GH dan SAR Mentari Pagi

Diklan GH dan SAR AM MP

Pendidikan Lanjut Gunung Hutan dan SAR untuk Anggota Muda Angkatan Mentari Pagi (Diklan GH dan SAR AM MP) yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 19 s/d 24 Juni 2006 mundur menjadi tanggal 23 s/d 27 Juni 2006. Hal tersebut disebabkan karena ketidakpastian dari A yang akan mengkordinir ataupun menjadi pemateri dalam diklan ini. Dari Badan Diklat sendiri penentuan kordinator diklan memang tidak ditentukan jauh-jauh hari sebelumnya seperti yang dilakukan pada saat Diklan AM AU karena jumlah A yang diperkirakan bisa menghandle diklan saat penentuannya itu hanya tiga orang A aktif. Sehingga karena itu, ditentukanlah A yang akan mengkordinir itu saat rapat kordinasi diklan di kemudian hari, dengan memperhitungkan akan adanya A baru yang akan muncul.

Untuk Diklan GH dan SAR AM MP ini, saat kordinasi, semua A yang ada di sekretariat berhalangan. Hal itu menyebabkan keberangkatan diklan ini menjadi diundur dua kali untuk menyesuaikan waktu antara peserta dan instrukturnya. Yang pertama direncanakan diundur menjadi tanggal 22 Juni 2006 (waktu pemberangkatan), yang kedua akhirnya menjadi esok harinya tanggal 23 Juni 2006. Bahkan karena hal ini perlengkapan dan logistik yang telah dibeli oleh peserta sempat menganggur sehari di sekre. Dan sepertinya peserta sempat ngambek karena itu.

Akhirnya pada tanggal 22 Juni 2006 malam, Bejat, Bolot, dan Adek menyanggupi untuk ikut menyertai diklan. Dan secara tidak langsung, saya sebagai badan diklat menunjuk Adek yang baru saja mendapatkan nomor anggota biasa Astacala mengkordinir jalannya diklan (tidak ada penunjukan di atas kertas alias SK, -red). Dalam hal ini baik itu gunung hutan maupun SARnya. Serta Bejat dan Bolot untuk membackup pemberian materi gunung hutan.

Khusus untuk SAR, oleh Bejat, sempat dipermasalahkan atau diusulkan untuk ditiadakan karena dianggap tidak efektif. Tetapi, dari saya sendiri tetap untuk melaksanakannya karena itu merupakan bagian yang memang harus diberikan kepada anggota muda.

Dari pelaksanaannya sendiri, Diklan GH dan SAR ini dilaksanakan di wilayah Situlembang, Jawa Barat. Jalur gunung hutan yang dipakai oleh peserta mengambil start di Desa Cipancar (sebelah timur daerah wisata Curug Cijalu), menaiki punggungan menuju Gunung Wayang, dan kemudian turun ke arah Sungai Cimahi, Situlembang. Sebagai peserta adalah AM MP satu-satunya, Vio. Ditambah Ayis dari AM AU yang ikut untuk diklan SARnya saja. Ayis tidak ikut gunung hutan. Ia menyusul ke Situlembang bersama Sapi pada tanggal 25 Juni 2006. Sedangkan dari instrukturnya sendiri ada Bejat, Bolot, dan Adek. Pertemuan kedua tim ini tidak sesuai jadwal karena berubahnya rencana operasional yang disebabkan karena beberapa hal yang terjadi.

Berdasarkan informasi dari Bejat, Bolot, Adek, dan Sapi, AM MP ini (Vio -red) masih sangat kurang dalam pelaksanaan gunung hutannya. Penentuan titik awal dalam pendakian gunung hutan dinilai sudah cukup bagus. Tetapi hal-hal lain dinilai sangat kurang. Seperti perencanaan logistik yang jumlahnya sedikit menurut Bolot (tidak ada logistik cadangan), penentuan lokasi pencarian air yang masih bingung, pergerakan lambat, pengertian akan pentingnya api kurang, dan bahkan yang paling fatal PETA plus Protaktor HILANG! Secara umum, menurut A’ers yang ikut, skill dan mental belum cukup setelah dalam waktu sekian lama telah melewati diklan-diklan yang ditetapkan oleh Badan Diklat.

Karena hal tersebutlah, hukuman-hukuman ala Pendas diterapkan pada Vio. Disuruh bolak-balik untuk mencari peta dan direndam sebelum tidur lengkap dengan seluruh perlengkapan yang dibawa adalah salah satunya. ”Supaya merasakan apa itu dingin dan memahami pentingnya api”, kata Bejat yang didukung oleh Bolot. Dan selain itu, karena pelaksanaan diklan inilah Bejat menjadi mengorek-ngorek kembali tentang proses pendidikan dasar pada anggota muda angkatan Mentari Pagi ini.

Dari Vio sendiri, belum ada komentar dari pelaksanaan diklannya. Sepulang dari diklan, ia cuma senyum-senyum ketika disinggung masalah ia “digoreng” oleh Bejat dan Bolot.

Dan ada satu informasi ringan dari Sapi pada diklan ini, bahwa Sungai Cimahi di Situlembang terdapat banyak ikannya dan mudah untuk menangkapnya. Sambil menunggu tim yang datang dari arah Gunung Wayang, Sapi menyempatkan diri untuk memancing dengan umpan seadanya di sungai tersebut. Kurang lebih delapan ekor ikan ukuran sedang didapatkannya dalam selang waktu yang tidak lama untuk memancing. []

Oleh Tum Redaksi Astacala

One thought on “Diklan GH dan SAR AM MP

  1. Saya tau dari Ade kalau masalah Diklan GH&SAR ini bermasalah. tapi kemudian saya harus sedikit repot dengan tulisan yang dibuat oleh Bung Gejor. Repot karena dalam hal ini, yang saya tankap adalah tulisan personal dari penulis yang bernama Gejor.
    Mohon diperhatikan lebih seksama, agar isi dari situs kita ini (khususnya Berita) memiliki bobot untuk dibaca khalayak. Khalayak artinya semua pengunjung situs, bukan cuma Anggota Astacala saja. Tulisan Gejor, ini menurutku hanya layak untuk Anggota saja, sebab dari bahasa yang digunakan adalah bahasa personal. Padahal, mestinya penulis harus bisa menempatkan diri, kapan ia bicara secara personal, kapan ia harus berbicara sebagai Badan Diklat dan kapan ia berbicara sebagai Admin dari situs ini.
    Jadi, sekali lagi hati-hati kalau mengupload berita, sebab yang mengakses situs ini tidak hanya A.
    Terima Kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *