B

Air yang Tidak Beriak, Gelombang yang Tak Pernah Diam

Kawan!

Berartikah kita ketika melempar sebuah tanya? Berada pada apakah kita pada saat masa menjadi hening? Atau apa artinya ketika jawab terucap dari bibir yang bergetar. Adakah kita ketika mencoba menenung waktu, merangkai-rangkai tafsir atas sebuah hikmat yang datang seperti hantu.

Kawan!

Berartikah kita ketika melempar sebuah tanya? Berada pada apakah kita pada saat masa menjadi hening? Atau apa artinya ketika jawab terucap dari bibir yang bergetar. Adakah kita ketika mencoba menenung waktu, merangkai-rangkai tafsir atas sebuah hikmat yang datang seperti hantu.

Pertanyaan-pertanyaan ini begitu saja muncul. Pada saat gelisah pada apa yang masuk lewat pandangan mata, pada dengar yang bergaung dari gendang telinga. Otak ini menjadikannya bersimpul pada deretan-deretan token, menjelma menjadi sintak kemudian mewujud menjadi leksik. Makna apa yang menjadi arti? Bukankah kebebasan itu adalah pikiran itu sendiri. Seperti burung tanpa hinggapan, terbang di awang-awang tanpa tempat kembali.

Kau kenal orangnya bukan? Namanya ‘B’. Artinya bisa bermacam-macam, seperti kusut muka dan rambutnya yang berteriak ke mana-mana. Seperti cicit burung yang membahana di sela gelombang samudera.

Lihatlah, kulit mukanya semakin menua. Tapi bahasa tetap sama, sorot matanya tetap sama, sikap hidupnya adalah yang paling konsisten dari yang pernah aku saksikan, mungkin juga kau. Hidup adalah bekerja, bekerja itulah hidup. Katanya.

Entah sampai kapan ia akan menyerah. Entah menyerah untuk dan pada siapa. Padahal aku tahu Kawan. Aku tahu: Pasti ada yang sedang menunggu akhir dari petualangannya! []

Jimi Piter

One thought on “Air yang Tidak Beriak, Gelombang yang Tak Pernah Diam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *