Kisah Si Plastik Kresek
Perkenalkan namaku plastik kresek. Aku adalah plastik yang sering dipakai untuk membawa barang belanjaan di pasar atau supermarket. Aku yang berasal dari bahan baku senyawa polimer polyethylene dibuat melalui proses panjang dalam pembuatan. Aku lahir di sebuah pabrik plastik yang sangat besar di mana hampir setiap tahun aku dan teman-temanku yang merupakan plastik berbagai jenis dibuat. Ada yang namanya plastik bag, ada yang namanya gelas plastik, ada yang namanya PVC, ada yang namanya fiber, dan masih banyak temanku di sini. Kata teman-temanku diriku sangat dibutuhkan manusia. Aku merasa sangat senang dilahirkan di dunia ini karena hidupku akan membantu manusia. Tapi aku juga pernah mendengar bahwa pabrik yang membuatku merugikan manusia dari limbah pembuangannya. Ah aku anggap hanya desas-desus. Walaupun begitu aku tetap merasa beruntung dilahirkan sebagai plastik.
Plastik kresek yang sering kita gunakan merupakan salah satu bahan tak ramah lingkungan berawal dari proses pembuatannya hingga after use plastik tersebut. Bahan plastik yang terbuat dari senyawa polimer polyethylene adalah sebuah senyawa rantai karbon. Dalam pembuatannya sendiri biji plastik yang nantinya menjadi plastik memakan beberapa kali proses; yaitu mulai dari proses pembuatan bijih plastik yang terdiri dari 9 proses; dari proses penyortiran, pemotongan, pencucian, pengeringan, pemanasan, penyaringan, pendinginan, pencetakan, hingga pengepakan bahan jadi yang nantinya bisa langsung diolah menjadi plastik.
Kemudian nanti bijih plastik itu diolah dengan mesin yang disebut dengan screw yang melalui proses pencampuran hingga proses ekstrusi dengan ekstruder hingga mencapai bentuk tabung bulatan yang nantinya akan dicetak dalam lembaran lembaran kantong plastik. Kantong plastik tersebut hampir tiap harinya dibuat hingga ratusan ton perhari oleh pabrik pembuat plastik. Selain itu limbah yang dihasilkan dari pembuatan plastik sendiri mengganggu kehidupan warga sekitar. Contoh saja di Jombang, sebuah pabrik plastik dengan nama UD yang telah beroperasional dari tahun 2002 telah mencemari irigasi dari pertanian warga serta diindikasikan mencemari sungai. Selain itu pula di kelurahan Kamal, Jakarta Barat, warga disulitkan dengan pencemaran limbah bekas pembuatan bijih plastik yang mencemari air tanah perumahan warga yang ditempati oleh 1450 KK.
Sesampainya di pasar, setelah melakukan perjalanan jauh dan beberapa proses dari pabrik hingga ke sebuah toko penjual plastik, hatiku semakin bergembira di mana aku melihat teman-temanku yang sudah duluan mampir ke toko ini menunggu untuk dibeli dan dipakai manusia. Aku pun bergembira karena diriku akan dijadikan sebagai pembawa makanan atau tempat belanjaan untuk meringankan mereka. Entah mengapa hatiku berdebar-debar menunggu untuk dibeli dan digunakan. Sampai seorang bapak yang membawa beberapa tentengan belanjaan datang. Lalu sang penjual pun membawa aku dan teman-temanku dalam sebuah kawan plastik dan menyerahkan kepadanya. Aku pun dibawa olehnya. Sesampainya di rumah ia menaruhku di dalam sebuah gerobak penjaja cendol. Rasanya bangga menjadi sesuatu yang berguna. Akupun senang melihat satu per satu temanku diambil dan dipakai oleh penjual cendol itu untuk menjadi bungkusan, bangga menjadi plastik yang berguna bagi manusia. Hingga tak selang beberapa jam aku yang merupakan lembaran terakhir dari isi 100 lembar plastik diambil untuk menjadi pembungkus es cendol yang terbungkus dalam teman-teman plastikku yang berukuran kecil. Aku pun merasa senang sekali. Tapi kesenanganku pun harus berakhir. Karena setelah menjadi pembungkus lalu si tuan yang kusayang pembeli cendol itu langsung membuang ku ke tanah pelataran dekat rumahnya. Tak