Astacala Membantu Permasalahan Sampah di Situ Cisanti

Sampah merupakan permasalahan utama pada setiap kawasan wisata, termasuk juga di kawasan Situ Cisanti yang berada di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Untuk mengurangi dampak yang lebih buruk maka Astacala Telkom University berupaya untuk mengurangi permasalahan tersebut. Salah satunya dengan penambahan infrastuktur tempat sampah dan papan himbauan untuk menjaga kebersihan yang dilaksanakan pada Sabtu (6/5/2017) lalu.

Kegiatan ini dilatarbelakangi dari hasil peninjauan langsung tim Perjalanan Wajib Astacala yang menghasilkan kesimpulan bahwa ketersediaan tempat sampah yang ada di Situ Cisanti tidak sebanding dengan luas kawasan yang mencakup 10 Hektar, ditambah lagi dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat. Alhasil sampah terlihat tergeletak dimana-mana tidak pada tempatnya.

Hal tersebut dapat memperburuk masalah pencemaran di Sungai Citarum. “Kami melihat Situ Cisanti yang merupakan hulu dari Citarum, sungai terkotor di dunia, kondisinya juga tercemar. Untuk itu kami memulai dari hulu untuk menyelesaikan permasalahan Sungai Citarum,” tutur Verli Harlina selaku ketua Perjalanan Wajib.

Verli juga menambahkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program jangka panjang Astacala untuk merestorasi Sungai Citarum hingga keluar dari daftar salah satu sungai paling tercemar di dunia.

Bersama dengan pengelola kawasan Cisanti, tim PW memasang lima pasang tempat sampah dan papan himbauan pada titik-titik yang telah ditentukan. Satu pasang tempat sampah berupa satu buah tempat sampah organik dan anorganik.

Tempat sampah yang dipasang di salah satu titik di kawasan Cisanti (dok. Astacala)

Pemasangan papan himbauan sendiri bertujuan untuk memberikan pesan moral kepada pengunjung supaya lebih peduli terhadap masalah kebersihan di Cisanti.

Pesan dalam papan himbauan pun sengaja ditulis berbahasa Sunda “Hade pisan anjeun tiasa ngajaga Situ Cisanti dugi ka bersih” yang dalam bahasa Indonesia berarti “keren banget sih kamu, bisa menjaga Situ Cisanti bersih”. “Pemilihan bahasa Sunda dilatarbelakangi oleh mayoritas pengunjung Cisanti yang merupakan masyarakat daerah Bandung dan sekitarnya. Kami berharap dengan penggunaan bahasa Sunda akan lebih mengena kesadaran pengunjung,” jelas Verli.

papan himbauanan untuk mengajak pengjung menjaga kebersihan (dok. Astacala)

Pak Ade selaku pemilik salah satu warung di Cisanti mengapresiasi kegiatan Astacala tersebut. ”Bagus dek ini kegiatannya, dengan penambahan tong sampah nanti kan bisa meningkatkan kebersihan di Cisanti,” tutur pak Ade.

Pak ade juga menambahkan, semakin bersih Cisanti, semakin menambah keindahan Cisanti yang  juga bakal menambah daya tariknya.

Beliau berharap mahasiswa lain juga dapat membantu dalam upaya meningkatkan potensi kawasani Cisanti. “Pengennya sih nanti mahasiswa juga bisa ikut bantu dalam pembuatan cinderamata, biar pengunjung ada kesannya setelah ke Cisanti,” imbuh pak Ade.

Disisi lain, pengunjung Cisanti menilai tindakan yang dilakukan Astacala merupakan tindakan yang tepat. Mereka menyesalkan kawasan Cisanti yang kotor sehingga mengurangi keindahan Cisanti. “Bagus Mas memang Cisanti, tapi sayangnya memang agak kotor,” ungkap salah seorang pengunjung.

Meskipun begitu mereka mengaku menikmati kunjungan mereka di Cisanti. Wisatawan yang berasal dari Jakarta tersebut mengaku sengaja memilih Cisanti sebagai tujuan wisata karena suasana Cisanti yang tenang dan panorama alam yang indah.

“Memang sengaja mas ke sini, setelah searching di internet tempat camping di Bandung. Bagus tempatnya, tenang, view-nya juga bagus. Akses kesini juga ga macet ditambah pemandangan selama perjalanan bagus,” paparnya.

Kegiatan ini tidak berakhir hari tersebut saja. Selanjutnya tim PW Astacala akan kembali lagi untuk menambah papan infografis di setiap lokasi tempat sampah yang telah dipasang.

Papan infografis bertujuan untuk mengedukasi pengunjung supaya lebih memahami dan peduli terhadap permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan sampah dan kondisi ekosistem di Cisanti.

“Iya kami akan kembali sekitar 2 minggu lagi ke sini memasang infografis. Kami juga akan bekerjasama dengan pengelola untuk mengedukasi pengunjung dan warga sekitar untuk memilah sampah sebelum dibuang,” ujar Verli Harlina.

Tim PW Astacala juga akan berusaha menggandeng pengelola Bank Sampah untuk mengelola lebih lanjut hasil pemilahan sampah agar bernilai ekonomis bagi warga.

Tulisan:  Rona Alviana Mursyid (AM – 009 – Duri Samsara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *