buat saya, memberikan link ini, tidak seperti yang tergambar dari judul thread. Judul itu hanya untuk memancing bagi siapa saja (utamanya anggota astacala)--tidak ada maksud apa-apa dengan judul itu, kebetulan memang kata itu ada dalam artikel, he..he...fordis kok sepi kalau ga ada yang memberikan sedikit lecutan.
tapi 2 postingan saya rupanya tidak terlalu berhasil...he...he... (masih menunggu tulisan anak2 sekre yang sudah berjalan jauh kali ya...)
Awalnya saya mau memasukkannya ke dalam sub forum Jurnalistik, tapi rupanya belum ada ya. Mau dimasukan ke bagian Fotografi ga pas, ya sudah yang paling pas adalah Budaya ini.
Yang ingin saya bagi dan katan pada semuanya adalah: tulisan ini enak sekali di baca, hasil karya jurnalis luar. Tulisannya panjang, tapi tidak kehilangan ketajaman dalam memberikan informasi, tulisannya tetap fokus. Jarang ada tulisan semacam ini pada terbitan-terbitan sekarang, tulisan teman-teman Tempo-pun (yang menjadi kiblat jurnalistik bertutur) barangkali tidak akan sepanjang ini. Di NG pun, sudah jarang penulisnya yang sanggup menulis se-intens tulisan ini.
Kuncinya: sederhana, mudah dicerna, bahasanya patut, dan tetap fokus. Kita akan membayangkan, betapa penulis tidak sembarangan dalam menyajikan data-datanya, butuh kerja keras dan perencanaan. Itulah kunci sebuah tulisan akan menjadi hidup, referensi memang wajib dibutuhkan, tapi penulisan yang bagus lahir dari ketika si penulis itu merasakannya sendiri. Tulisan itu bukan hasil pengamatan dari jarak jauh, tapi hasil interaksi yang akrab dengan objek tulisan.
Saya bukannya mau menggurui, sebab saya sendiri pasti belum akan mampu untuk membuat tulisan sekelas ini.
Untuk semuanya, yang mau serius menulis. Tulisan ini, sangat bisa menjadi rujukan belajar.
Berikut ini ada beberapa tulisan yang mungkin sangat baik untuk menjadi contoh.
Tulisan teman-teman jurnalis dari Aceh
http://www.acehfeature.org
Tulisan Andreas H, tentang Iwan Fals
http://iwanfalsmania.blogspot.com/2009/ ... ggung.html
Selamat belajar n selamat menulis deh...