Hutan Bali di Ambang Punah
Kondisi hutan di Bali sudah sangat memprihatinkan, sudah di ambang kepunahan. Walhi dalam publikasinya 24 November 2004 menyebutkan, dari 127.271 ha total luas hutan di Bali, sekitar 31.817,75 hektar atau 25 persen di antaranya telah mengalami konversi (perubahan) fungsi lahan. Perubahan fungsi lahan hutan disebabkan beberapa hal, antara lain perambahan kawasan hutan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang berdiam di dekat hutan dan penggunaan kawasan hutan untuk pembangunan di luar sektor kehutanan dan penebangan liar.
Berdasarkan data Dishut Bali tahun 2000, luas kawasan hutan daratan adalah 127.721,01 hektar atau hanya 22,59 persen dari luas keseluruhan luas kawasan daratan Bali yaitu seluas 563.286 hektar. Berdasarkan fungsinya, hutan di Bali digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu hutan lindung, hutan konservasi, dan hutan produksi. Hutan lindung berfungsi sebagai perlindungan tata air dan tanah serta sebagai pendukung kehidupan habitat flora dan fauna. Fungsi lainnya adalah sebagai pendukung pariwisata (ekowisata), budaya, kesehatan, pendidikan dan penelitian.
Sementara itu, luas hutan lindung di Bali mencapai 95.766,06 hektar atau sekitar 73 persen dari luas keseluruhan hutan di Bali. Hutan konservasi adalah hutan untuk perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan kawasan serta tempat berbagai jenis flora dan fauna. Di Bali, hutan konservasi terdapat di beberapa daerah, antara lain di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), di tengah-tengah kawasan Cagar Alam Batukaru (Tabanan), di sekitar Gunung Batur (Bangli), Taman Wisata Alam Bedugul dan Sangeh, serta di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Denpasar.
Hutan konservasi ini, berdasar data Dinas Kehutanan Bali seluas 26.293,59 hektar atau sekitar 20,12 persen dari luas hutan di Bali. Hutan produksi di Bali terkonsentrasi di daerah Bali Barat, seperti di Kabupaten Buleleng seluas 4.731,95 hektar dan di Kabupaten Jembrana seluas 2.993,30 hektar, sementara di kabupaten lainnya relatif kecil. Jenis pohon yang ditanam di hutan-hutan produksi tersebut antara lain pohon jati, pinus, ampupu, sonokeling, dan pohon lainnya yang bernilai ekonomis.
Dari luas kawasan hutan daratan 127.271,5 hektar, berdasarkan hasil observasi dan data vegetasi hutan Dinas Kehutanan Bali, kondisi tegakan vegetasi hutan di Bali diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu hutan bervegetasi lebat seluas 71.349,5 hektar atau sekitar 56,1 persen, hutan bervegetasi belukar atau semak seluas 35.518 hektar atau seluas 25,5 persen, dan hutan kritis atau sangat rawan seluas 23.403,3 hektar atau sekitar 18,4 persen. []
Sumber : Bali Post Online, Edisi 12 Juli 2006