Gunung Semeru 3676 Mdpl
Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak bernama Mahameru yang berketinggian 3676 mdpl. Secara administratif gunung ini terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini bertipe stratovolcano dan masih aktif. Pendakian Gunung Semeru dapat dilakukan dari Tumpang, Kabupaten Malang. Artikel ini akan membahas jalur pendakian Semeru dari Tumpang.
Akses dari Kota Terakhir dan Perizinan
Untuk mendaki Gunung Semeru dari Tumpang perjalanan kita bisa dimulai dari Kota Malang. Dari Terminal Arjosari di Malang kemudian menggunakan angkutan kota jurusan Arjosari – Tumpang dan turun di Pasar Tumpang dengan biaya Rp 10.000,00 per orangnya. Di Pasar Tumpang nanti akan banyak jeep dan truk yang siap mengantar kita ke base camp pendakian Ranu Pane yang terletak di Kabupaten Lumajang dengan biaya sekitar Rp 35.000,00 sampai Rp 40.000,00 per orangnya. Tapi sebelum melanjutkan perjalanan ada baiknya kita melengkapi keperluan pendakian maupun perizinan di sini.
Untuk perizinan diperlukan fotokopi tanda pengenal sebanyak dua buah dan surat keterangan sehat. Jika kita lupa membawa dari rumah, kita bisa melengkapinya di Tumpang karena di sini ada puskesmas untuk membuat surat sehat dan kios–kios fotokopi. Kalau dirasa sudah lengkap, barulah kita melanjutkan perjalanan dengan jeep atau truk. Oleh supir jeep atau truk kita akan diantar dahulu untuk mengurus perizinan di pos perizinan pertama yang juga masih berada di Tumpang. Di sini kita akan mendapatkan surat izin dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan menunjukkan surat–surat kelengkapan tadi dan membayar surat izin sebesar Rp 6.000,00 dengan maksimal 10 personil. Selain itu kita juga dikenai biaya masuk taman nasional sebesar Rp 2.000,00 per orang dan asuransi Rp.2000,00 per orang. Jika kita membawa kamera dan tenda, kita akan dikenai biaya tambahan Rp 5.000,00 per kamera dan Rp 20.000,00 per tenda. Pendakian hanya diizinkan hingga Kalimati, dan selebihnya di luar tanggung jawab pihak TNBTS.
Setelah selesai mengurus perizinan, perjalanan berlanjut ke base camp pendakian Ranu Pane yang memakan waktu sekitar dua sampai tiga jam. Base Camp Ranu Pane ini terletak di tepi Danau Ranu Pane. Di Base Camp Ranu Pane kita harus melapor lagi dan menunjukan surat izin. Menurut prosedur TNBTS, barang bawaan kita akan diperiksa waktu akan melakukan pendakian maupun nanti setelah turun. Dan pendaki diwajibkan membawa sampah ketika turun.
Jalur Pendakian Ranu Pane
- Ranupane – Watu Rejeng
Kordinat Base Camp Ranu Pane adalah 112o56’44’’E, 08o00’52’’S. Selain sebagai pos periizinan, di sini juga terdapat kios–kios yang menjual cinderamata Gunung Semeru. Sebaiknya kita mengambil air dari base camp sebelum mulai mendaki. Pendakian dimulai dengan menyusuri jalan aspal ke arah selatan dan berbelok ke arah barat di pertigaan jalan pada kordinat 112o55’57’’E, 08o01’37’’S. Dari pertigaan ini jalur akan berupa jalan setapak di sebelah kanan sebuah punggungan, menyusuri sawah hingga bertemu semacam pembatas jalan antara jalan setapak tanah dengan jalan setapak yang diberi paving dan mulai memasuki daerah hutan. Selanjutnya jalur akan berupa jalan paving hingga Watu Rejeng. Jalur memasuki hutan dimulai dengan tanjakan yang lumayan terjal dan akan menjadi satu-satunya tanjakan yang kita temui dalam perjalanan ke Watu Rejeng. Awalnya kita memasuki hutan dari kanan punggungan kemudian memotong punggungan tersebut dan mulai berjalan di sebelah kiri punggungan. Selanjutnya hingga Watu Rejeng, jalur akan berada di sebelah kiri punggungan hingga Watu Rejeng dengan jalur yang landai dan terdapat jurang di sebelah kiri jalur. Hutan berupa hutan heterogen dengan semak belukar. Kita akan melewati dua pos peristirahatan yang berupa bangunan kecil beratap. Ketika sampai di pos peristirahatan ke-2 kita akan melihat tebing yang tinggi dan lebar. Tebing inilah yang disebut Watu Rejeng, pos peristirahatan ke-2 ini berada di kordinat 112o56’10’’E, 08o01’49’’S . Secara keseluruhan jalur dari base camp hingga sampai ke pos peristirahatan ke-2 berupa jalan setapak berpaving yang landai dan jarang ditemui tempat untuk mendirikan tenda karena jalur yang melipir punggungan.