ada pikiran untuk mengangkatku dari tanah. Aku pun bingung kenapa ia menelantarkan diriku dan tidak mengacuhkanku. Aku sangat sedih sekali karena aku hanya ditelantarkan begitu saja olehnya. Bukankah aku telah membantunya? Bukankah aku telah menolongnya? Akhirnya aku hanya bisa menunggu dan menunggu lama sekali bertahun-tahun lamanya bahkan sampai manusia pengguna itu telah beranak cucu. Bahkan ia pun telah meninggal tanpa teringat untuk mengangkatku dari tempat sampah pelataran rumah itu. Aku merasa sangat sedih sekali dengan umurku yang panjang ini mengapa aku hanya dipakai sebentar lalu ditelantarkan seperti ini. Selain itu pelan-pelan aku meracuni tanah ini yang nantinya akan meracuni para manusia yang membuatku. Dulu aku berpikir bahwa menjadi plastik sangat berguna sekali tapi sekarang aku tak bisa apa-apa hanya menjadi sampah yang mencemari tanah. Dulu aku berpikir beruntung sekali menjadi plastik, sekarang aku bahkan tak ingin dilahirkan. Aku berdoa semoga manusia sadar dan tidak menggunakan teman-temanku dan menggantinya dengan sesuatu yang berguna dan ramah lingkungan, tidak merusak seperti aku si plastik kresek. Doaku yang merusak bumi ini si plastik kresek.
Umur sampah plastik mencapai 450 – 1000 tahun sampai bisa diurai habis oleh tanah. Sampah plastik yang sulit diurai ini telah mencemari hampir seluruh penjuru dunia bahkan lautan juga menjadi sasaran. Contoh saja di Bali yang pada tahun 2013 ini mencanangkan daerah bebas sampah, diketahui pada tahun 2010 bahwa setiap harinya Bali menghasilkan hampir 750 ton sampah plastik dari 5000 ton sampah yang dihasilkan. Bayangkan dengan populasi manusia di Bali berjumlah 3,3 juta menghasilkan 750 ton, lalu berapakah yang dihasilkan di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan pulau-pulau lainnya di Indonesia yang memiliki penduduk lebih banyak. Selain mencemari daratan, sampah plastik juga mencemari ekosistem lautan. Berdasar penelitian, pada tahun 2011 ini sampah plastik mikro di Laut Mediterania mencapai 250 miliar serpihan. Setiap tahun plastik telah ‘membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut, dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya. Selain itu pula diindikasikan banyak ikan laut konsumsi telah tercemar sampah plastik ini yang kemudian bisa tertelan oleh manusia dan menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker atau timbulnya gangguan syaraf akibat lemak styrene yang terserap dalam tubuh akibat konsumsi makanan tercemar.
Dampak negatif limbah plastik antara lain sebagai berikut.
- Limbah plastik yang berserakan di jalan,di tempat-tempat umum membuat pemandangan menjadi tidak nyaman.
- Dapat mengurangi kesuburan tanah jika limbah plastik dikubur didalam tanah.
- Limbah plastik dapat menyebabkan banjir apabila sampah kantong plastik itu dibuang di kali karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul.
- Sampah plastik dapat juga menyebabkan perubahan iklim. Mengapa? Karena tumpukan sampah di udara terbuka mengeluarkan metana, salah satu gas yang bertanggung jawab atas pemanasan global.
- Pembuangan plastik di lahan penimbunan (TPA) juga menyebabkan gas rumah kaca.
Tulisan oleh Blasius FDSW
Data dan Foto Diambil dari Yunior, Data Statistik Indonesia, Hileud, Green Radio, Bataviase, Waspada
Bagus Bab, pernah dengar cerita “Plastik kresek jalan-jalan ke pulau seribu”?
Mending tampilin juga foto-foto plstik kresek yang di sekre Bab hehehe…
belum tar gw searching…. yow tar gw cari fotonya….
pertama baca kirain ini bacaan buat anak anak tk
halo….nama saya si plastik kresek…. hihihihihiiiii……
tapi ternyata bacaannya bisa untuk kita kita semua…..
ayook kita stop make plastik kresek… pake daon pisang ajaa
wkkkwkwkwkw…..
*kaboooorrrrr………