orang yang sendiri. mereka menginjak selang sambil nyengir, kadang kupelototi dengan pandangan aneh dan menakutkan.

"mana penghormatan kita pada tanaman Kawan" ejekku dalam hati.
"kalian yang mengaku pecinta alam, cobalah secara jujur bertanya kembali apa betul itu..." ejekku lagi berulang-ulang, tapi masih dalam hati yang dalam dan diam.

Aggghhhh, sudahlah.
waktu kembali berjalan, dan aku juga diharuskan untuk pergi meninggalkan jejak kekelaman yang tidak sembarang orang dapat mengikutinya. celakanya aku harus dihubungkan lagi dengan kisah lama yang menyakitkan tapi menyenangkan ini.

Ade tiba-tiba mengabarkan kisah sedih di satu hari, pohon merangas dan terbengkalai. Siapa yang tidak akan sakit hati!!!!!

"Ini salahku!!!" vonisku kepada diri sendiri. Yang tak mampu memberikan semangat yang sama pada anak-anak sekre, yang tak mampu membagikan kelegaan yang sama mendengar dendang dedaunan yang kutemani di setiap pagi dan di setiap sore.

Aku mendengar suara isak tangis anak-anak yang pernah kusentuh setiap hari, aku mendengar kegetiran mereka yang gersang di tanah yang tidak memberikan makanan pada mereka. Anak-anak tumbuhan pembagi kehidupan. "Ini terlalu berat bagi orang yang tidak mengerti bahasa-bahasa rahasia nyanyi daunan" pikirku.

Bahkan aku akan dicap sebagai orang gila yang kesasar di siang yang bolong dan di terik yang menelanjangi.

Ku hirup segar sang bayu yang diwangikan oleh daunmu....
tapi kini kurasakan kepedihan menyayat dari rintih kematianmu....
maaf, tanaman-tanamanku, tangan ini terlalu jauh untuk menjangkau....
lidah ini, terlalu bisu untuk membendung penghinaan atas dirimu....

ku tulis suara-suara resah ini dari kejauhan, semoga tak pernah mengubur semangat yang pernah kita tanam di tanah gersang di kebun belakang!!!!!

bengkulu, 28 juni 2007
User avatar
Gejor
astacala.org addict
Posts: 529
Joined: Wed Mar 30, 2005 5:10 pm
Location: Jakarta
Contact:

Post by Gejor »

Apa semua ini yang dibicarakan ini tidak terlalu berlebihan? :|
User avatar
Sapi
astacala.org maniac
Posts: 212
Joined: Tue Jun 27, 2006 9:31 pm
Location: Ciledug
Contact:

Post by Sapi »

=) =) =) =)
kacau lu jrot

begitu pula aku
rutinitas tiap pagi abis bangun tidur, sambil duduk di saung
memberi makan ikan
pikiranku jadi gembira, stres sementara menghilang
padahal cuma ingin melihat tiap pagi ikan2 itu bisa berenang bebas
samakah perasaan ini dengan perasaan yang dialami jimbo

karena kalau ada ikan yang mati aku kesal sekali...
User avatar
Bukan ARIEL
astacala.org addict
Posts: 451
Joined: Mon Oct 03, 2005 8:05 pm
Location: Grand Pancoran Regency
Contact:

Post by Bukan ARIEL »

sapi wrote:=) =) =) =)
kacau lu jrot

begitu pula aku
rutinitas tiap pagi abis bangun tidur, sambil duduk di saung
memberi makan ikan
pikiranku jadi gembira, stres sementara menghilang
padahal cuma ingin melihat tiap pagi ikan2 itu bisa berenang bebas
samakah perasaan ini dengan perasaan yang dialami jimbo

karena kalau ada ikan yang mati aku kesal sekali...
Makanya, dirawat ikannya.. kurangi cebur2an.. :ngacir:
-JQ-
A-053-BG
===========
When you feel calm, you're in the eye of the storm
Jimbo
astacala.org addict
Posts: 555
Joined: Sun Sep 25, 2005 9:25 am
Location: Ciledug-TGR
Contact:

Post by Jimbo »

terserah kalian mau ngomong apa, jrot, pi...
yang jelas : MINIMAL SAYA PERNAH MEMILIKI RASA.

jiwa kalian mungkin mati, sebab kalian tak mau menhidupkannya
mulut kalian terlalu busuk untuk bernyanyi sebab terlalu sering disumbat kotoran....
hati kalian mati sebab kalian jauh dari sentuhan alam....

ga ngerti juga????
User avatar
Gejor
astacala.org addict
Posts: 529
Joined: Wed Mar 30, 2005 5:10 pm
Location: Jakarta
Contact:

Post by Gejor »

jimbo wrote: yang jelas : MINIMAL SAYA PERNAH MEMILIKI RASA.

jiwa kalian mungkin mati, sebab kalian tak mau menhidupkannya
mulut kalian terlalu busuk untuk bernyanyi sebab terlalu sering disumbat kotoran....
hati kalian mati sebab kalian jauh dari sentuhan alam....
=) =) =) =) =) =) =) =) =) =) =) =) =)
Post Reply