Satu Planet dan Satu Kali Hidup

Usia kita jika dikalikan 360 dikalikan 24 dan dikalikan lagi 3.600, maka untuk saya, saya akan mendapatkan angka 622.080.000 dengan satuan detik, setara dengan  172.800 jam dan setara juga dengan 7.200 hari dan sama dengan 20 tahun. Bagaimana denganAanda? Sebanyak itulah waktu yang saya habiskan dalam satu planet. Sama dengan 6 miliar lebih manusia yang sama–sama tinggal di dalamnya dan itu telah berlangsung –paling tidak– 4 miliar tahun. Ya, bisa dibayangkan betapa kuatnya pijakan kita ini melumat segala kisah pilu, perang, tangis, darah, bahagia, ceria, meriah. Mungkin jika bumi bisa bicara sudah ada miliaran buku yang dibuatnya dan mungkin akan muncul satu buku best seller dan akan dikeluarkan jilid baru tiap tahunnya dengan jutaan lembar. Dan mungkin judul buku itu adalah “How to live in earth”.

Tentu saja bumi tidak bisa bicara, jadi tidak perlu cemas kita akan diceramahi oleh bumi ketika membuang sampah di sungai, ketika kita melubangi perutnya untuk mencuri mineral di dalamnya, bahkan ketika memangkas sampai gundul hutan tropis tanpa menanamnya kembali padahal hutan tersebut berkontribusi terhadap pasokan oksigen bagi gembel–gembel pinggir jalan yang terlupakan nasibnya sampai mereka sendiri menjadi malas, bagi anak kurang gizi di Kenya, dan bahkan bagi pria buncit penenggak arak yang mengaku wakil rakyat yang belum tentu perduli kepada rakyat dan lebih doyan mengumbar syahwat.

Hari Bumi 2011

Sebenarnya apa salah bumi sampai harus kita sakiti seperti itu? Bumi tidak memanggil Niggers ketika politik apartheid  terjadi. Bumi tidak menghabisi Yahudi ketika zaman Nazi. Bumi tidak mengadakan konspirasi ekonomi yang memiskinkan Amerika Serikat. Mungkin Anda langsung berfikir tentang bencana alam, lalu kenapa ada bencana alam?

Saya percaya bahwa bencana alam adalah karena sang pembuat bumi menghendakinya. Lalu mengapa Beliau sampai hati mengajarkan kita dengan metode sekeras itu? Karena sudah tidak ada alasan lagi untuk mengajar dengan materi yang lembut, telah diciptakanNya paparan gunung berpadu sungai nan indah agar manusia lebih cinta terhadap bumi karena fitrahnya manusia yang mencintai keindahan, tapi nyatanya kita menolak pelajaran tersebut dengan merusaknya. Jadi rusaknya bumi akibat tangan–tangan manusia itu sendiri. Dan ketika keseimbangan terganggu wajar jika salah satu lengan neraca timbangan timpang.

Ini bukan soal Green Peace. Ini bukan soal sok hijau. Ini masalah kelanjutan hidup entitas manusia, makhluk yang diberikan pemikiran, bukan insting yang dapat merasa bukan karna bawaan alam. Di sini saya menumpahkan segala kemarahan akan rusaknya bumi. Jika tidak mau bergerak maka jangan merusak. Jika sudah bergerak bukan berarti boleh  merusak. Contohkan kepada mereka yang tuli dan buta, lalu ajak.

Siapa bilang sendirian itu lemah. Sendiri mengawali dan terus teguh bergerak maka akan tercatat dalam sejarah sebagai pelopor. Sendiri dengan keyakinan yang kokoh akan mengubah keadaan seperti yang telah di contohkan oleh Mahatma Gandhi. Saya akan terus berkampanye anti rokok dengan cara saya sampai mati karena saya yakin ada suatu kekuatan besar yang mendukung perjalanan saya dan saya berjalan dibawah namaNya.

Sampai saat ini kita masih bisa menghirup oksigen karena kebaikan mereka di masa lalu. Mereka yang mau menanam dan melestarikan. Jambu air yang kita makan sekarang adalah hasil jeri payah lima tahun yang lalu. Mohon sadarkan saya ketika saya sudah mulai lelah mengajak. Ingatkan saya jika terlihat membuang sampah sembarangan. Hari Bumi yang kami lestarikan eksistensinya di lingkungan IT Telkom pada tahun ini merupakan pergerakan kami. Ya, ini langkah kami. Hanya langkah kecil kami. Secuil usaha yang lebih kecil dari pasir untuk membuat bumi tersenyum.

Saudaraku yang telah lama berbagi tempat, tanah, udara, air dan anugerah dariNya yang dititipkan pada alam, maafkan jika saya bicara membabi–buta dalam tulisan ini. Mungkin saya sudah hampir putus asa untuk bisa memberikan warisan yang paling berharga ini bagi para anak cucu kita nanti. Tak ada gunanya lagi saling menyalahkan. Yang terpenting bagi kita yang sama-sama belajar adalah saling memperbaiki hal-hal yang salah. Kini tiba saatnya bagi Anda dan kita untuk memutuskan menjadi bagian dari sejarah atau tergerus bersama hilangnya arah. Bertahanlah bumiku sayang, setidaknya untuk 4 miliar tahun lagi.

Tulisan oleh  Galih Pandu Buana

5 thoughts on “Satu Planet dan Satu Kali Hidup

  1. @mbak/mas me,
    ini sbnerny tlisan gagal,,hahaha
    harusny review tentang hari bumi
    pas td saya baca lg ternyta msh bnyk ngaco-nya,,hahaha
    eniwei tengkyu responny,,hoho

  2. Menurut Natgeo, tahun ini penduduk bumi 7 Milyar, diperkirakan 30 tahun lagi : 9 Milyar!

    nice writing.

  3. oh KA 069 teh Mbak widha yak,,hehe
    sorry mbak gk ngenalin,,pas liat dari imel baru tw,,

    @bang Taka,,oh gt yak,,baik om nanti saya benerin deh,,

    tengkyu bgt sarannya,,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *