Peringatan Earth Hour Bandung 2012

Related Articles

Ada yang berbeda dengan Gedung Sate pada Sabtu malam 31 Maret 2012 kemarin. Jika biasanya gedung kebanggaan warga Kota Bandung ini gemerlap dengan cahaya lampu, maka malam itu seluruh gedung berada dalam kondisi gelap gulita. Selama satu jam, dari jam 20.30 sampai 21.30, aliran listrik sengaja  dimatikan untuk memperingati kegiatan Earth Hour 2012.

Earth Hour sendiri merupakan salah satu kegiatan kampanye WWF, yang berupa inisiatif global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam. Untuk tahun 2012, peringatan dilakukan pada tanggal 31 Maret 2012.

Logo Earth Hour

Earth Hour berawal dari kampanye kolaborasi antara WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney, Australia, dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca di kota tersebut sebanyak 5% pada tahun 2007. Keberhasilan kampanye ini diharapkan dapat diadopsi oleh masyarakat, komunitas, bisnis, serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga seluruh warga dunia dapat menunjukkan bahwa sebuah aksi individu yang sederhana sekalipun bila dilakukan secara massal akan membuat kehidupan kita di Bumi menjadi lebih baik.

Untuk kota Bandung sendiri, kegiatan Earth Hour 2012 dipusatkan di Gedung Sate. Menurut Indri Guli, salah seorang panitia Earth Hour Bandung, Gedung Sate dipilih menjadi lokasi kegiatan karena Gedung Sate merupakan salah satu icon Kota Bandung dan sebagai representasi dari tempat publik, selain itu juga sebagai bukti wujud kepedulian Pemerintah Jawa Barat terhadap gerakan bijak energi. Landmark Kota Bandung lain yang ikut berpartisipasi antara lain adalah Gedung Balaikota, Jembatan Surapati, Kampus ITB, Kampus Unpad dan Kampus UIN.

Kegiatan dari Earth Hour Bandung bernaung di bawah Jaringan Komunikasi Bandung Bijak Energi (JKBBE). Kepanitiaanya sendiri berasal dari berbagai komunitas, antara lain dari komunitas sepeda, komunitas parkour, komunitas fotografi BULB, Sahabat Walhi, organisasi organisasi kampus dan berbagai komunitas lainnya.

Rangkaian kegiatan Earth Hour Bandung dimulai sejak sore hari. Beberapa komunitas pendukung acara mendirikan stand di pelataran gedung. Salah satu stand yang ramai didatangi oleh pengunjung adalah stand milik Zero Waste Community. Komunitas yang beranggotakan murid murid SMP 11 Bandung ini mempamerkan beberapa hasil karya mereka. Dan yang cukup menarik perhatian adalah Tempat Sampah Komik. Menurut sang kreator, Arlian, dengan pembuatan tempat sampah yang terlihat menarik perhatian, maka diharapkan dapat meningkatkan keinginan dan kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.

Presenter Acara, Edi Brokoli dan Gladhis

Penyematan Pin

Beberapa saat sebelum acara puncak dilakukan, secara simbolis dilakukan penyematan pin sebagai tanda komitmen perilaku bijak energi. Penyematan pin dilakukan oleh perwakilan dari WWF Indonesia, Bapak Nazir Foead kepada perwakilan Pemerintah Daerah Jawa Barat yang hadir di lokasi.

Meskipun sempat terkendala oleh hujan, secara umum peringatan Earth Hour berjalan dengan lancar. Pertunjukan dari berbagai komunitas mengisi acara yang malam itu dipresenteri oleh Edi Brokoli dan Gladhis. Secara bergantian komunitas Zumba, Parkour, Perkusi dan Stand Up Comedy tampil di depan para pengunjung yang hadir.

Gedung Sate Tanpa Cahaya Lampu

Setelah satu jam dimatikan, pada pukul 21.30 aliran listrik pun dinyalakan kembali sebagai tanda berakhirnya kegiatan. Para pengunjung yang tadi larut dalam acara pun perlahan meninggalkan pelataran Gedung Sate. Dan semoga dengan adanya kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat agar ke depannya lebih bijak lagi dalam penggunaan energi .

Tulisan dan Foto oleh Wisnu Angga Firdy

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Menarik

Yang Fana Adalah Waktu, Styrofoam Abadi!

Tahukah kamu, wadah putih bersih ringan nan empuk yang biasa kita gunakan sebagai wadah makanan ternyata abadi alias tidak terurai tanah. Bukan hanya itu, makanan yang dibungkus menggunakan styrofoam ternyata juga menjadi salah satu penyebab penyakit kanker, hih! Jadi masih mau menggunakan Styrofoam ?

Orang-orang Aceh yang Luar Biasa

Di gelap malam ketika kembali menyusuri jalan darurat dari Calang menuju Banda Aceh, dari balik jendela mobil saya seolah melihat barisan kunang-kunang berkejar-kejaran. Itulah sorot lampu aneka mobil milik LSM, lembaga pemerintah, dan sebagainya, yang melaju dari dan ke Banda Aceh. Dalam gelap saya terisak: merasa tak berarti dibanding orang-orang Aceh yang hebat itu menyusun hidup baru setelah tsunami merenggut semuanya dari mereka, tiga tahun lalu.

Gempa Padang Sumatra Barat

Gempa 7,6 SR di Padang Sumatra Barat telah terjadi beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 30 September 2009. Berita di berbagai stasiun televisi dan situs...