Banjir “Kota Tua” Bandung

Banjir di Pasar Dayeuh Kolot Tetap Ramai Dilewati Warga

Terpaku aku pada hamparan air yang ada di hadapanku. Bukan danau, melainkan luapan air sungai yang membuat jalan ini menjadi seperti danau.

Dayeuh Kolot merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Daerah yang berdekatan dengan Universitas Telkom ini berasal dari bahasa sunda yaitu Dayeuh (kota) dan Kolot (tua). Sehingga jika diartikan dalam bahasa sunda menjadi “Kota Tua”.

Teletak di daerah hilir, yaitu daerah pertemuan 3 anak sungai. Sungai Citarum (Majalaya), Cisangkuy (Pangalengan) dan Cikapundung (Bandung). Menjadikan kawasan ini menjadi kawasan langganan banjir. Selain menjadi Daerah Aliran Sungai (DAS), banjir juga diperparah dengan banyaknya sampah – sampah yang dibuang sembarangan.

Perahu, Transportasi Saat Banjir

Berbatasan langsung dengan kota Bandung, maka dapat dipastikan jalur transportasi yang menuju Bandung atau sebaliknya akan terputus selama banjir dan melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat.

Dari hasil assesment terdapat 13 tempat pengungsian yakni Kantor Kecamatan Dayeuh Kolot, Polsek Dayeuh Kolot, Masjid Assofiah, Kantor Desa, Madrasah Alhidayah, Masjid Alhilal, PLN Citeurup, Masjid Al Amanah, GOR Kelurahan (Pesawahan), Gedung Tanggo Bojongsoang, Cangkuang dan Masjid Almuskafa. Dengan ketinggian air bervariasi antara 50 – 150 cm.

Banjir memang tidak akan terelakkan jika hujan deras mengguyur seluruh daerah Kabupaten dan Kota Bandung. Terobosan jitu juga bukan suatu solusi jika tidak didukung dengan kesadaran warganya. Tak hanya warganya, seluruh kota bandung tepatnya, mengapa? Sebab seluruh sampah yang dibuang sembarangan khususnya yang dibuang sungai, akan berdampak juga ke daerah hilir sungai, seperti Dayeuh Kolot. Karenanya …

Mari Peduli Sekitar dan Hentikan Kebiasan Buang Sampah Sembarangan!

Tulisan dan foto oleh Arnan Tri Arminanto

2 thoughts on “Banjir “Kota Tua” Bandung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *