KDKL Makassar 2010

Related Articles

Pada bulan Juli 2010 lalu, Hikespi melaksanakan suatu kegiatan pelatihan di Makassar, yaitu Kursus Dasar dan Kursus Lanjutan (KDKL) Makassar 2010. Astacala mengirimkan dua orang anggotanya untuk mengikuti kegiatan ini, yaitu penulis sendiri (Vidya Haryati) dan Widdha Mellyssa. Perjalanan menuju Makassar dengan tujuan mengikuti KDKL ini memerlukan waktu tiga hari. Dimulai dari kereta api tujuan Yogyakarta, di sana kami menjemput satu buah strecer (tandu) yang akan dibawa sampai Surabaya. Kereta tiba di Stasiun Lempuyangan pukul 08.00 WIB. Kereta ini mengalami keterlambatan dua jam. Pukul 09.10 WIB perjalanan kami lanjutkan menuju Stasiun Gubeng di Surabaya. Perjalanan ini memerlukan waktu delapan jam. Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan kembali dengan menggunakan pesawat menuju Bandara Hasanuddin di Makassar dan dilanjutkan menggunakan Bus Damri untuk mencapai Sekretariat Mapala UVRI.

Kursus Dasar dan Kursus Lanjutan Penelusuran Gua

Kegiatan KDKL ini berlangsung selama tujuh hari (19 – 26 Juli 2010) di daerah Maros. Semua materi dasar tentang teknik penelusuran gua dibahas dalam satu minggu tersebut, mencakup pemetaan, rigging, teknik penelusuran gua horizontal dan gua vertikal, serta teknik rescue perseorangan dan grup. Kegiatan setiap hari dimulai dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 02.00 dini hari. Ada dua kegiatan utama, yaitu materi kelas dan praktik langsung di lapangan. Hari pertama dan kedua semua peserta wajib menguasai teknik pemetaan, mulai dari penentuan tim serta pembagian tugas, cara pelaksanaan, pengambilan data, pengolahan data, dan presentasi kepada tim yang lain. Selama tiga hari berikutnya kegiatan ini meliputi teknik penelusuran gua langsung di lapangan. Ada empat gua yang ditelusuri selama KDKL ini. Gua-gua tersebut antara lain Gua Patta (gua horizontal) serta Lueng Latief, Gua Tajuddin, dan Lueng Kayu (gua vertical). Semua gua yang kami telusuri ini memiliki karakteristik yang hampir sama, yaitu gua yang digolongkan ke dalam gua kering sehingga ornamen–ornamen yang ada sudah mati.

Di hari terakhir kegiatan ini, semua peserta mengikuti tes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan para peserta dan juga untuk menentukan kelulusan KDKL 2010. Mulai dari tes terhadap materi dan juga teknik yang dikuasai setiap orang. Nantinya tes yang diadakan ini juga menentukan peringkat dari tiap peserta. Peringkat pertama diperoleh oleh peserta dari Surabaya, sedangkan kami dari Astacala meraih peringkat kedua dan ketiga.

Tulisan oleh Vidya Haryati
Foto dari Dokumentasi KDKL

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Menarik

Boyongan Pasar Antik Triwindu – Solo

{nl}     Jumat (25/09), Jalan Slamet Riyadi ditutup, lantaran akan diadakannya Kirab Boyongan Pedagang Pasar Antik Windujenar. Pasar windujenar, dahulu dikenal dengan Triwindu, merupakan pasar...

Pendidikan Dasar Astacala 20

Pendidikan Dasar Astacala (PDA) 20 yang merupakan tahapan awal yang harus dilalui seorang calon anggota Astacala telah selesai dilaksanakan dan ditutup pada tanggal 15...

Bioenergi dari Losari

Bioenergi sebagai salah satu alternatif terhadap bahan bakar minyak, semakin kencang digemakan. Dalam rapat kabinet yang diadakan di sebuah perkebunan kopi di Losari, Magelang,...