Aplikasi Software dan Peta Digital Untuk Merencanakan Perjalanan

Related Articles


Study Case : Perencanaan Perjalanan Gunung Sinabung

Teknik-teknik dalam kegiatan alam terbuka sudah cukup maju, dengan diperkenalkannya perlengkapan-pelengkapan canggih yang semuanya meudahkan perjalanan. Namun ada skill dasar yang sangat penting yang harus selalu diasah oleh para penggiat alam terbuka, untuk mendukung kegiatan itu sendiri yaitu navigasi. Dalam perkembangannya navigasi darat sudah dipermudah dengan teknologi GPS dan peta digital. Disini kita akan bahas aplikasi GPS dan peta digital dan software Global Mapper. Walaupun disini dibahas dalam hal pendakian gunung, tidak menutup kemungkinan untuk dikembangan dalam bidang lain misal susur pantai, arung jeram, atau paragliding. Juga bisa dikembangkan untuk mendukung operasi SAR atau tanggap bencana.

Basic Requirements
  • Dasar navigasi darat, termasuk peta dan kompas.
  • Dasar pendakian gunung.
  • Pengoperasian GPS dan Mapsource.
  • Informasi awal, berupa koordinat posisi desa terakhir, koordinat mata air, jalur, dan segala info yang bisa dikumpulkan.
  • Software Global Mapper (http://globalmapper.com).
  • SRTM digital map (http://www2.jpl.nasa.gov/srtm/).
Step by Step
  1. Pastikan Globalmapper sudah terinstall dan running. Manual cara menggunakan software Globalmapper dapat dibaca di Help atau di cari di Google.
  2. Load data SRTM sesuai lokasi yang diperlukan. Misal kita ingin naik gunung Gede, jadi kita perlu load SRTM map Jawa Barat, atau seluruh pulau jawa sekaligus.
  3. Load koordinat informasi awal kita ke dalam Globalmapper.
Langkah selanjutnya kita analisa peta digital, sebagai contoh kita gunakan data dan peta Gunung Sinabung – Berastagi Sumatra Utara.
 
Data Awal
  • Danau Lau Kawar ( 03°11?45.0” LU 98°23?11.1” BT )
  • Pintu Rimba ( 03°11?27.0” LU 98°23?10.6” BT )
  • POS 1 ( 03°11?09.9” LU 98°23?19.5” BT )
  • POS 2 ( 03°11?00.1” LU 98°23?15.7” BT )
  • POS 3 ( 03°10?52.7” LU 98°23?22.8” BT )
  • POS PANDAN ( 03°10?43.4” LU 98°23?21.2” BT )
  • POS 4 ( 03°10?30.0” LU 98°23?24.9” BT )
  • PUNCAK UTAMA ( 03°10?17.3” LU 98°23?26.3” BT )
Titik Awal Pendakian atau Desa Terakhir
 
Titik awal pendakian merupakan titik terjauh yang bisa kita capai dengan kendaraan, yang berarti titik terdekat dengan jalur pendakian. Di titik ini kita perlu siapkan perijinan, logistik, cek perlengkapan, air, dan lain-lain. Biasanya sudah tersedia informasinya di web atau dari keterangan orang lain. Informasi ini juga bisa dieroleh dengan peta rupa bumi dari Bakosurtanal.Peta digital di Globalmapper juga mendukung overlay dengan peta format gambar .JPG misalnya peta Bakosurtanal versi .JPG. Jangan lupa memasukkan posisi peta dengan koordinat yang sesuai.

Track Entry atau Titik Awal Jalur

Biasanya sekaligus perbatasan antara hutan dengan ladang penduduk.Titik ini sangat krusial, karena sangat menentukan perjalanan kita berikutnya. Jika kita salah memasuki jalur, bisa jadi kita tersesat di jalur penduduk atau jalur “tikus”. Untuk pendakian gunung-gunung 3000+ meter mungkin banyak penanda jalur yang sudah jelas, namun untuk gunung seperti Tambakrujung di ciwidey misalnya, mungkin sekali tidak ada penunjuk jalur yang jelas.

Camp

Tentukan posisi camp dengan pertimbangan lokasi cukup luas dan datar untuk mendirikan tenda, terhindar dari bahaya longsor atau pohon rubuh atau bahaya lain, tersedia mata air kalau ada, dan tidak mengganggu  pendaki lain atau kegiatan penduduk sekitar. Dalam peta digital kita, bisa kita anlisa secara 3D posisi yang baik dijadikan lokasi camp.Perlu juga kita perhatikan berapa kali kita mendirikan camp, diperhitungkan dengan pertimbangan jarak dan tingkat kesulitan jalur. Semua ini bisa kita analisa secara 2D maupun 3D dalam Globalmapper.

Dari analisa bentukan medan secara 3D, kita bisa memeperoleh informasi bahwa trek akan terus menerus menanjak dari basecamp hingga puncak. Dengan trek yang tidak terlalu panjang seperti ini, kita bisa berkemah di sekitar danau Lau kawar, dengan pertimbangan adanya air melimpah dan lokasi yang masih relatif datar.

Strategi Pendakian, Summit Attack, Logistic Dropping, dan Evakuasi

Dengan menganalisa jalur secara 2D maupun 3D, beserta tambahan informasi lainnya, kita bisa menentukan strategi pendakian. Apakah dengan teknik Alpine atau Himalayan. Juga rencana apakah akan menggunakan sistem dropping logistik, misalnya untuk gunung dengan puncak yang harus diraih dengan teknik rock climbng sehingga tim harus membawa perlengkapan climbing, dan logistik dibawa oleh tim lain. Gambaran trek yang jelas juga memudahkan kita menyusun strategi kondisi darurat, misal evakuasi dan SAR.

Untuk merencanakan perjalanan tanpa informasi awal yang memadai, tools ini juga cukup berguna. Dengan rencana jalur, titik camp, dan lain sebagainya, kita bisa menyimpan data tersebut ke dalam perangkat GPS untuk digunakan di lapangan nanti. Kita juga perlu memasukkan titik-titik kontrol seperti puncakan gunung lain atau titik ekstrim lainnya. Dan bisa juga digunakan sebaliknya, yaitu untuk mengevaluasi perjalanan, dengan cara men-download data dari perangkat GPS untuk dianalisa di software Globalmapper.

Perlu diperhatikan, tool berupa peta digital ini hanya sebagai alat untuk merencanakan dan menganalisa rencana yang kita buat. Dasar navigasi darat dan latihan yang cukup mutlak diperlukan untuk berkegiatan seperti ini. Tools ini juga bisa dipergunakan berbarengan dengan software lain seperti GoogleEarth, Mapinfo, Garmin Mapsource, dan lain-lain. Pembahasan ini masih bisa dikembangkan lebih jauh lagi untuk mempermudah perencanaan dan analisa, yang berarti perjalanan kita akan lebih aman dan nyaman. []

Oleh Astaka Sarwiyanto

Previous articleMenjaga Alat Navigasi
Next articleSistem Proyeksi Peta

Comments

  1. mas, laptopnya bisa dibawa sekalian naik g? bisa g mas di generate konturnya dr peta digital disamain dengan kontur peta (misal buatan bakosurtanal)biar kita tahu kira-kira seperti apa medannya. <br /> <br />thx.

  2. @ Mase, <br />Bisa mas, dari Globalmapper bisa kita generate konturnya, intervalnya juga bisa diatur sekehendak Mase. <br /> <br />Kalo mau bawa laptopnya juga boleh.. Globalmapper ver 10 juga sdh mendukung koneksi langsung dengan itu perangkat GPS kuning2 kayak punya sampean.

  3. pake aja laptop yang bisa nyala sampe' 24 jam …. sekalian juga bawa solarcell yang bisa buat nge-charge battery-nya laptop …..:)

  4. wah mantap juga Ka, hayolah dibikin lebih jauh lagi masalah penerapan teknologi yang memungkinkan untuk dunia petualangan macam ini.

  5. ka,apa di global mapper ver.10 yg dimaksud ini ada info utk sungai,perkiraan batas vegetasi dll ? <br />klo info tsb blm ada, maka globalmapper ini hanya efektif utk studymap kontur saja (kyk LOS survey,hehehehehe….)CMIIW

  6. Ngga ada mas, <br />Ini kan salah satu tool saja. Bisa dibantu dengan peta atau foto satelit kalo perlu. Peta bisa ditampilkan secara overlay di atas data SRTM.

  7. cocok, BAKOSURTANAL memang oye 😉 <br />tp klo untuk analisa track/laporan perjalanan baik perjalanan sebelum & sesudah, memang tools global mapper ini msh bisa (upload/download data tracking dr GPS).

  8. aplikasi di lapangan sepertinya harus pakai porter khusus untuk bawa baterei kering, laptop dan tetek bengeknya. kalo cuma studi map sebelum perjalanan masih ok. <br />Dari uji coba yang pernah dilakukan untuk membandingkan kontur peta bako 1:25.000 dengan hasil generate kontur peta digital SRTM, terdapat perbedaan walaupun tidak begitu signifikan. <br />tapi intine……BEDA. 😉

  9. Ya harapannya tools semacam ini untuk melengkapi data dan analisisnya. Kalo untuk dibanding-bandingkan barangkali berbeda to mase. Tapi intine sama-sama dapet gambaran medannya to mase? SRTM sendiri juga kadang ngga akurat. lha wong link saya ada yang ga LOS di lapangan, padahal di SRTM dia LOS lho. <br />Sori kalo OOT jadi lintas bidang ilmu.. intine, mari kita oprek bareng.

  10. Ada yang sudah punya register-nya Global Mapper ? banyak fungsi gak jalan kalau belom register. Maunya sih yang resmi.. tapi kalo nyoba-nyoba ya mungkin boleh kali ya :>

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Menarik

Riau Kehilangan Tiga Juta Hektar Tutupan Hutan Alam

{nl}        {nl}Selama dua dekade terakhir Provinsi Riau telah kehilangan tutupan hutan{nl}alam seluas 3 juta hektar lebih, dengan laju per tahun seluas 160.000{nl}hektar kata Koordinator...

Buanglah Sampah pada Tempatnya

Ketika menghabiskan makanan, biasanya setiap individu akan menghasilkan sampah. Baik itu sampah organik, maupun anorganik. Seharusnya sampah yang dihasilkan oleh individu tersebut menjadi tanggung...

In the Heart of Sumatra

Segelas kopi manis di Jambi,bagian tanah air Indonesia yang sedemikian luas.Konon dari Sabang sampai Merauke,ingat-ingat di buku rangkuman pengetahuan umum ketika SD dulu.Konon ekonomi...