Siapa Bilang Harimau Jawa Punah?

Related Articles

Foto Harimau Jawa yang Diambil pada Tahun 1938
Foto Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) yang Diambil pada Tahun 1938 di Taman Nasional Ujung Kulon. (Andries Hoogerwerf)

Sepertinya ada siklus tujuh tahunan tentang kehebohan harimau jawa di TNMB. Tahun 1990 Pusat Informasi Pecinta Alam (PIPA) Besuki menyatakan menemukan jejak kaki harimau jawa. Tahun 1997 tim ekspedisi PL-Kapai ’97 mengklaim menemukan bekas aktivitas harimau jawa meliputi feses, cakaran di pohon, jejak tapak kaki dan rambut (seperti yang terpajang di web ini).

Apakah periode defekasi harimau jawa selama tujuh tahun? Tentu tidak. Defekasi harimau di habitat insitunya dapat terjadi empat kali dalam satu minggu, bergantung pada pemangsaan dan besarnya mangsa. Tetapi mengapa setelah tujuh tahun baru ditemukan kembali feses harimau jawa? Tentu karena tidak ada periset yang memantau keberadaan harimau jawa di TNMB secara kontinyu, walau Jagawana sekalipun.

Sepertinya ada siklus tujuh tahunan tentang kehebohan harimau jawa di TNMB. Tahun 1990 Pusat Informasi Pecinta Alam (PIPA) Besuki menyatakan menemukan jejak kaki harimau jawa. Tahun 1997 tim ekspedisi PL-Kapai ’97 mengklaim menemukan bekas aktivitas harimau jawa meliputi feses, cakaran di pohon, jejak tapak kaki dan rambut (seperti yang terpajang di web ini). Walaupun sampel temuan rambut baru teridentifikasi sebagai milik harimau jawa setelah dianalisis pada tahun 2001 (Kompas, 29/09/2003). Agustus 2004 penduduk tepi kawasan TNMB menemukan feses harimau jawa.

Sebenarnya pada tahun 1993 seorang jagawana TNMB pernah melihat langsung harimau loreng melintas di depan mobil yang ditumpanginya bersama turis asing sewaktu menuju pantai Sukamade (pengakuan langsung kepada penulis tahun 2002). Selain itu pasca ekspedisi PL-Kapai ‘97 pernah ditemukan feses harimau jawa oleh jagawana TNMB di Sukamade pada bulan Mei 1998. Feses tersebut berdiameter 7 cm, dengan pajang 25 cm, terdiri dari dua bolus, mengandung rambut kijang dan babi hutan. Berdasarkan ukuran feses diperkirakan tubuh harimau jawa pelaku defekasi memiliki panjang tubuh sekitar 300 cm dengan berat badan berkisar 200 kg.

Berbagai temuan hasil ekspedisi PL-Kapai ‘97 diyakini milik harimau jawa setelah dilakukan penyaringan data secara ketat. Acuan pembanding bekas aktivitas berasal dari macan tutul dan harimau sumatera koleksi Kebun Binatang Surabaya (exsitu) serta dari TN Way Kambas Lampung (insitu). Setelah tahap penyaringan data dilalui justru diperoleh pengetahuan tentang kriteria ukuran baku bekas aktivitas harimau jawa ?tertuang dalam buku Berkawan Harimau Bersama Alam (terbit 2001).

Pembuktian keberadaan harimau jawa tidak hanya sebatas opini, sebab Desember 1998 diprakarsai Mitra Meru Betiri (MMB) cabang Jogjakarta ? Matalabiogama Fakultas Biologi UGM menyelenggarakan Seminar Nasional Harimau Jawa di UC UGM yang dihadiri oleh 150 akademisi dan praktisi hidupan liar. Seminar nasional itu terselenggara berkat dukungan Indonesian Wildlife Fund dan Sumatran Tiger Project ?(sekarang Sumatran Tiger Consevation Programe?). Pada seminar nasional tersebut dihasilkan 11 poin rekomendasi dan pengakuan eksistensi harimau jawa di berbagai hutan tersisa di Jawa, sehingga perlu dilakukan ekspedisi-ekspedisi susulan dengan melibatkan masyarakat.

Jika di Jogjakarta tahun 1998 dilakukan seminar nasional harimau jawa, pada tahun yang sama di Gunung Betiri seorang pemanen buah kemiri mengaku mengikuti harimau loreng betina dengan seekor anaknya selama tiga jam. Bahkan bulan September 2004 yang lalu, pemanen madu sempat menjumpai jejak macan selebar piring makan. Perjumpaan dengan harimau jawa juga terinformasikan oleh penduduk sekitar hutan lindung di Jawa Tengah.

Keyakinan bahwa eksistensi harimau jawa tidak hanya di ‘habitat terakhirnya’ TN. Meru Betiri digaungkan oleh Tim Pembela dan Pencari Fakta Harimau Jawa (TPPFHJ) Kappala Indonesia ke seluruh Jawa. Sehingga bersama BKSDA Jatim II tahun 1999 dilakukan ekspedisi harimau jawa di luar kawasan Meru Betiri meliputi Gunung Ijen sampai Gunung Raung. Usaha pengumpulan data bekas aktivitas harimau jawa juga merambah kawasan Gunung Slamet Jawa Tengah tahun 1999 dan 2000. Hasilnya diketahui bahwa di Gunung Raung maupun di Gunung Slamet berlandaskan temuan rambut yang dianalisis menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) masih ada harimau jawa.

Untuk pemfokusan kajian terhadap karnivor jawa, maka sejak 2002 TPPFHJ menyapihkan diri dari Kappala Indonesia menjadi PKJ. Gerakan penyelamatan harimau jawa kemudian dikembangkan ke dunia maya dengan alamat portal: www.javantiger.or.id. Sehingga dunia dapat mendengar bahwa harimau jawa di Pulau Jawa masih eksis dan masih menjadi bahan kajian serius. Terbukti dengan hasil skripsi 4 orang mahasiswa yang berhasil mencapai derajat sarjana (1 dari F.Biologi UGM mengangkat tema rambut; 2 dari Jurusan Biologi F.MIPA Unpad mengangkat tema rambut; dan 1 dari F.Geografi UGM mengangkat tema kelayakan TNMB sebagai habitat harimau jawa).

Perjuangan pembuktian keberadaan harimau jawa yang dilakukan oleh generasi muda Indonesia secara sungguh-sungguh selama bertahun-tahun sampai menguras kocek pribadi, tidak pernah mendapat respon positif dari bangsa ini. Bahkan banyak perilaku yang cenderung menisbikan usaha-usaha tersebut, salah satu contoh tercermin di harian Kompas (29/11/2004) yang mengusung berita tentang punahnya harimau jawa. Termuat di halaman 10 bertajuk: Populasi Harimau Terancam, pada alenia ketiga dituliskan: “Kini tiga dari delapan sub-spesies harimau sudah punah, yaitu harimau bali (1940-an), harimau kaspia (1970-an), dan harimau jawa (1980-an)”. Apakah sumber pengetahuan tentang keberadaan harimau jawa yang dihasilkan oleh anaknegri ini tidak bernilai ilmiah. Ataukah harus ‘bule’ dulu baru bisa diakui ke-ilmuannya oleh bangsa ini? Apakah feses temuan penduduk tepi hutan TNMB yang tersusun dari rambut babi hutan berdiameter 5 cm, panjang 22 cm, mengandung kuku kaki babi hutan pada pertengahan Agustus 2004 bukan milik harimau jawa? Padahal kandungan kuku kaki prey pada feses jelas menunjukkan bekas aktivitas macan loreng, karena macan tutul tidak berperilaku seperti itu.

Menindak lanjuti terhadap temuan feses tersebut Kappala Jember, Balai TNMB, STCP dan PKJ serta PPS Jogja pada akhir Oktober 2004 yang baru lalu bergabung melakukan survey manual selama tujuh hari. Data terbaru yang ditemukan berupa cakaran harimau jawa dengan luka goresan tertinggi 226 cm dari permukaan tanah dan jarak antar goresan kuku 4 cm (dapat disaksikan pada video flip di web ini). Temuan itu penulis simpulkan sebagai bekas aktivitas harimau jawa.

Semoga kasus publikasi temuan homo floresiensis alias manusia kerdil dari Liang Bua tidak akan pernah menimpa Panthera tigris sondaica yang endemik jawa. Dimana usaha pembuktian keberadaan ‘satwa punah’ yang telah dirintis anaknegri selama bertahun-tahun terhapus begitu saja oleh sebuah foto harimau jawa terbaru hasil jepretan peneliti dari ‘luar negeri’ yang selalu didukung dana dan peralatan canggih. Harapan itu akan terwujud jika pers turut peduli terhadap publikasi ilmiah temuan terbaru anaknegri Indonesia sendiri.

Berdasarkan argumen temuan data di atas, akhirnya kepada siapapun yang menyatakan harimau jawa punah, penulis ajukan pernyataan: buktikan bahwa harimau jawa sudah punah! []

Didik Raharyono
Kulonprogo, Januari 2005.

Sumber Warta Unair

Comments

  1. Paling tidak hanya foto yang bisa jadi alat bukti sahih kalao harimau jawa masih ada, lebih afdol lagi bentuk video. Jejak kaki dan feses masih sulit diterima orang kebanyakan, apalagi informasi masyarakat, karena umumnya semua jenis macan mereka sebut harimau

  2. Bbrp hari yg lalu..tetangga sy bertemu dgn harimau jawa..dan pengalaman serupa sngt bnyak di alami warga sktar daerah saya..yg punya alat memadahi serta tekat untuk melestarikan harimau jawa..silahkan datang ke desa kami..ada beberapa titik yg d sinyalir jd sarang harimau ada di kec.ponjong(bedoyo)kec.semanu(mojo,semuluh lor,njragum,dll),kec paliyan,kec,playen..trims

  3. Lik Pare, kalau itu benar apa yg sampean beritakan…

    silahkan menghubungi Eddy Guano yg mengelola Group FB Wildlife GunungKidul….

    sebab akhir Desember 2012 kemarin saya sedang pasang Kamera trap di Nglanggeren bersama Karang Taruna dan Eddy Guano… setelah sebulan pemasangan; nanti Lik Eddy Guano yg akan membantu pengoperasionalan Kamera trap tersebut…

    biar cepat terfoto.

    Trimakasih Rekan-rekan Astacala Bandung…

    Salam
    didik-pkj

  4. sial..!!! 4 hari setelah wedding day digarut,gw langsung melanjutkan ekspedisi harja alias lodaya kedaerah danau ciharus (kamojang) dan sekitar wilayah gunung guntur(garut )…saya ditemani dg mertua dan bbrp org pemandu yg biasa mencari jamur kuping diwilayah tsb..pada sekitar jam 4 sore kami dikejutkan dengan suara auman yang tidak terlalu jauh dr tmpt kami ngaso..saya sangat yakin kalo itu suara harja krn sama 100% dngn suara harimau sumatra yg beberapa kali berhasil saya dokumentasikan di pedalaman hutan RIAU..tp krn kondisi hutan yg cukup lebat dan kurangnya sinar matahari untuk kebutuhan gambar dikamera serta para pemandu yg ketakutan akhrnya saya memutuskan untuk menghentikan pencarian dan kembali ke base camp dikamojang…yup..!! tinggal selangkah lg saya mewakili kita semua untuk memberi bukti dg sesuatu yg ril dan bs dipertanggung jawabkan akan keberadaan si lodaya yg legendaris itu..salam kenal buat temen2 pecinta harimau jawa..

    • Masa di daerah gunung guntur kawah Kamojang danau ciharus masih ada harja .
      Kalau macan tutul saya percaya masih ada .
      Mungkin itu maung Lodaya gaib bang

  5. Saya sangat tertarik dengan harimau jawa, Saya yakin harimau jawa masih ada. Baik terbukti secara visual maupun tidak. Lebih baik membiarkan mereka di alamnya. Dan melestarikan hutan habitat mereka. Tak perlu menangkap atau mengurung mereka di kebun binatang untuk membuktikan kita masih memiliki mereka.

  6. th 1995 saya percaya harimau jawa masih ada karena saya melihat sendiri tapaknya yang besar dan kotorannya ada kuku babi hutan, dan hingga sekarang saya sering mendengar perjumpaan orang dihutan dengan macan tutul paling banyak dan macan gembong (loreng)yg mukanya berambut tebal jarang sekali dijumpai. kalau hutan dibiarkan setiap hari dijarah bukan tak mungkin dengan sendirinya harimau punah karena mati kelaparan. harus ada keseriusan jk terbukti harimau jawa ada harus ditempatkan ditempat kushus dengan penjagaag ketat

  7. pernah mau cari celeng di daerah ds. kledung, kec. bandar, kab. pacitan jawa timur, eee tanya-tanya ke warga katanya masih ada itu yang namanya macan cecep, ndak tahu apa ini spesies macan jawa, katanya bentuknya seperti macan tapi kecil, lebih besar dari kucing, ekornya panjang.

  8. Awal tahun 2012 lalu ada kabar 3 harimau jawa turun dari gunung lawu dan mengamuk di kampung penduduk cemoro sewu dan membunuh ternak2 yg ditinggalkan begitu saja…karna ada salah seorang penduduk yg mencuri anak harimau tsb dan di jual kpd pemesan harimau tsb…cb cek berita di google

  9. Salam lestari….saya salut dgn perjuangan anak negeri yg berusaha membuktikan harja itu blum punah…semoga harja bner2 blum punah dan bs sgera d temukan bukti2 scepatnya….

  10. kemarin saya ketemu feses warna ungu ada bintik2 merah dan masih basah waktu buka jalur baru gunung kawi-butak via peternakan sapi perah,desa ngajum,juga sempat d gerami macan pas nyari tmpt BAB pas daerah vegetasi bambu,gak tau macan jenis apa karena saya lgsg lanjut nanjak takutnya mngganggu macan trsebut

  11. di hutan gunung muria warga pinggiran hutan sering melihat macan gembong (harimau jawa) berkeliaran turun gunung waktu kemarau, pengalaman saya pribadi waktu melakukan pendakian malam sempat berpapasan dengan Hewan tsb , saya yakin itu harimau jawa, dengan sorot mata yg lebar dan ukuran kepala hingga tubuhnya besar, sekilas lewat 20 meter didepan saya ketika melalui jalur setapak hutan muria menuju puncak,

  12. Saya punya temen yg krjaannya jd pemburu liar. Lalu hasil2 buruannya seperti beruang madu, buaya, macan kumbang, macan tutul dan harimau dijual bebas..
    Waktu saya tanya brp harga ank harimaunya, dia bilang 14 juta. Selanjutnya saya tanya nangkepnya dmana, jawabnya di sekitar gunung slamet, tp sblumnya mereka terpaksa harus membunuh induknya..

  13. wah itu yg harus Zywa cecar dimana tempatnya, dukuh desa kec kab, lihat bukti dan foto apakah itu harimau jawa atau tutul sbagai bukti bahwa kalau itu harja berarti masih ada dan kita kalah dengan pemburu dalam melestarikan, tapi omong2 sampai dower kalau kenyataan dilapangan hutan lindung tiap hari digunduli ya jangan harap harja akan lestari, siapa peduli hutan jawa ini…

  14. yang pengen membuktikan harimau jaea ada tidak datang, monggo sowan dateng desa ploso, wonosari, utawi mampit dateng hutan sawit…kulo tenggo teng mriko nggih..
    .salam lestari…

  15. yang pengen membuktikan harimau jawa ada tidak datang, monggo sowan dateng desa ploso, wonosari, utawi mampit dateng hutan sawit…kulo tenggo teng mriko nggih..
    .salam lestari…

    • Daerah pundi masniku?
      semoga masih lestari. Sekarang bukti visual udh ada mas terbukti harja masih ada wlu beberapa. Sering liat hasil kamera trap d youtube ada chanel khusus penelitian harja
      Salam lestari?

  16. Permisi saya punya Temen di akun Facebook saya yg menjual berbagai jenis hewan liar waktu itu dia sempet Mawarni saya macan jenis macan dahan dia menjual 200juta bersurat2 lengkap.saya sebagai anak muda Indonesia pencinta satwa liar merasa prihatin.kalo macan dahan itu terancam punah apa yg harus kita lakuin kalo jd pemuda Indonesia.

  17. Harimau jawa memang jarang sekali kita temui tapi bukan berarti sudah punah, didaerah hutan purwodadi pernah ada seorang petugas jaga wana yang menjumpai jelek kaki harimau jawa jejak kaki sering terlihat ketika hujan setelah musim kemarau.bahkan ada cerita seorang pencari rumput yang pernah menemukan anak harimau jawa, karena dia takut akhirnya dilepaskan.

  18. Harimau jawa memang jarang sekali kita temui tapi bukan berarti sudah punah, didaerah hutan purwodadi pernah ada seorang petugas jaga wana yang menjumpai jelek kaki harimau jawa jejak kaki sering terlihat ketika hujan setelah musim kemarau.bahkan ada cerita seorang pencari rumput yang pernah menemukan anak harimau jawa, karena dia takut akhirnya dilepaskan.menurut kakek nenek kami jika dihutan masih ada burung merak
    maka disitu pasti harimau masih ada.

  19. Harimau jawa masih banyak,hanya terselubung
    Benar sekali bahwa gunung slamet lah ada harimau jawa bahkan ada merawat. Mungkin para sesepuh juga tau 🙂

  20. Harimau jawa masih banyak,hanya terselubung
    Benar sekali bahwa gunung slamet lah ada harimau jawa bahkan ada merawat. Mungkin para sesepuh juga tau siapa org tsb 🙂

  21. Tahun 1993 saat saya turun seorang diri dari puncak gunung cermai dalam keadaan hujan gerimis,harimau melintas sambil mengaum 3x sekitar 50m dibelakang saya…jantung saya mau copot rasanya,saya sempat berhenti melihat kebelakang…stelah itu saya berlari turun gunung secekencang2nya..dijalan terjalpun saya jadikan ransel sebagai alas merosot turun krn tanah yg licin…pisau komando ditangan kanan saya pakai untuk mengerem dgn ditancapkan ketanah & tangan kiri saya pakai penggapai cabang tanaman yg dpt saya raih utk bs berhenti…rasanya nyawa betul2 diujung tanduk saat itu…Alhamdulillah setelah cukup jauh turun tdk terdengar auman harimau td..walaupun saya tetap turun gunung sambil berlari…sampai dibawah saya perhatikan tangan saya sdh luka2 kena ranting,terseret tanah & batu…tapi hal itu bukan apa2 dibanding harus sabung nyawa sama sang harimau kan…hehehe…Jd kesimpulannya Harimau Jawa masih ada walau jumlahnya hanya sedikit…

  22. Harimau adalah hewan soliter dan teritorial, masing2 membutuhkan lebih dari sekitar 500ha, kalo dijawa tengah sperti gunung slamet yang hanya berdiameter kurang dari 20km yg dikelilingi pedesaan saya rasa akan sangat mudah dijumpai seseorang, atau banyak orang yang bilang macan tutul aja udah digede2in liat harimau, dipulau jawa hutan rimba dengan diameter 20km keatas hanya ada 4, yaitu merubetiri, ujung kulon, alaspurwo dan gunung raung sampai ijen, disana hutan rimba masih sangat luas,,, tapi saya mengusulkan bagi para pemuda peneliti di merubetiri atau gunung raung aja yg di teliti, soalnya dulu sekitar tahun 92an tetangga saya yg profesinya pemburu melihat macan yg makan durian di merubetiri saat dia sedang perjalanan menlihat jebakannya ditengah hutan.,,, sya yakin harimau saja yg doyan durian sementara kucing lain tidak doyan..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Menarik

Tambora (Bagian 4: Atap Sumbawa)

"Tit... Tit... Tit..." alarm saya berbunyi. Saya membuka mata. Walaupun masih mengantuk, saya bangun. Memaksa diri keluar dari kehangatan kantong tidur di dalam tenda. Bersiap...

Kampung Bena, Sebuah Peradaban Tertua yang Masih Tersisa di Flores

Pulau Flores masih menyimpan aneka ragam kebudayaan Indonesia. Salah satu keragaman budaya itu saya temukan di Kampung Bena, sebuah desa adat tertua di Flores yang masih memegang teguh kekayaan budaya Flores.

Kalahnya Udara Dingin dalam Kehangatan Warga Kampung Londok

Halo, aku ingin bercerita mengenai perjalananku menjadi tim desa di Kampung Londok, Desa Sugihmukti. Sebuah kampung terakhir yang merupakan perbatasan antara pemukiman warga dengan...