Tim Ekspedisi Temukan Gua Sedalam 2.000 Meter di Papua
Ketua tim ekspedisi berkebangsan Prancis, Bruno Thery, dalam laporannya{nl}kepada Pemkab Manokwari yang dikutip Antara di Manokwari, Jumat{nl}mengatakan, kedalaman goa tersebut mencapai sekitar 2.000 meter, dan{nl}merupakan salah satu yang terdalam di dunia.
[more]
14 Huli 2004 Tim ekspedisi{nl}Speolelogi (ahli goa) Prancis menemukan gua sangat dalam di pegunungan{nl}Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
{nl}
{nl} Ketua tim ekspedisi berkebangsan{nl}Prancis, Bruno Thery, dalam laporannya kepada Pemkab Manokwari yang{nl}dikutip Antara di Manokwari, Jumat mengatakan, kedalaman goa tersebut{nl}mencapai sekitar 2.000 meter, dan merupakan salah satu yang terdalam di{nl}dunia.
{nl}
{nl} Goa tersebut, menurut laporan{nl}tersebut, dikategorikan sebagai yang terdalam di dunia, diikuti goa di{nl}Prancis (1.610 m), Rusia (1.500 m), dan Spanyol (1.500 m).
{nl}
{nl} Keberadaan goa tersebut hingga{nl}kini belum diketahui secara umum, karena belum pernah dipublikasikan.
{nl}
{nl} Tim Speleologi Prancis bernama{nl}Ekspedisi Irian 1993, sebelumnya melakukan empat ekspedisi di daerah{nl}Merdey, Bintuni Kabupaten Teluk Bintuni tahun 1988 dan 1989, namun{nl}gagal.
{nl}
{nl} Menurut Bruno Thery, dalam{nl}laporannya, ekspedisi pada waktu itu dilakukan untuk mengetahui secara{nl}pasti hasil foto satelit yang menunjukkan bahwa di Pegunungan Lina{nl}terdapat goa alam dengan garis tengah puluhan meter dan kedalamannya{nl}mencapai 2.000 meter.
{nl}
{nl} “Kegagalan tersebut menjadi{nl}tantangan karena pada tahun 1991 tim ekspedisi itu kembali melakukan{nl}penelitian di Daerah Ransiki, Mamei dan Isim yang hanya menemukan{nl}lobang kecil,” katanya.
{nl}
{nl} Dikatakan, ekspedisi berikutnya{nl}pada tahun 1994 baru menemukan goa tersebut yang dinilai sangat cocok{nl}dijadikan obyek penelitian dan pariwisata.
{nl}
{nl} Hasil temuan tersebut{nl}dipromosikan ke penjuru dunia khususnya Eropa dan Amerika, karena{nl}olahraga caving (kegiatan menelusuri goa, Red) sangat disukai{nl}masyarakat di sana, apalagi kedalamannya melebihi goa Jean Bernard di{nl}Prancis yang dalamnya hanya 1.610 meter.
{nl}
{nl} “Tim ekspedisi pimpinan Bruno{nl}Thery berjanji akan mengembangkan jenis olahraga penelusuran goa{nl}khususnya di wilayah Kepala Burung, Irian Jaya Barat, karena wilayah{nl}itu memiliki hutan dan alam yang masih murni, bahkan kaya dengan goa{nl}alam yang penuh misteri,” ucapnya.
{nl}
{nl} Selain goa terdalam di dunia,{nl}pihak WWF juga menemukan goa tempat berkembang biak puluhan jenis{nl}kelelawar di Cagar Alam Pegunungan Arfak yang panjangnya sekitar 900{nl}meter.
{nl}
{nl} Di kawasan Cagar Alam Pegunungan{nl}Arfak hidup bebas dengan tingkat populasi tinggi enam jenis kupu-kupu{nl}sayap burung (ornithoptera rohchildi) yang ditangkap masyarakat Suku Arfak di kawasan penyangga cagar alam tersebut.
{nl}
{nl} Cagar pegunungan Arfak dengan{nl}areal seluas 65.300 hektar merupakan tempat koleksi biologi pertama di{nl}Tanah Papua oleh peneliti Eropa Lesson, Beccari dan Albertis pada tahun{nl}1824-1827 dan 1872-1875.
{nl}
{nl} Kawasan ini juga merupakan tempat asal (type locallity){nl}sejumlah besar mamalia, burung, tumbuh-tumbuhan dan berbagai spesimen{nl}tanaman lainnya yang hingga kini masih menjadi sasaran penelitian para{nl}ilmuan dalam dan luar negeri karena spesies-spesies tersebut hanya bisa{nl}dijumpai pada kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak. [Tma, Ant]
{nl}
{nl}Sumber : www.warta.unair.ac.id