Sebuah Bahasa Tentang Dayeuh Kolot

Opini, liputan, laporan kegiatan lingkungan.
Post Reply
Jimbo
astacala.org addict
Posts: 555
Joined: Sun Sep 25, 2005 9:25 am
Location: Ciledug-TGR
Contact:

Sebuah Bahasa Tentang Dayeuh Kolot

Post by Jimbo »

teman-teman....

menyambung beberapa diskusi tentang banjir Dayeuhkolot, yang sempat terselip pada topik Banjir Dayeuhkolot. Atas inisiatif sendiri saya memindahkannya ke thread baru ini, harapannya semoga dapat lebih fokus dan mengundang lebih banyak ide.

Sebagai awal, beberapa waktu yang lalu saya telah mengirimkan email ke beberapa kenalan (Astacala) tentang penanggulangan menyeluruh banjir Dayeuh kolot. Berikut saya petikan hasil diskusi saya dengan salah satu teman dari Bengkulu.


Mulai dari sini---->

Maaf baru respon. Sempat sakit flu berat lalu pekerjaan jadi keteter...
Saya respon imelnya dibawah, dengan warna biru.
Salam,
PM



Patrick AMP Manurung
PT AGRICINAL
Desa Pasar Sebelat
Kab. Bengkulu Utara, Bengkulu 38363

M : + 62 811 739 939
E : [email protected]
[email protected]
F : + 62 (736) 25622

http://www.agricinal.com





--- On Sat, 2/20/10, jimi piter <[email protected]> wrote:


From: jimi piter <[email protected]>
Subject: Re: Banjir (lagi) di Dayeuhkolot, Apa Solusi kita???
To: "Patrick Manurung - ANTP" <[email protected]>
Date: Saturday, February 20, 2010, 12:01 AM

Terima kasih atas komentar Bang Patrick,

saya menantikan kontak person tim serupa yang menurut Abang ada juga di Jakarta.

Saya kagum dengan kegiatan Jimi dan teman-teman. Apa nama grupnya?

Mungkin agak sepadan, silahkan cek kegiatan Koalisi Warga untuk Jakarta
2030. Mungkin kalau masuk lewat Facebook akan ada link-linknya.

Pada jam kantor Facebook diblokir. Link saya dapat antara lain:

http://jongarsitek.com/2010/02/08/jonga ... arta-2030/

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/0 ... si.bencana

Semoga menambah ide dan semangat, minimal nambah bacaan. Hehehe.

Sebetulnya logika saya sederhana, apakah tidak mubazir, tenaga, pikiran yang kita punyai saat ini pada akhirnya tidak mendapatkan sebuah ide yang lebih baik, dibanding hanya sekedar seperti yang selama ini kita lakukan.

Sebagai informasi, saya punya organisasi Lingkungan di Bandung, selain kegiatan lingkungan, kami juga melakukan siaga bencana. Kemarin waktu Bencana Padang, kita juga ikut urun tenaga ke sana.

Ya inilah kenyataan kita sekarang, banyak sekali orang yang pintar, ahli tata kota, pejabat yang baik, ahli penyuluh. Namun ide untuk bersatu padu melawan banjir ini nyatanya belum sama sekali tersentuh.

Tak terpadu. Betul sekali. Kalangan2 yang ahli dan mumpuni belum terpadu dalam satu wadah... mungkin kira2 begitu. Saya ingat, ada teman2 yang sedang kuliah di ITB dan menemukan dosen2 yang pandai yang sangat paham (minimal dari segi argumentasi dan meyakinkanisasi) tentang "kesalahan" tata kota Bandung.

Dada Rosada, sebagai walikota, seharusnya sadar dengan keberadaan para ahli, tetapi MUNGKIN komunikasi yang baik antara mereka tidak ada, sehingga banyak front bekerja "sendiri-sendiri".

Saya termasuk yang terpukau dengan kegiatan KOIN untuk PRITA. Mungkin tak ada hubungannya langsung, tetapi dari segi patgulipat gagasan dan eskalasi ide dan dukungan mereka sangat sukses. Doa saya, semoga keberhasilan "KOIN untuk PRITA" dapat menginsipirasi sejumlah kalangan agar mau berdiri satu barisan.

Saya disini juga terpukau - curhat sedikit ya - dengan teman2 yang aktif di Lingkungan Hidup, baik yang dari organisasi pemerintah maupun yang swasta. Mereka sibuk menyelamatkan gajah dan lain sebagainya tapi mereka juga seperti "kurang mau tahu" tentang pengtingnya memelihara/mengkonservasi manusia sebagai salah satu agen terpenting untuk penyelamatan lingkungan hidup.

Urusan lingkungan hidup bisa sukses di Belanda, Swedia, Norwegia, Jepang, atau bahkan Thailand karena disana ada kualitas koordinasi yang hebat antar semua front ditambah, porsi besar penduduknya sudah tak ada masalah "hidup", masalah "perut".


Saya belum mau menyentuh wilayah yang terlalu besar, seperti Jakarta yang rutin mendapat kiriman banjir dari Bogor, takutnya akan terlalu ruwet mengurusnya. Di Dayeuh kolot, Bandung Selatan, relatif lebih sempit, namun kronisnya sudah minta ampun.

Jim, saya pikir, yang kamu bikin itu keren sekali. Mempersempit fokus agar lebih mudah dikelola dan bukan tak mungkin itu jadi sebuah "jendela" atau "pintu" untuk memahami dan kemudian memperbaiki keadaan.

