Sepenggal Perjalanan Kartini Team 2006
{nl}
[more]
{nl}
Rencananya, saya dan seorang{nl}kawan dari salah satu MAPALA di Jakarta akan tiba di Jogja jumat{nl}dan caving pada hari Sabtu. Namun, mendadak kawan ini membatalkan{nl}kedatangannya sehubungan dengan kegiatan Green Peace utk menyambut Hari{nl}Bumi 2006. Sebelumnya dialah yang mengurus ROP dengan pihak tuan{nl}rumah. Dengan asumsi ROP ini sudah ok (karena rencana ini sudah{nl}lama – red), saya berangkat ke Jogja hari Jumat pagi dengan kereta{nl}ekonomi jurusan Bandung – Jogja. Tak lupa, saya juga membawa tali dan{nl}alat rigging set lain sebagai back up apabila kekurangan alat.{nl}“Karena aku belum bisa membawa SRT set and masih minjam sama mereka{nl}jadi minimal membawa sesuatu lah..”, begitulah analisa saya ketika itu.
{nl} Namun sial, kawan tuan{nl}rumah ini malah SMS ketika saya masih di kereta, begilah bunyi SMS nya{nl}itu : “Dek aku ga bisa jemput kamu, aku mau caving bareng anak ? anak{nl}siang ini”. Saya sungguh sangat terkejut dan bingung ketika itu,{nl}“Bagaimana pula ini?aku ga perlu dijemput, aku ke jogja kan mau caving{nl}dengan mereka, tapi kok yang bersangkutan malah pergi duluan?”.
{nl} Beruntung jauh hari sebelumnya{nl}saya telah menghubungi kawan dari mapala lain di Jogja bahwa saya{nl}akan datang hari itu dan berencana untuk caving. Dengan sedikit panik,{nl}saya langsung saja ke sekretariat kawan ini dan menanyakan bagaiman{nl}degnan rencana caving minggu ini. Dia menawarkan untuk ke daerah{nl}Parangdok saja yang lebih dekat. Tapi sial yang ke dua datang{nl}lagi, alat?alat caving dibawa untuk digunakan pada kegiatan Bird Rescue{nl}di kaki Gunung Merapi pada Sabtu pagi, “Ya elah…..” , pikirku.
{nl} Tak mau pasrah dengan{nl}keadaan ini, akhirnya saya minta diajarkan teknik self rescue :{nl}yosemith dan dennis system. Lumayan, saat itu kami latihan hingga pukul{nl}3 dini hari. Kami juga berdiskusi banyak tentang hal lain seputar{nl}caving. Besoknya, saya diajak untuk ikut serta dalam kampanye Hari Bumi{nl}yang diadakan Sekretariat Bersama (SEKBER) PPA DIY, kegiatannya berupa{nl}parade sepeda keliling kota Jogjakarta sambil mengumpulkan{nl}sampah. Kebetulan sat itu hanya saya yang berasal dari{nl}mapala luar kota Jogja. Kawan ? kawan yang tau saya bukan anak jogja{nl}dan menyakan saya dari mapala mana. “Lumayanlah dapat kenalan baru dan{nl}ngenalin ASTACALA juga.. “, pikirku saat itu.
|
|
Menjadi victim (korban) ketika berlatih teknik Self Rescue
|
Dalam kampanye Hari Bumi 2006 dengan SEKBER PPA DIY
|
Minggu{nl}pagi, saya isi dengan mengunjungi kawan ? kawan ASC dan{nl}Mapasadha. Kami ngobrol cukup lama dan saya diajak caving minggu{nl}depan di Jogja bersama mereka, sehigga total saya dapatkan 2 tawaran{nl}caving di waktu yang sama !!!!! | |
Ikut bantu kawan-kawan ASC cuci alat di Beber Sari
|
Beberapa evaluasi saya dari kejadian ini yaitu :
1.Perlu{nl}ada kejelasan ROP setiap kegiatan, apalagi kegiatan bersama pihak{nl}luar. Menyamakan konsep lalu persepsi, sehingga kemauan{nl}dari setiap pihak bisa terakomodir
2.Terkadang{nl}segala sesuatu tidak selalu berjalan seperti yang kita mau /{nl}rencanakan, jadi santai sajalah..:). Manfaatkan setiap kesempatan yang{nl}ada untuk hal yang berguna, sambil duduk di warung kopi pun, masih bisa{nl}untuk berdiskusi tentang banyak hal kok…
3.Tetap semangat, lapang hati dan jangan pantang menyerah……(Saya ngomong apa ya???..hehehheh – red)
4.ASTACALA harus cepat membeli alat baru nih…agar tidak selalu mengemis sama orang lain untuk diajak Caving…
Viva Speleologi Indonesia… Viva ASTACALA
Adek Aidi (A – 062 – KF), Anggota ASTACALA Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam STTTekom
dex, dikit amat yang d tulis ?? <br />kekurangan bahan atauingung yang mo d tulissss <br />terlalu banyak yaaa <br />pijat sarung aja dehc
hua ha ha…. <br />ngomple…..pak Ketu-nya Mapasadha.. <br />pha kabar bro…gimana nih kabare jogja.. <br />kapan2 main ke bandung lah… <br />masak aku terus yg ke jogja.. <br />katanya mo ngajarin rigging?