Nirwana Bernama Pulau Banda
Bandaneira merupakan titik awal yang bagus bagi wisatawan yang akan melakukan eksplorasi di kepulauan Banda. Pada masa lalu Bandaneira merupakan kota kolonial yang sibuk dan memiliki rumah-rumah besar (mansion) yang dihuni pendatang dari Eropa. Saat ini Bandaneira merupakan tempat yang sepi namun menyenangkan dengan masyarakatnya yang ramah.
Bandaneira memiliki lokasi wisata yang menarik untuk dikunjungi antara lain adalah Rumah Budaya yang berada di Jl Gereja Tua. Bangunan ini dulunya merupakan vila milik petinggi Belanda namun saat ini berfungsi sebagai museum yang memiliki koleksi antara lain meriam, mata uang kuno, peta dan helm kuno. Di museum ini juga terdapat lukisan mengenai peperangan pada masa lalu. Museum ini juga memiliki diorama mengenai sejarah Banda.
Lokasi wisata bernilai sejarah di Bandaneira adalah Benteng Nassau yang merupakan benteng peninggalan Belanda. Benteng Nassau pertama kali dibangun oleh Portugis pada tahun 1529 ketika mereka pertama kali ke Bandaneira dari pangkalan mereka di Ternate. Namun sebelum pembangunan benteng ini selesai Portugis harus angkat kaki ketika Belanda datang dan mengusai Bandaneira. Portugis meninggalkan benteng yang baru tahap pembangunan fondasi. Belanda kemudian melanjutkan pembangunan benteng ini hingga selesai. Saat ini bangunan benteng yang tersisa hanyalah tiga dinding dan sebuah pintu gerbang utama.
Benteng Belgica terletak di sebelah timur tidak jauh dari Benteng Nassau. Benteng Belgica dibangun Belanda pada tahun 1611 dibawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter Both yang ditugaskan untuk membangun monopoli perdagangan oleh Belanda di wilayah ini. Benteng ini menjadi markas militer Belanda hingga tahun 1860. Dari kondisi hampir runtuh, benteng ini mengalami perbaikan besarbesaran beberapa tahun lalu dan saat ini dalam kondisi baik. Panorma di sekitar benteng ini sangat mengesankan dengan latar belakang Gunung Api yang menjulang. Berjalan-jalan di sekitar benteng ini sangat menyenangkan sambil membayangkan suasana masa kolonial tempo doeloe.
Pada tahun 1936 dua tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir yang ditahan Belanda di penjara Boven Digul, Papua tengah dipindahkan ke Bandaneira. Kedua tokoh tersebut tinggal di dua rumah berbeda selama pembuangan mereka di Bandaneira. Rumah peninggalan Bung Hatta memiliki beberapa mesin ketik tua, perabotan dan pakaian yang masih tersisa dari masa tokoh itu hidup. Rumah kediaman Syahrir berisi perangkat perabotan tua dan berbagai barang kenang-kenangan dari era menjelang revolusi kemerdekaan. Pemimpin nasionalis lainnya Dr Cipto Mangunkusumo juga pernah dibuang ke Bandaneira antara tahun 1928 hingga 1940. Rumah kediaman dokter pejuang itu juga terdapat di kota ini.
Gereja Protestan Belanda yang memiliki bentuk asritektur unik ini disebut gereja tua karena dibangun kembali pada tahun 1852 setelah bangunan sebelumnya hancur dilanda gempa bumi. Gereja yang berada di Jl Gereja Tua ini telah mengalami perbaikan intensif belum lama ini dan saat ini masih berfungsi sebagai gereja bagi penganut agama Protestan. Tidak jauh dari Gereja Tua ini terdapat gereja lainnya yaitu Gereja Elim Tabernakel di Jl Kujali dengan bentuk bangunan yang tak kalah indahnya.
Istana Mini adalah sebuah bangunan yang menjadi kediaman Gubernur Jenderal Belanda termasuk diantaranya Jan Pieterszoon Coen. Pengunjung dapat berjalan-jalan menyusuri halaman bangunan yang luas ini. Bangunan menarik lainnya di Bandaneira adalah bekas rumah kediaman Kapten Cole, seorang pemimpin angkatan laut Inggris yang berhasil merebut Benteng Belgica pada tahun 1810 Dari Bandaneira wisatawan dapat mengunjungi berbagai lokasi menarik yang terdapat di berbagai pulau yang ada di wilayah ini. Tidak semua pulau dapat dicapai dengan menumpang angkutan kapal reguler dari Bandaneira. Kapal penumpang reguler dari Bandaneira hanya melayani transportasi ke Banda Besar dan Pulai Ai. Wisatawan harus menyewa perahu motor yang tersedia di pelabuhan pasar ikan untuk menuju ke pulau-pulau lainnya.
Pulau Gunung Api memiliki sebuah gunung vulkanis setinggi 666 meter bernama Gunung Api. Gunung ini telah beberapa kali meletus; letusan terakhir terjadi tahun 1988 yang menewaskan tiga orang dan menghancurkan 300 rumah penduduk. Saat ini Gunung Api sudah relatif stabil dan dapat didaki hingga ke puncak selama satu setengah jam.. Untuk mengunjungi Pulau Gunung Api wisatawan dapat menyewa perahu motor dari pasar ikan Bandaneira. Pengemudi perahu akan memberitahu dimana wisatawan harus mendarat untuk memulai pendakian. Pulau Gunung Api memiliki kawasan pantai dengan bentuk batu karang yang indah yang berada di utara pulau. Pulau Banda Besar merupakan pulau terbesar di kawasan kepulauan Banda. Di pulau ini terdapat sisa-sisa Benteng Hollandia yang dibangun pada tahun 1624.
Benteng ini memiliki panorama yang indah ke arah pulau-pulau yang ada di sekitar Banda Besar. Benteng ini dulunya merupakan bangunan yang megah sebelum hancur diguncang gempa bumi tahun 1743. Benteng lainnya di pulau ini adalah Benteng Concordia yang berada di kawasan pantai timur. Pantai Lanutu yang berada di kawasan desa Selamon merupakan pantai yang sangat bagus untuk berenang dan snorkeling. Di pulau ini juga terdapat kawasan perkebunan pala peninggalan era kolonial.
Pulau Syahrir Pulau ini juga dikenal dengan nama Pulau Pisang karena bentuknya yang menyerupai pisang. Pulau Syahrir memiliki kawasan pantai yang indah dihiasi dengan aneka batu karang dan kehidupan bawah air dengan aneka ikan warna-warni. Pulau ini dapat dicapai dengan menumpang perahu motor selama 40 menit dari Bandaneira.
Di Pulau Ai terdapat sisa bangunan benteng Inggris dan juga rumah milik perusahaan perkebunan Belanda, Welvaren. Perusahaan perkebunan Welvaren didirikan pada pertengahan abad ke-18 dan memiliki luas perkebunan yang meliputi sepertiga luas pulau ini. Pulau Ai juga memiliki lokasi perairan yang bagus untuk kegiatan snorkeling. Wisatawan dapat menanyakan kepada tukang perahu motor lokasi snorkeling yang bagus. []
Sumber : Banda Neira