Banyak yang sudah kronis. Bandung yang seharusnya bisa sejuk dan permai sudah rusak dan belum ada arah perbaikan yang meyakinkan. Saya doakan untuk terus sukses dengan kegiatan di Dayeuhkolot dan tetap semangat.

Ya saya setuju dengan pandangan Abang, harus banyak yang dilibatkan. Saya membagi ini, juga dalam rangka itu. Barangkali, disela-sela kerja rutinitas kita, disela-sela kesibukan ber-facebook ria atau membalas email kantor, akan muncul ide yang tepat untuk persoalan ini.

Sekali kukatakan, saya senang diskusi ini. Nanti kalau ada info2 yang mungkin menarik, saya bagikan lagi. Inginnya punya blog, tapi kok "gak bisa" ngurusnya. Saya hanya bisa berdoa, Facebook bisa punya fitur bloging yang keren. Hehehe.

Salam hangat,
Jimi

Salam hangat,
PM


Best Regards
Jimi Piter
http://jimipiter.blogspot.com


From: Patrick Manurung - ANTP <[email protected]>
To: [email protected]
Sent: Friday, February 19, 2010 21:22:55
Subject: Re: Banjir (lagi) di Dayeuhkolot, Apa Solusi kita???

Jimi, trims sudah berbagi cerita.

Saya gk hafal Dayeuhkolot, tapi apa yg brsan Jimi ceritakan adalah sesuatu yg keren - walau pendekatan2 baru harus terus muncul supaya banjir suatu hari tak ada lagi.

Pastilah ini pekerjaan yg ribet dan sgt byk rintangannya. Mungkin partisipan harus diperbesar. Mungkin harus mengikutsertakan org2 yg ahli tata kota juga ahli penyuluhan.

Kalau gk salah ada grup asal Jakarta yg sy kira pnya perhatian yg sama. Skrg lupa nama grupnya, tapi akan saya cari, siapa tahu bisa berbagi.

Kami disini lg berusaha jg bikin suasana lebih baik lagi. Kalau ada Jimi, mungkin lebih asik lagi. - Maaf ngelantur.

Tetaplah berbagi cerita. Saya berterimakasih.
PM



On Fri Feb 19th, 2010 6:06 PM PST jimi piter wrote:

>Saudara-saudara semua...tanpa bermaksud mengecilkan nilai jerih payah
>yang sedang dilakukan oleh rekan-rekan di Sekre saat ini. Saya ingin
>mengukapkan kembali apa yang pernah dulu sempat kita bahas.
>
>Saya
>ke STT (dulunya) tahuan 99, dan seingat saya hampir setiap tahun
>Dayeuhkolot selalu mengalami kejadian banjir. Sekarang sudah tahun
>2010, artinya sudah sepuluh tahun lebih. Banjir, banjir dan banjir lagi.
>
>Yang
>kita lakukan selama ini adalah bikin tim siaga bencana, terus melakukan
>bantuan-bantuan. Ya begitulah setiap tahun. Ada mungkin beberapa
>langkah lain, seperti penghijauan, terus membuat film tentang air
>(banjir ini), mugnkin juga diskusi-diskusi sekitar lingkungan.
>
>Kemarin sore, saya juga lihat di tv, ada aparat Pemda Bandung yang sedang melakukan peninjauan.
>
>Pikiran
>saya: ALANGKAH BODOH KITA INI, SUDAH BERTAHUN-TAHUN KEJADIAN SERUPA
>KITA HADAPI, DAN YANG KITA LAKUKAN TIDAK PERNAH BERANJAK DARI YANG
>ITU-ITU JUGA.
>
>Sewaktu Musang beberapa waktu yang lalu, saya
>sempat melontarkan wacana untuk melakukan tindakan yang lebih dari
>sekedar penanggulangan seperti yang kita lakukan selama ini. Target
>akhirnya adalah SOLUSI MENYELURUH DAN MENYELESAIKAN.
>
>
>Ada komentar????
>
>salam
> Best Regards
>Jimi Piter
>http://jimipiter.blogspot.com
>
>
>
User avatar
Sapi
astacala.org maniac
Posts: 212
Joined: Tue Jun 27, 2006 9:31 pm
Location: Ciledug
Contact:

Re: Sebuah Bahasa Tentang Dayeuh Kolot

Post by Sapi »

saya pun sependapat, insyaallah pengurus tahun ini sedang merencanakan kegiatan peduli sungai cikapundung, mungkin begitu kira2 judulnya. konsep kegiatannya antara lain :
1. plotting wilayah2 administratif yang dilalui oleh DAS cikapundung untuk kemudian kita berikan penyuluhan dan kerja sama untuk tidak membuang sampah ke sungai
2. mencari dana untuk membuat Tempat pembuangan sampah sementara ditiap RW dan kerja sama pemerintah kota untuk mengambil sampah dengan periode tertentu
3. membersihkan dasar sungai dari sampah (nunggu musim kemarau dulu kayaknya dan butuh tenaga serta materi yang agak banyak) dengan metode reward (misal setiap berhasil mengumpulkan sampah 3 trash bag akan diberikan kupon sembako). daerah sungai yang dibersihkan dilakukan oleh warga sekitar sungai dan dijadikan suatu kegiatan rutin kerja bakti 1 tahun sekali pada hari bumi atau hari lingkungan.
4. membuat lubang biopori di rumah2 disekitar sungai.
5. silahkan memberikan masukan...

insyaallah pembentukan panitia dalam bulan maret-april ini. ditunggu
CP:ciret
Post Reply