Working Abroad in Europe

Tempat sharing info beasiswa ato kerja / yang cari tenaga kerja
Post Reply
User avatar
Adek
astacala.org geek
Posts: 858
Joined: Fri Feb 18, 2005 1:47 pm
Location: North Pole
Contact:

Working Abroad in Europe

Post by Adek »

Berhubung beberapa bulan lagi akan lulus (amin), sedikit sharing bacaan, sekiranya bermanfaat untuk rekan-rekan yang berencana untuk working abroad, atau khususnya ke swedia.

Mengenai swedia, mengapa swedia? berikut sharing yang saya ketahui mengenai pros bekerja di swedia:
1. Tax hingga 38 %
- Annual income sd 384 000 sek dikenai pajak communal, besarannya antara 29 sampai 35 %, tergantung daerahnya, di daerah stockholm sekitar 30 %
- Robin hood tax 50 % untuk kelebihan dari 384 000
- "Grace" robin hood tax 57% untuk untuk kelebihan dari 512000 SEK

Contoh:
misalnya gaji setahun 550000 SEK maka kita akan kena pajak:
30% dr 3840000 = 115200 SEK
50 % dr 512000-384000 ini robin hood tax 1 = 64000 SEK
57 % dr 550000-512000 ini grace robin hood tax 2 = 21669 SEK

2. Musim dingin bikin mengkerut

3. parental leave terbanyak di dunia (480 hari ~ 16 bulan) untuk ayah dan ibu (tidak digabung). Papa leave 10 hari untuk setiap kelahiran anak, juga ada parenteal allowance 64800 sek pertahun

4. Free education untuk anak2 dari pra tk - hingga sma, free lunch selama masa belajar nya. Cerita bagaimana pendidkan untuk anak-anak di swedia ada disini

5. Setiap anak (apapun kewarganegaraannya) yang hidup di swedia, 'digaji' oleh pemerintah, setiap bulan nya (12600 SEK pertahun), hingga ia berumur 17/18 tahun

6. Biaya kesehatan murah, mendekati gratis.

7. Waktu kerja 37.5 hours/week, umumnya employer tidak merekomendasikan over week (karena mereka harus membayar lebih mahal). Budaya fika (break minum kopi, biasanya tiap sore jam 3, sekitar 1 jam), diluar break makan siang

8. Holiday / year 25 hari, harus diambil.
Last edited by Adek on Sat Dec 31, 2011 9:20 am, edited 1 time in total.
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -Mark Twain-
--
http://lailiaidi.blogspot.com
User avatar
Adek
astacala.org geek
Posts: 858
Joined: Fri Feb 18, 2005 1:47 pm
Location: North Pole
Contact:

Re: Working Abroad in Europe

Post by Adek »

Do and Don’ts: menyongsong karir yang lebih baik di Eropa

Sudah menjadi rahasia umum bahwa pada dasarnya mahasiswa Indonesia yang mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri terkenal sebagai mahasiswa yang gigih, ulet, dan rajin. Namun demikian disadari atau tidak, banyak otokritik yang bisa diberikan sebagai pembekalan bagi mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk menempatkan kegigihan dan keuletan tersebut pada porsi yang benar-benar mendukung karir ke depan, baik dalam bidang akademik maupun industri.

Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPI) Swedia mendapatkan kesempatan untuk mengadakan perbincangan ringan after work, bertajuk Fika with Reza pada hari Kamis 4 Maret 2010 di kampus Chalmers University of Technology, Gothenburg. Fika dalam bahasa Swedia berarti : berbincang sambil meminum teh. Dr. Muhamad Reza narasumber pada acara ini adalah salah satu komponen Ikatan Ilumwan Indonesia Internasional (I-4) yang saat ini bekerja di divisi Research and Development ABB, salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang energi terbesar di Swedia. Meskipun dengan latar belakang akademik yang begitu cemerlang, pada Fika kali ini, Mas Reza lebih banyak membagi ilmunya pada diskusi “bagaimana sukses dalam mencapai karir di luar negeri, khususnya di bidang industri di Eropa”.

Menurut Mas Reza, ada beberapa kebiasaan “buruk” mahasiswa Indonesia di luar negeri yang selama menjadi penghambat kesuksesan mahasiswa paska kuliah di luar negeri (Don’ts), di antara kebiasaan tersebut adalah:
(1) Malu untuk mencari kerja. Umumnya kegiatan mencari kerja tidak dilakukan sebagai sebuah “master plan” ketika mahasiswa kuliah. Artinya pencarian informasi mengenai karir dan pekerjaan tidak dilakukan secara simultan dengan studi yang dilakukan. Walhasil, mahasiswa justru melakukannya secara diam-diam karena malu dengan professor atau sesama mahasiswa yang lain. Padahal dalam kenyataannya, bisa jadi malah professor yang menjadi supervisor kita mengarahkan di mana dan dengan siapa kita bisa mendapatkan channel untuk bekerja (baik bekerja secara full time, magang, internship, summer job dan sebagainya).

(2) Hesitate, ada semacam keengganan ketika mahasiswa ingin melamar pekerjaan.
Hal tersebut bisa muncul karena kurang percaya diri, kurang persiapan dalam menghadapi test/interview atau kurangnya pengalaman dalam memahami budaya dan corporate culture perusahaan yang sedang dia jajaki yang akhirnya juga menimbulkan keragu-ragu an dan kurang percaya diri.

(3) Kurang focus dengan plan. Ada kecenderungan di mana berbeda dengan mahasiswa lain yang sedang mengambil studi di Eropa, wacana karir paska penyelesaikan pendidikan tinggi (khususnya S3) bagi mahasiswa Indonesia terbatas pada tujuan akademis : kembai menjadi dosen di tanah air atau mendapatkan posisi post-doctoral. Hal ini sedikit berbeda dengan mahasiswa asing yang umumnya juga menempatkan sektor industri sebagai tujuan karir masa depan. Dengan membatasi ruang gerak tersebut, mahasiswa Indonesia cenderung bersaing sendiri dengan kolega dari Indonesia terutama jika sedang mendalami disiplin ilmu yang sama. Hal ini juga timbul karena mindset berpikir bahwa kue karir akan terbatas dengan adanya kolega yang belajar pada disiplin ilmu yang sama. Pandangan ini berbeda dengan umumnya mahasiswa India dan China yang membangun relasi sejak dari awal dengan sesamanya.

Bagaimana ke depan? Ada beberapa tips yang mungkin bisa dijalankan mahasiswa Indonesia di Eropa, di antaranya :
(1) rajin lah melakukan hal-hal yang lebih benilai jangka panjang. Ada kalanya mahasiswa dihadapkan pada pilihan untuk bekerja part time (loper koran, cleaning service, dsb) jenis-jenis pekerjaan yang sebenranya hanya bersifat subsistence. Jika biaya bukan menjadi kendala (misalnya kita sudah mendapatkan beasiswa), maka alangkah baiknya waktu dan resources yang ada digunakan untuk hal lain yang lebih memberikan value added jangka panjang, misalnya kursus bahasa, mencari informasi karir dari internet, dsb.

(2) Membangun link dengan sesama mahasiswa maupun kenalan yang sudah bekerja di industri. Mau tidak mau, suka dan tidak suka,link di dunia industri akan memudahkan kita untuk memiliki probabilitas lebih baik pada proses recruitment di perusahaan. Tidak bisa dipungkiri, menjadi alamiah bahwa untuk jenis pekerjaan yang sama dengan skill dan kapabilitas yang sama, prirotas kerja akan lebih diperuntukkan kepada lulusan dari negara setempat (Negara-negara Eropa).

(3) Mencari coach yaitu orang yang bisa memberi masukan dan nasehat dalam membangun karir di Eropa. Hal ini penting agar kita bisa mengenali permasalahan yang mungkin terjadi serta terutama pada saat membangun karir dan alternative penyelesaian masalah.

(4) Selalu ber-positif thinking bahwa kita harus memandang sesama mahasiswa sebagai satu tim dan bagian social capital yang akan bekerja sama terus menerus. Sesudah kita lulus, kita akan (sering kali) beinteraksi dengan orang-orang sama di bidang dan keahlian yang kita dalami sehingga penting untuk menjaga hubungan baik dengan sesama kolega tersebut.

Terakhir yang tidak bisa dilupakan adalah, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di luar negeri hendaknya memulai kegiatan-kegiatan yang menunjang hal-hal di atas. Misalnya dengan mengundang masyarakat Indonesia yang sudah berkarir di luar negeri untuk membagi pengalaman mereka tentang prospek dan peluang kerja, kompleksitas masalah dan strateginya. Tidak kalah pentingnya, kita juga harus bisa melepaskan angapan bahwa, dengan bekerja di luar negeri, kontribusi kita kepada bangsa dan negara akan tertutup, justru kita akan tetap bisa berkontribusi melalui sumbangan material maupun sumbangan pikiran dengan keahlian dan pengetahuan yang kita miliki.

http://www.ppiswedia.se/ppi/do-and-don% ... k-di-eropa
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -Mark Twain-
--
http://lailiaidi.blogspot.com
User avatar
Adek
astacala.org geek
Posts: 858
Joined: Fri Feb 18, 2005 1:47 pm
Location: North Pole
Contact:

Re: Working abroad in Europe

Post by Adek »

Mencari Kerja di Swedia

Banyak sekali expat dari beragam negara mempublikasikan keluh kesah dan lika liku mencari kerja di Swedia. Selain persaingan ketat dengan lokal Swedish, kemampuan bahasa juga menjadi bahan pertimbangan perusahaan. Walaupun banyak pekerja asing yang hanya berkomunikasi dengan bahasa inggris di kantor mereka, yang katanya setting International, kok setelah dicoba melamar di perusahaan mereka, kita tidak dipanggil interview. Apa yang kurang pas?

Sebagian besar expat di perusahaan international direcruit dari negara asal mereka atau ditransfer oleh perusahaan mereka ke Swedia. Ada pula yang memang memiliki keahlian khusus yang memang jarang dimiliki, seperti ahli dalam market di Russia, atau MySQL specialist. Lalu bagaimana dengan kita yang mau bekerja di sini?

Kuncinya hanya satu, belajar bahasa swedia! Ini menaikkan kesempatan selain keahlian kita sendiri.

Bukan berarti dengan mahir bahasa dijamin dapat interview, dijamin tetap akan ada masa frustrasi, kecewa and bingung kenapa tidak dapat –dapat juga kerjaan.
 
1.       Apply dalam bahasa inggris
Jika belum mahir bahasa swedia, tidak disarankan menulis surat lamaran dengan bantuan google translate. Karena proses kerja google translate adalah kata per kata, bisa jadi yang kita maksud dalam bahasa inggris berbeda besar. Penulisan bahasa Swedia sangat tergantung dalam konteks kalimat keseluruhan.

2.       Betulkan format CV dan Personal Letter
Personal Letter adalah cover letter yang menjelaskan siapa kita, posisi apa yang kita lamar, dan kenapa kita adalah yang paling tepat untuk posisi itu. Sesuaikan setiap personal letter dengan perusahaan dan posisi yang kita lamar.

CV sebaiknya terpisah dan lebih baik jika bisa dalam 1 halaman. Format yang biasa dipakai adalah Qualification Summary, Objectives, Professional Experience, Education, Other Skills, Other Activity, Reference on request. Format ini juga bervariasi, tergantung industry masing – masing. 

Banyak perusahaan menilai leaadership skills, project management dan interaksi team dari kegiatan di organisasi atau asosiasi. Jangan lupa masukan prestasi juga.

Mengenai foto, ada beberapa komentar yang menyarankan untuk mengikutsertakan professional foto di dalam CV. Ini terserah kepada masing – masing.

Jangan lupa menuliskan kontak detail di header CV dan personal letter.

3.       Aktif periksa di universitas karriarcenter
Setiap universitas biasanya memiliki karriarcenter. Walaupun terlihat pasif, beberapa perusahaan terkadang datang langsung ke karriarcenter untuk merekrut mahasiswa dan alumni untuk part time, internship atau pekerjaan tetap. Coba tengok dan tanya apakah ada lowongan yang sesuai dan bagaimana prosedur recruitment di swedia.

4.       Aktif periksa di Internatiol job website
Walaupun terbatas ada beberapa job site yang khusus untuk expat di Swedia.
http://www.thelocal.se/jobs/
http://swedishjob.com/

5.       Ketik English di search box
Banyak job sites seperti monster.se, arbetsmedformedlingen.se  atau karriarguiden.se coba ketik English di kolom search. Beberapa kerjaan menarik biasanya akan muncul.

6.       Networking
Jika kebetulan kenal dengan seseorang di perusahaan, coba tanya kontak langsung untuk mengirimkan surat lamaran. Di swedia 80% pekerjaan tidak dipublikasi, tapi dengan referensi kenalan. Jika ada job fair atau networking event , coba datang dan bicara ringan tamu yang lain. Buat kontak dan siapa tau membuka jalan lain.

7.       Maju terus
Buat kontak, ketuk pintu dan coba lewat perusahaan web sites. Update kualifikasi, aktif di organisasi yang sesuai bidang anda. Jangan takut untuk telfon, follow up lamaran dan jangan lupa, sesuaikan pekerjaan yang diinginkan dengan kualifikasi dan pengalaman.

Shoot for the moon, you might land among the stars!

Lycka till!

http://www.ppiswedia.se/ppi/jenis-artik ... -di-swedia
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -Mark Twain-
--
http://lailiaidi.blogspot.com
Brandonjiste
nyubie
Posts: 2
Joined: Thu Nov 26, 2020 11:57 pm
Location: Украина
Contact:

-

Post by Brandonjiste »

Im going to be working in the UK this summer for the first time in yonks, and Ive just been having a worrying conversation with my employer about tax codes, P45s and NI numbers. I mean, I certainly HAD all these things at some point, but I definitely dont have them now. Also, Im gonna need a bank account in the UK for my wages, and I dont know if I can open one from abroad. Can anyone tell me what I need to do?
Post Reply