- Watu Rejeng – Ranu Kumbolo
Perjalanan menuju Ranu Kumbolo masih berupa jalan setapak yang landai di sebelah kiri punggungan dengan hutan heterogen bersemak. Setelah Watu Rejeng tidak akan ditemui lagi jalan berpaving dan hanya berupa jalan setapak tanah biasa. Dari Watu Rejeng dimulai dengan jalur yang landai hingga bertemu pos peristirahatan dan jalur akan sedikit menanjak kemudian kembali menjadi landai hingga Ranu Kumbolo. Memasuki daerah Ranu Kumbolo vegetasi sudah berubah berupa hutan cemara dan padang–padang rumput. Ranu Kumbolo berupa danau yang dikelilingi oleh hutan cemara dan padang rumput. Di tepi Danau Ranu Kumbolo ini banyak terdapat tempat yang bagus untuk mendirikan tenda, tetapi harus diperhatikan ketika memilih tempat mendirikan tenda karena banyak tempat yang menjadi kubangan air ketika hujan. Di sini juga terdapat bangunan berupa rumah yang cukup besar untuk istirahat para pendaki, hanya sayang kondisinya sudah rusak. Banyak pendaki yang betah berlama-lama di Ranu Kumbolo karena pemandangannya yang indah. Ada beberapa memoriam pendaki kita temui di Ranu Kumbolo. Dan di Ranu Kumbolo ini kita bisa mengisi persediaan air. Ranu Kumbolo terletak di kordinat 112o55’02’’E, 08o03’04’’S.
- Ranu Kumbolo – Kalimati
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita langsung disambut tanjakan terjal memotong punggungan Gunung Kumbolo yang oleh para pendaki disebut sebagai Tanjakan Cinta. Setelah melewati Tanjakan Cinta, terdapat padang rumput luas yang disebut sebagai Oro-Oro Ombo. Setelah melewati Oro–Oro Ombo jalur akan mulai memasuki hutan cemara yang disebut Cemoro Kandang. Jalur akan mulai sedikit menanjak ketika memasuki hutan cemara. Di hutan cemara ini terdapat beberapa tempat yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Sekeluarnya dari hutan cemara jalur kembali berupa jalan setapak landai pada padang rumput yang sesekali diselingi semak belukar. Setelah melewati padang rumput kita akan bertemu kembali dengan hutan cemara. Di perbatasan antara padang rumput dan hutan cemara itulah Kalimati berada. Di sini banyak terdapat tempat untuk mendirikan tenda. Ada juga rumah peristirahatan untuk para pendaki, tetapi keadaannya juga seperti rumah peristirahatan di Ranu Kumbolo, rusak. Sekitar 500 m dari Kalimati terdapat sumber air bernama Sumber Mani. Lumayan jauh, namun Sumber Mani menjadi satu-satunya sumber air di sini. Kalimati teletak di kordinat 112o55’03’’E, 08o05’16’’S dan dari sinilah para pendaki biasa melakukan summit attack atau pendakian menuju puncak.
- Kalimati – Arcopodo
Hutan cemara dengan tanjakan–tanjakan terjal menanti kita dalam perjalanan menuju Arcopodo. Medan berupa jalan yang landai sudah tidak lagi kita temui di sini. Banyaknya percabangan jalur antara Kalimati menuju Arcopodo memaksa para pendaki harus lebih berhati–hati karena rawan tersesat. Hal ini disebabkan karena jalur ini memang rawan longsor sehingga banyak jalur yang terputus dan dibuat jalur yang baru. Setelah kira-kirar 1 jam berjalan sampailah di Arcopodo. Arcopodo menjadi satu–satunya tempat datar yang memungkinkan untuk mendirikan tenda setelah keluar dari Kalimati. Tetapi para pendaki dihimbau untuk tidak mendirikan tenda di sini karena daerah Arcopodo merupakan daerah rawan longsor. Arcopodo terletak di kordinat 112o55’10’’E, 08o05’40’’S.
- Arcopodo – Puncak (Mahameru)
Keluar Arcopodo medan masih berupa jalan tanah menanjak dengan vegetasi hutan cemara hingga Cemoro Tunggal. Banyak bekas longsoran tanah di jalur antara Arcopodo ke Cemoro Tunggal membuat para pendaki harus berhati–hati agar tidak terperosok. Cemoro Tunggal yang terletak di kordinat 112o55’12’’E, 08o05’55’’S merupakan batas vegetasi dan dari sini medan berubah menjadi tanjakan pasir. Perjalanan dari Cemoro Tunggal ke puncak lumayan menguras tenaga. Selain karena tanjakan yang terjal, medan berupa pasir lepas juga menyulitkan pendaki dalam melangkah. Perjalanan dari Arcopodo ke puncak ini dapat di tempuh kira–kira selama dua jam. Puncak Gunung Semeru yang disebut dengan Mahameru ditandai dengan bendera merah putih. Banyak terdapat memoriam di kawasan Mahameru ini, salah satunya adalah memoriam dari Soe Hok Gie. Pendaki hanya diperbolehkan berada di kawasan puncak hingga pukul 09.30 WIB. Hal ini dikarenakan Gunung Semeru yang bererupsi setiap 15 menit dan lewat dari waktu tersebut angin bertiup ke arah jalur pendakian sehingga dikhawatirkan para pendaki terkena awan panas. Letak kordinat Mahameru yaitu 112o55’19’’E, 08o06’28’’S.
Sumber Acuan
Beberapa sumber acuan yang digunakan untuk data Gunung Semeru ini adalah peta bakosurtanal 1:25000 lembar 1607-444 Ranupane serta catatan perjalanan anggota Astacala pada September 2010 dan Agustus 2011.
Tulisan oleh Bayu Wicaksono
Foto dari Dokumentasi Astacala
waduh.. pendakian ke semeru sekarang mahal ya, banyak pungli, surat keterangan sehat, kamera, tenda.. pungli-pungli inilah yang bikin kita para pendaki miskin ini harus mencari jalur baru pendakian tanpa melalui pos ranupane. siapkan diri wahai pendaki miskin malang.. kita cari jalur baru yang bebas dari pungli para petugas korup
baru rencana, semoga sempat menginjakan kaki disana.. 🙂
Terima kasih telah membagikan informasi rinci mengenai jalur pendakian Gunung Semeru. Penjelasan mengenai akses, perizinan, serta kondisi jalur sangat membantu para pendaki yang merencanakan perjalanan ke Mahameru. Keberhasilan dalam memberikan detail seperti ini dapat memberikan panduan yang lebih aman dan nyaman bagi para petualang. Semoga informasi ini juga mendorong kesadaran para pendaki untuk menjaga alam dan lingkungan selama pendakian. Tetap berbagi pengetahuan dan menjaga kelestarian Gunung Semeru! #GunungSemeru #Pendakian #Mahameru