Cerita dari Kadaka

Sebelum berangkat, hal wajib yang kami lakukan adalah mematangkan kembali rencana yang telah disusun, persiapan dan pengecekan barang-barang terakhir yang akan kami bawa. Jadwal meleset dari yang telah direncanakan, karena pengecekan peralatan yang belum selesai, seharusnya pukul 19.00 sudah tutup carrier dan menempel peta, tetapi jadwal harus tertunda. Evaluasi terakhir sebelum keberangkatan kami lakukan pada pukul 23.30, setelah itu kami melakukan karantina istirahat.

Kami bersiap sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Namun jadwal sedikit tertunda karena angkot yang belum datang. Perjalanan memakan waktu sekitar satu jam, kami sampai di masjid lalu mengambil air dan navigasi darat untuk memastikan titik start sudah sesuai. Pukul 8.10 kami memulai perjalanan. Di perjalanan kami masih kesulitan menemukan jalan yang tepat dan sesuai dengan peta, cukup menghabiskan waktu yang lama berkeliaran di desa. Akhirnya kami berhasil masuk ke perkebunan dan hutan.

 Di perjalanan menuju titik ISHOMA kami sempat tersesat karena terlalu cepat belok ke punggungan, kami memutuskan untuk memotong jalan karena mengejar waktu ISHOMA. Zeva dan Gilang memimpin untuk membuka jalur. Pelajaran kecil yang didapatkan di tengah perjalanan kami membuka jalur. Beberapa kali kami harus melewati tumbuhan yang berduri, duri-duri itu menyangkut di baju dan tas carrier kami, semakin kami tarik semakin sulit melepasnya, yang harus dilakukan adalah mundur sedikit untuk melepasnya pelan-pelan, “jangan coba-coba melawan alam sekalipun itu hanya duri kecil”. Karena melihat waktu sudah pukul 11.30 kami memutuskan untuk ISHOMA sampai pukul 12.30.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan yang didampingi oleh kakak-kakak untuk pengenalan dan penjelasan tentang navigasi darat yang sebelumnya belum kami ketahui. Di perjalanan kami menemukan tempat landai yang bisa dijadikan tempat camp, karena waktu juga sudah menunjukan pukul 15.00 kami memutuskan untuk membangun shelter di tempat itu, walaupun belum tepat target camp satu. Kami mencari tempat masing-masing yang aman untuk membangun camp ponco. Kami membersihkan tumbuhan di sekitar camp dan langsung membangun camp ponco. Hujan turun, menemani aktivitas camp kami. Kami membuat parit dan mencari kayu untuk membuat api. Kami mencoba menyalakan api masing-masing, tetapi belum ada yang menyala. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 yang seharusnya sudah waktu istirahat, tetapi api belum ada yang menyala akhirnya kami membuat api bersama di camp Gilang karena api yang dibuat oleh Gilang sudah menyala. Kami membagi tugas ada yang mencari kayu, memotong kayu, dan menjaga api. Sampai pukul 22.00 kami makan malam, di lanjut dengan evaluasi hari ini dan briefing untuk kegiatan esok.

Di hari kedua kami bangun pukul 06.00 pagi dan masak secara bergantian dengan penanggung jawab masak Gilang. Kemudian kami membereskan camp ponco dan kemudian kami sarapan bersama, serta membereskan camp utama. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami menjalani hukuman yang sudah kami sepakati terlebih dahulu, kemudian kami melakukan navigasi darat untuk menentukan arah tujuan kami selanjutnya. Tidak memakan waktu yang lama, tibalah kami di puncak Gunung Kadaka yang merupakan target utama dari tim kadaka. Kami istirahat dan mengabadikan pencapaian kami.

Titik kami selanjutnya adalah titik air, di perjalanan kami navigasi darat dan membuka jalur. Sesampainya di titik air, kami memutuskan untuk beristirahat karena telah memasuki waktu ISHOMA. Kami masak, makan dan sholat. Di saat ISHOMA tiba-tiba kami menemukan jejak macan, para kakak pembimbing memberi penjelasan tentang jejak itu dan kami mengabadikannya. Selanjutnya kami menuju titik camp kedua, di perjalanan kami menemukan tebing yang mengharuskan kami turun menggunakan webbing, kami turun secara bergantian.

Kami melanjutkan perjalanan kembali,  waktu menunjukkan pukul 16.00, tapi kami belum sampai di titik camp yang seharusnya, namun karena sudah terlalu sore dan turun hujan, kami membangun camp di tempat yang kami sepakati di tempat yang landai dan aman. Kami membagi tugas, ada yang mengumpulkan kayu untuk api dan membaginya sesuai dengan ukuran, ada yang membersihkan area camp dari tumbuhan, ada yang membangun flysheet dan ada yang memasak. Kami membuat api dan memasak bersama, kemudian kami makan malam dan evaluasi. Seharusnya kami melakukan aktivitas camp menggunakan bivak alam, tapi keadaan tidak memungkinkan kami melakukannya. Di malam hari dilakukan pembagian dua shift untuk praktik tidur kalong. Shift pertama, Puspa, Zeva dan Adrian, sisanya istirahat tidur sampai waktu yang ditentukan. Setelah itu bergantian, saya, Assa, Gilang dan Pram yang tidur kalong sampai waktu pagi tiba.

Di hari ketiga navigasi darat gunung hutan ini, kami memulai hari dengan memasak dan saya sebagai PJ memasak. Di hari ini kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan, kami makan dan membereskan semua perlengkapan camp. Ada satu kejadian dimana satu golok kami hilang, sehingga kami harus kembali dan melakukan cleaning di sekitar tempat camp. Beberapa dari kami naik kembali ke atas karena mengira golok tersebut tertinggal di atas. Sampai saatnya mereka turun ternyata golok tersebut ada di carrier teman kami, yaitu Gilang. Karena satu golok tersebut, kami mengulur waktu sekitar satu jam. Sebelum melanjutkan keberangkatan, kami mendapatkan materi pengenalan GPS, fitur-fitur dan fungsi dari GPS. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan kami, dengan naik dan turun punggungan, membuka jalur. Selama perjalanan ke Gunung Kadaka ini, kami di temani banyak pacet, mereka menempel di di sepatu dan kaki kami. Di perjalanan kami menemukan tempat yang memungkinkan untuk membuat bivak alam, kami memutuskan untuk ISHOMA dan membuat bivak alam disana.

Kami dibagi menjadi dua tim, kami bekerjasama mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dan memulai membangunnya. Posisi kami belum makan dan semuanya merasa lemas, menurut saya itu salah satu faktor lamanya kami membangun bivak alam. Setelah selesai membangun bivak, para kakak pembimbing mengetes bivak kami, dan menjelaskan struktur atap yang benar untuk bivak alam. Selanjutnya kami makan siang dan melanjutkan perjalanan. Ternyata perjalanan kami melewati batas waktu yang ditentukan. Kami sempat salah jalan juga. Di akhir perjalanan kaki saya terasa sangat sakit di bagian telapak kaki, seperti panas (overheat) dan nyeri yang terasa sampai kaki bagian atas dan menahan sakit kepala selama perjalanan akibat sakit kaki. Beberapa kali perjalanan menjadi terhambat, yang saya rasakan bukan tidak sanggup karena kelelahan fisik tetapi tidak kuat menahan rasa sakit pada bagian kaki yang saya rasakan. Alhamdulillah, saat  isya kami berhasil sampai di Desa Cibunar, titik terakhir perjalanan kami. Kami sempat terpisah di desa, kami juga mendapat petunjuk dan bantuan dari warga desa, kami bercerita dengan warga desa, menceritakan kisah kami di Gunung Kadaka, dan warga desa memberi jamuan serta tumpangan sampai ke titik akhir kami. Perjalanan berhasil kami lalui bersama, membagi tugas sangat efektif dalam melakukan perjalanan, susah senang ditanggung bersama. Terimakasih tim kadaka telah memberikan pelajaran-pelajaran baru.

Tulisan Oleh: Nindya Vitriza | AM-028-KH

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *