Pembalakan Liar Tinggal 20 Persen – Empat Taman Nasional Terus Diincar Penjarah

Related Articles

{nl}         Kegiatan pembalakan liar di Jambi kini sudah jauh berkurang, hanya tinggal sekitar 20 persen dibandingkan kondisi tiga tahun lalu. Tahun 2003, industri pengolahan kayu hulu liar ada sekitar 200 unit, tetapi kini sudah habis. Sedangkan IPKH yang sah kini hanya sekitar 25 persen yang masih aktif.

[more]

{nl}        Kegiatan pembalakan liar di Jambi kini sudah jauh berkurang, hanya tinggal sekitar 20 persen dibandingkan kondisi tiga tahun lalu. Tahun 2003, industri pengolahan kayu hulu liar ada sekitar 200 unit, tetapi kini sudah habis. Sedangkan IPKH yang sah kini hanya sekitar 25 persen yang masih aktif.

        Jalan raya di seluruh Provinsi Jambi kini sepi dari lalu lintas truk mengangkut kayu. Di Sungai Batanghari juga tidak ditemukan lagi kapal tunda atau motor tempel yang menarik rakit kayu.

        Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi H Gatot Moeryanto yang dihubungi Kompas, Rabu (5/7), menjelaskan, ambruknya industri pengolahan kayu hulu (IPKH) di Jambi akibat kawasan hutan yang bisa dijarah semakin sedikit dan lokasinya jauh. Pengawasan dan operasi kayu liar dari polisi hutan dan polisi yang semakin ketat. “Tahun 2003, dalam 24 jam ada sekitar 300 truk mengangkut kayu bulat lewat jalan lintas timur Sumatera di Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi. Kini 20 truk saja belum tentu ada,” ujar Gatot.

        “Ke depan, untuk mencegah maraknya kembali pembalakan liar, harus dijaga keseimbangan antara kapasitas industri yang sah dengan pasokan yang bisa disediakan secara lestari. Industri yang sah dan bekerja benar harus dilindungi dan didukung agar tetap berproduksi,” kata Gatot.

        IPKH dengan kapasitas sampai 6.000 meter kubik kayu bulat setahun yang mendaftar ulang sebanyak 152 unit dengan kapasitas seluruhnya 591.205 meter kubik setahun. “Dari jumlah itu, yang mendapat verifikasi hanya 74 izin dengan kapasitas 271.190 meter kubik. Dari 74 industri itu, saat ini diperkirakan hanya 40-50 persen yang aktif karena kesulitan bahan baku,” katanya.

Tetap Jalan

        Direktur Eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat KKI Warsi Jambi Rudi Syaf mengemukakan, kegiatan pembalakan liar di kawasan hutan di Provinsi Jambi, termasuk di kawasan hutan konservasi taman nasional, hingga kini masih berlangsung. Empat taman nasional di Jambi, yaitu Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT), Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD), Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), dan Taman Nasional Berbak (TNB), terus mendapat tekanan dari para penjarah tersebut.

        “Pembalakan liar terhadap TNBT dimungkinkan oleh adanya jalan bekas hak pengusahaan hutan, sedangkan pembalakan TNBD melalui Sungai Kejasung yang membelah konservasi itu,” ujar Rudi.

        “Secara keseluruhan, kegiatan pembalakan liar sudah sangat berkurang. Kini yang mulai mencemaskan adalah perambahan kawasan untuk dijadikan areal perkebunan,” tambah Rudi. KKI Warsi adalah LSM yang gigih mempertahankan kelestarian kawasan TNBD dan TNBT. (nat)

Sumber : Kompas Online, Edisi 6 Juli 2006

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Menarik

Petualangan di Balik Gua Tersembunyi: Misi Eksplorasi Divisi Caving di Tasikmalaya

Saat tibanya para Anggota Muda ASTACALA Tahap 2 pada tahap berikutnya setelah menyelesaikan tahap NAVDAR-GH, seakan-akan halaman kosong sedang menantikan kisah-kisah baru untuk diisi....

Selamat Hari Natal dan Tahun Baru

Keluarga Besar ASTACALA Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam STTTelkom Mengucapkan Selamat Hari Natal Bagi Seluruh Umat Kristiani di Dunia & Selamat Tahun Baru 2007 Bagi Seluruh Umat Manusia yang MerayakannyaSemoga Berbahagia...

Sedikit Hadiah dari Kita

… Alam bukan musuh yang mengerikan tetapi alam adalah sahabat kita yang mendambakan kedamaian para penghuninya lestarikan hutan demi anak cucu kita …. Dalam suasana tanpa cahaya lampu suara ...