Cerita Baru Pada Peminatan yang Tak Terlupakan

Sebuah kenyataan yang sulit dipercaya awalnya. Karena tepat tanggal 8 Maret 2022, aku dan lainnya memulai perjalanan dari sekretariat Astacala menuju Yogyakarta untuk melaksanakan peminatan sesuai yang kami rencanakan.

Malam hari pukul 20.00, kami semua memulai perjalanan dengan semangat yang penuh. Bercerita, memainkan permainkan, mendengarkan lagu, dan menyanyi bersama. Beriringan dengan bulan yang semakin tinggi perlahan mobil yang kami tumpangi menjadi sunyi, satu per satu mulai terlelap karena sudah merasa lelah. Setelah melakukan perjalanan, tidak terasa kami tiba di Yogyakarta pada pukul 07.00. Sebelum melanjutkan ke tempat operasional masing-masing divisi kami singgah ke salah satu Mapala Yogya, yaitu Mapala Unisi untuk menjemput tim pendarat sekaligus bersilaturahmi dan sarapan bersama. Hari semakin siang, sudah saatnya kami menuju tempat operasional, karena jarak untuk sampai lokasi cukup jauh dan membutuhkan waktu cukup banyak. Setelah berpamitan pada Mapala Unisi, kami melanjutkan perjalan menuju tempat operasional, tim Rock Climbing dan Caving satu mobil karena berada di daerah yang sama.

Akhirnya aku dan tim RC sampai di basecamp setelah 2 jam perjalanan, basecamp tersebut masih wilayah rumah pak RT yang mengelola Tebing Bedoyo. Selesai menurunkan barang-barang dari mobil, kami berpisah dengan tim Caving karena mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat operasionalnya. Hanya tersisa kami berlima disini, awalnya aku merasa sepi karena terbiasa bersama dengan yang lain, tapi hal itu terlupakan saat instrukturku menyuruh kami menyiapkan alat untuk melakukan pemanjatan hari pertama, yaitu artificial climbing. Tidak lama setelah menyiapkan alat kami kedatangan tiga orang, seniorku dan dua orang lainnya dari Mapala Yogya, yaitu Madawirna dan Mapalaska. Sebelum memanjat kami mencoba terlebih dahulu pengaman sisip yang akan digunakan, setelahnya pemanjatan dimulai dengan leader hari pertama Nitos dan aku sebagai belayer.

Persiapan Alat Sebelum Pemanjatan

Pemanjatan Artificial Hari ke-1

Hari hampir gelap, kami segera membereskan alat untuk menyudahi pemanjatan hari ini dan kembali ke basecamp. Sesampainya di basecamp, kami membereskan dan mendata alat kemudian evaluasi harian dilanjutkan dengan briefing untuk hari esok. Selesai evaluasi dan briefing, kami menyantap makan malam sembari berbincang mengenai pemanjatan hari ini, tidak lama setelah makan Barci dari Mapalaska dan temannya dari Madawirna pamit pulang. Sehabis membersihkan sisa makan malam dan merapikan barang-barang, aku mengambil antrian pertama untuk mandi karena takut terlalu malam dan terlanjur mengantuk. Selesai mandi tanpa berlama-lama aku mengambil tempat dan bersiap untuk tidur disaat yang lain masih memainkan kartu sembari mengantri giliran mandi.

Keesokan harinya kami sarapan terlebih dahulu sebelum melanjutkan pemanjatan, leader hari kedua aku dan bang Rendy sebagai belayer, sedangkan Nitos mengambil dokumentasi dengan cara jumaring. Kegiatan hari kedua masih melanjutkan artificial climbing ditambah dengan hanging belay. Jujur, aku kesulitan saat melakukan pemanjatan dan itu memakan waktu lama, bahkan beberapa kali jariku tersangkut diantara lubang-lubang di tebing. Melihat aku kesulitan dalam waktu yang lama, akhirnya instrukturku bang Rizky a.k.a Jokowi membantu untuk sampai di pitch satu agar bisa melakukan hanging belay, tiba di pitch satu aku langsung membuat anchor untuk backup, main, dan pembelokan. Setelah itu Nitos melakukan pemanjatan dan memasang pengaman sisip sampai pada top, tapi di tengah jalan Nitos belum bisa untuk mencapai top di hari itu dan karena melewatkan makan siang serta hari yang semakin sore maka sangat tidak memungkinkan untuk melanjutkan pemanjatan, akhirnya kami turun dan makan siang.

Pemanjatan Hari ke-2 Pemasangan Anchor
Pemanjatan Artificial dengan Sistem Hanging Belay

Selesai makan siang yang terlambat, beberapa orang lainnya mencoba jalur lain tapi aku harus mandi terlebih dahulu karena ada sesuatu yang harus dibersihkan. Setelah mandi aku menyusul mereka kembali ke tebing dan merapikan alat yang akan dibawa ke basecamp karena hari sudah mulai gelap. Seperti biasa di basecamp kami list dan membereskan alat, kemudian evaluasi harian dan briefing untuk hari selanjutnya dilanjutkan dengan makan malam bersama. Karena sudah mandi, aku memakai waktu luang untuk mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk di hari sebelumnya. Tugas selesai, aku mulai mencari posisi untuk tidur, belum sempat tertidur terdengar suara bang Allaam yang menawarkan mie, “Kalau gua masak mie ada yang makan gak?” dengan semangat aku menjawab, “Ada bang, mauuuu”. Akhirnya aku menggagalkan niat untuk tidur dan segera menghampiri bang Allaam dan menunggu matangnya mie, dan ternyata Nitos dan bang Jokowi pun menyusul. Tidak butuh waktu lama, mie yang dimasak seketika habis dan kami langsung bersiap untuk tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 malam, waktunya tidur.

Jumat, 11 Maret 2022 hari terakhir kami melakukan kegiatan peminatan disini. Sebelum melanjutkan target pemanjatan hari sebelumnya yaitu mencapai top, kami sarapan terlebih dahulu kemudian membawa alat dan bersiap ke tebing untuk melanjutkan pemanjatan. Sekitar jam 09.30 aku baru bisa menyusul yang lain ke tebing karena adanya kelas yang tidak bisa dilewatkan, sampai di tebing aku mengambil posisi yang digantikan oleh bang Allaam sebagai belayer. Sayangnya hari ini pun target untuk mencapai top belum bisa terlaksana, tinggal 2-3 meter lagi saja untuk mencapai top. Siangnya pukul 12.00 kami istirahat, makan siang, dan menikmati ice cream yang terasa lebih nikmat dikala panasnya cuaca. Selesai beristirahat, kami kembali ke tebing untuk cleaning, sebelum itu aku ingin mencoba jumaring terlebih dahulu. Diawal aku merasa aman saja dan terus melanjutkan hingga di atas, namun pada saat di atas niat ingin menikmati pemandangan dengan melihat sekitar dan juga ke bawah nyatanya aku tiba-tiba takut secara tidak jelas dan panik ingin segera turun. Karena panik, simpul prusik ku entah mengapa selalu loss dan tidak mengunci. Setelah diam dan menenangkan diri, aku kembali mencoba simpul prusiknya dan akhirnya bisa mengunci, lalu aku melepas jumar kemudian aku segera turun karena langit mendung dan kami pun belum cleaning.

Pemanjatan Artificial Hari ke-3
Pengibaran Bendera Astacala

Setelah cleaning, kami membereskan alat dan membawanya menuju basecamp lalu list serta merapikan alat. Setelah semua alat-alat lengkap sesuai dengan list, lalu kami packing ke dalam duffel karena hari esok kami melakukan perjalanan pulang ke Bandung. Packing alat selesai, kami evaluasi harian, briefing untuk kepulangan esok hari, dan makan malam lalu mandi. Seperti biasa aku mengambil urutan pertama untuk mandi, agar bisa lebih cepat istirahat dan membereskan pakaian juga barang-barang yang tidak digunakan agar besok cepat untuk packing. Sekitar pukul 22.00, aku mulai mengantuk dan memilih untuk tidur saja, pada tengah malam aku terbangun karena berisik suara abang-abang lain yang sedang main kartu dan silaunya lampu, “Udah atuh bang mainnya, silau”, tegurku untuk menyudahi mereka memainkan kartu dan pergi tidur saja, “Bentar nid, bentar lagi”, jawab mereka, aku pun menghiraukan dan lanjut tidur.

Pagi harinya, pada hari kepulangan kami bangun sedikit bersantai dari hari sebelumnya dan mulai mandi satu persatu kemudian mulai packing agar cepat sampai ke basecamp Caving untuk menjemput mereka. Sudah menjemput tim Caving, kami menuju sekretariat Mapala Unisi untuk berpamitan pulang dan mengucapkan terima kasih karena sudah membantu dalam kegiatan ini. Tidak bisa berlama-lama karena ditunggu oleh supir travel, kami segera berpamitan pulang. Memulai perjalanan pulang pada pukul 16.00 lalu singgah untuk istirahat dan makan pada pukul 22.00, kemudian melanjutkan perjalanan pulang dan akhirnya sampai di sekre pukul 03.30 pagi. Sesampainya di sekre kami menyimpan barang dan membaringkan diri lalu mulai tertidur hingga siang. Perjalanan yang menyenangkan.

Dokumentasi Tim RC dengan Ketua RT Setempat

Tulisan Oleh Nida Mufidah | AM-009-JB

2 thoughts on “Cerita Baru Pada Peminatan yang Tak Terlupakan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *