Kenal Medan Tebing Simarsolpa

Temu Wicara Kenal Medan yang sering disebut TWKM merupakan sebuah forum dan kegiatan alam bebas yang diikuti oleh mahasiswa pecinta alam yang mewakili perguruan tingginya di seluruh Indonesia. Tahun ini merupakan TWKM XXIII yang diselenggarakan di Kota Medan, Sumatera Utara oleh Mahasiswa Pecinta Alam Institut Teknologi Medan yang bernama GMPA-ITM. Acara berlangsung dari tanggal 24 Juni sampai 2 Juli 2011. Acara terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu stadium general dan kegiatan aksi lingkungan di Taman Hutan Raya Brastagi pada tanggal 24 – 26 Juni, kegiatan temu wicara yang membahas masalah internal mahasiswa pecinta alam maupun isu sosial lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia pada tanggal 27 Juni – 2 Juli, serta kegiatan kenal medan yang berupa kegiatan alam bebas di daerah-daerah sekitar Sumatera Utara juga dilaksanakan pada tanggal 27 Juni – 2 Juli.

Gagahnya Tebing Simarsolpa dilihat dari base camp

Pada TWKM kali ini, Astacala mengirimkan tiga orang anggotanya, yaitu Rahmadian Iksanul Hakim yang merupakan Ketua Astacala Institut teknologi Telkom sebagai peserta temu wicara, Blasius FDSW yang mengikuti kegiatan arung jeram, dan saya sendiri (Widi) mengikuti kegiatan panjat tebing. Dengan persiapan yang tidak begitu banyak serta dana pinjaman yang didapat, kami bertiga pun sepakat berangkat menggunakan jasa transportasi kapal laut yang paling hemat pengeluarannya. Akhirnya hari itu pun tiba. Tanggal 24 Juni 2011 kami berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priuk di Jakarta. Setelah terombang-ambing di atas kapal di pesisir timur Sumatra, dua hari kemudian kami sampai di Pelabuhan Belawan, Medan. Jadi dengan kata lain, kami bertiga tidak mengikuti acara stadium general dan aksi lingkungan di Taman Hutan Raya Brastagi karena baru di malam hari pada tanggal 26 Juli 2011 kami sampai di tempat berkumpulnya peserta TWKM, di kompleks asrama haji. Di sana sudah ada sekitar 200 orang peserta dari berbagai mapala tingkat perguruan tinggi se-Indonesia yang berkumpul.

Sesuai agenda acara, tanggal 27 Juni 2011 peserta kenal medan sudah dikelompokkan sesuai divisi yang diikuti untuk persiapan pemberangkatan ke lokasinya masing-masing. Saya yang mengikuti divisi panjat tebing meninggalkan lokasi setelah makan siang untuk menuju Tebing Simarsolpa yang terletak di daerah Tebing Tinggi. Sekitar pukul 21.00 WIB tim panjat tebing ini sampai di lokasi dan langsung mendirikan camp di sekitar rumah juru kunci tebing tersebut, juru kunci tebing yang biasa dipanggil Mbah Wir. Ternyata tebing ini berada di daerah yang sangat terpencil di tengah-tengah hutan perkebunan kelapa sawit dan kakao.

Esok harinya, peserta dikumpulkan untuk pembagian kelompok. Dari 18 orang peserta dibagi menjadi 3 kelompok dengan masing-masing anggota beranggotakan 6 orang. Saya sendiri masuk ke dalam Kelompok 2 dan ditunjuk sebagai leader di tim ini untuk selanjutnya melaksanakan observasi jalur pada tebing. Di tebing yang memiliki ketinggian 250 meter dengan batuan berjenis kapur tua ini terdapat 3 jalur sport dengan permukaan crack (rekahan) dan bentukan agak slap. Di masing-masing jalur sport hanya terdapat sekitar 5 sampai 6 hanger saja, sisanya harus menggunakan teknik pemanjatan artificial untuk sampai ke puncak. Sedangkan permukaan bagian bawah tebing dipenuhi oleh lumut karena kondisinya yang lembab dan tidak terkena sinar matahari. Tebing bergrade 5.10-5.13 (Yosemite decimal system) ini sangat jarang dipanjat oleh para pemanjat, perkiraan saya mungkin karena lokasinya yang sangat terpencil.

Siang itu, ketika kegiatan observasi baru saja selesai, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Rencana pemanjatan di hari pertama itu yang harusnya segera dimulai pun akhirnya ditunda sampai besok pagi. Saya hanya bisa memandangi air-air hujan yang jatuh membasahi tebing. Langit yang kelabu pun beranjak senja, panitia kegiatan kenal medan tebing ini membuat acara pengganti berupa sharing materi-materi dasar dan alat-alat pemanjatan. Dari sharing tersebut, dapat saya ketahui bahwa masih banyak peserta yang masih pemula dalam kegiatan panjat tebing di alam. Beberapa peserta bahkan belum mengerti berbagai macam simpul dan alat-alat yang akan digunakan pada pemanjatan. Padahal penguasaan simpul dan alat adalah dasar utama seorang pemanjat tebing alam.

Peserta mengamati pemanjat yang membuat jalur

29 Juni 2011, pagi hari itu semua peserta menuju ke dasar tebing untuk memulai pemanjatan. Karena keterbatasan alat, maka Tim 1 dan Tim 2 terlebih dahulu memulai pemanjatan. Tim 1 memakai jalur sport yang berada di tengah dan Tim 2 membuat jalur sport yang di sebelah kanan. Sampai tengah hari kedua jalur tersebut dipanjat bergantian oleh ketiga tim. Karena dirasa tidak efektif, di mana sebagian pemanjat menginginkan pemanjatan artificial tetapi masih banyak pemula di tebing alam, maka saya mengusulkan kepada kordinator panitia supaya mengubah sistem pemanjatannya. Akhirnya sistem diubah dengan perombakan tim menjadi Tim Artificial dan Tim Sport. Di Tim Artificial didapatkan 6 orang (termasuk saya) dan sisanya ingin ke  sport. Hujan deras pun tiba-tiba kembali turun di hari kedua ini. Otomatis pemanjatan dihentikan dan dilanjutkan lagi esok hari dengan formasi tim yang baru.

Saya dan Jimmy sedang merintis jalur

Seusai sarapan di hari berikutnya, kedua tim memulai pemanjatan. Tim Sport menggunakan jalur sebelah kanan yang kemudian dijadikan tipe gym climbing untuk bermain speed climbing oleh para pesertanya yang kebanyakan adalah atlet panjat wall climbing. Sedangkan Tim Artificial menggunakan jalur tengah dengan leadernya adalah Corbek (anggota Mapala Pelita, Kediri), sedangkan sebagai belayer adalah saya sendiri. Di ketinggian sekitar 15 meter Corbek terhenti, saya pun menyusulnya untuk menggantikannya sebagai leader. Saya melanjutkan pemanjatan dan berhasil menambah ketinggian menjadi sekitar 30 meter. Di sana saya melakukan installasi hanging belay untuk pemanjat kedua. Jimmy (anggota STIK Aceh) naik dan melakukan cleaning pengaman yang telah saya buat. Saya dan Jimmy pun kemudian saling bergantian menjadi leader dan belayer yang akhirnya mencapai ketinggian sampai 70 meter. Di titik tersebut kami memasang dua tali statis 50 m dan 100 m sebagai fix rope untuk jummaring, tali statis 50 m dipasang pada ketinggian tebing 40 meter dan tali statis 100 m dipasang di ketinggian tebing 70 meter. Waktu masih menunjukkan pukul 14.00 WIB, tapi langit makin mendung dan hujan mulai turun. Pemanjatan akhirnya dihentikan dengan kami meninggalkan kedua tali fix rope tersebut di permukaan tebing dengan rencana akan melanjutkan penambahan ketinggian dari titik tersebut esok hari.

Peserta rock climbing sedang bercanda ria di base camp

Hari ketiga di Tebing Simarsolpa, Jumat 1 Juli 2011, dimana merupakan hari pemanjatan terakhir karena hari Sabtu esoknya kami harus sudah sampai di Kota Medan untuk acara penutupan TWKM XXIII ini. Hanya 4 orang peserta (termasuk saya) saja yang datang ke tebing untuk melanjutkan pemanjatan. Peserta yang lain tampak enggan untuk beranjak dari base camp dan mungkin kelelahan begadang berbagi cerita dan bercanda ria kemarin malam yang merupakan malam terakhir kami di tebing. Ketiga orang selain saya jummaring ke atas untuk melihat pemandangan di sekitar tebing dari ketinggian. Tidak lama kemudian hujan lebat kembali mengguyur tebing sehingga semuanya turun dan berteduh di bawah tebing. Ketiga rekan saya langsung balik ke base camp untuk berganti pakaian karena kedinginan setelah basah kuyup kehujanan saat menuruni tebing. Dua jam kemudian setelah hujan reda, saya melakukan cleaning jalur sendirian menggunakan teknik rappelling 3 tali. Setelah cleaning selesai semua peserta langsung berkemas karena pukul satu dini hari nanti kendaraan jemputan akan tiba untuk mengangkut kami kembali ke Kota Medan. Seiring menunggu datangnya jemputan, kami semua bercanda ria dan bertukar kenang-kenangan karena akan segera berpisah di acara Kenal Medan Rock Climbing (panjat tebing) ini.

Suasana acara penutupan TWKM XXIII di Kampus ITM

Sabtu pagi kami pun tiba di Medan dan langsung menujuke Kampus ITM sebagai tempat penutupan. Hari itu satu per satu dari seluruh peserta TWKM XXIII tiba di lokasi penutupan sampai sore menjelang. Setelah makan malam, acara penutupan dimulai dengan sambutan dari pemerintah daerah setempat serta ketua pelaksana yang kemudian langsung dilanjutkan dengan pentas musik berbagai aliran. Peserta saling berfoto, berjoget, dan bercanda ria bersama di tengah alunan musik yang menggema. Sekitar pukul 12 malam pentas itu ditutup dengan meluncurnya kembang api di bawah terangnya sinar rembulan dan berkilaunya bintang diringi kata-kata “Sampai Jumpa Kembali di Acara TWKM XXIV di Bandung!!!”.

Tulisan dan Foto Oleh Widi Widayat

3 thoughts on “Kenal Medan Tebing Simarsolpa

  1. Mantap Om Pari.
    Kronologis pemanjatannya masih kurang nih sama detail medan dan lokasi Tebing Simarsolpanya. Kan katanya kenal medan? 🙂
    Lanjutkan terus. Ditunggu kisah-kisah dari tebing-tebing yang lain.

  2. terima kasih atas masukannya yang sangat membangun ini bli gejor.
    saya sebenarnya menyadari juga akan hal itu, tapi sadarnya setelah ini tulisan saya post.hehe..

  3. Horas tu na siam,

    salam kenal ma tene,
    Kami dari Warung Risky Sindarraya mengucapkam salam kepada seluruh pecinta dolok simarsolpa dimana kalian berada, khusus nya bagi pengelola web ini dan seluruh rakyat Simalungun..

    Pemberitahuan kepada teman-teman yang datang dari luar kota menuju dolok simarsolpa yang akan melakukan pendakian, pastinya akan sangat lelah dalam perjalan, karena menempuh jarak dan waktu yang cukup lama,

    maka dari itu bagi teman-teman yang nantinya akan menuju lokasi dolok simarsolpa pastinya akan melewati desa Sindarraya, nah di sindarraya terdapat tempat peristirahatan sebelum menuju kesana, singgah dan mampir ke Warung Risky Sindarraya untuk beristirahat dan mengisi tenaga kembali untuk persiapan pendakian.

    tempat nya tidak terlalu jauh dari lokasi (di sindarraya jl. panglima nunut, simpang empat), hanya berbedakan kampung saja (durian baggal), dan pelayanan kami akan memuaskan kalian dalam pengisian tenaga anda.,.

    semoga informasi ini berguna untuk kita semua khusus nya pecinta dolok simarsolpa…

    Keterangan lebih lanjut…
    web : http://www.warungrisky.blogspot.com
    fb : Warung Risky Sindarraya
    tweet :@warungrisky

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *